Sesampainya di bandara kota S. Juna segera berlari dan meminta Roy supaya menjalankan mobil dengan cepat. "Buruan Roy!" pinta Juna.
"Iya bos."
"Bos nggak telepon Donny atau Bi Ani, tanya nyonya di rumah nggak?" tanya Roy.
"Nggak usah. Aku yakin dia nggak akan kemana-mana." meskipun yakin, Juna tetap saja merasa gelisah.
Sekitar setengah jam, mereka sampai di rumah. Juna segera berlari masuk ke rumah dan langsung berlari ke kamar. Untung saja pintu kamar nggak di kunci. Dia melihat Shella sedang berbaring tengkurap sembari bersenandung. Karena telinganya dipakaikan headset. Jadi Shella tidak mendengar Juna membuka pintu kamar.
Juna segera berbaring di samping Shella. "Ah capeknya.." gumam Juna.
Tentu saja kedatangan Juna tersebut membuat Shella terkejut. Bukankah Juna masih kembali besok pagi. Kenapa tiba-tiba dia pulang.
Tiba-tiba Juna mengecup pipi Shella. "Kenapa bengong? Nggak kangen sama aku?" tanya Juna.
Shella melepas headset-nya. "Nggak kangen sama aku?" tanya Juna lagi.
"Nggak. Ngapain kangen sama orang yang suka main cewek di luar." jawab Shella yang membuat Juna sedih.
"Aku nggak seperti itu. Aku cuma cinta sama kamu. Aku nggak akan lakuin itu." ucap Juna. Dia menangkup wajah Juna dengan kedua tangannya.
"Iya karena udah ketahuan." Shella masih belum percaya dengan suaminya. Dia kemudian bangkit dari tempat tidur.
Akan tetapi, Juna menarik tangannya sampai Shella terjatuh diatasnya. Juna mempererat pelukannya. Sementara Shella terus meronta. Namun sia-sia. Juna tidak mau melepaskannya.
"Lepasin mas! Aku mau ke kamar mandi." pinta Shella.
"Nggak akan aku lepasin. Kamu tahu nggak, aku kepikiran kamu terus. Rasanya kangen terus." lirih Juna.
Kini, Shella tidak lagi meronta. Dia mendengar detak jantung Juna dengan jarak dekat. Jantung Juna berdegup cukup kencang. "Aku akui, jika aku telah jatuh cinta sama kamu." imbuh Juna.
Namun, Shella tetap saja hanya diam. "Shell, aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan kamu. Kita akan menua bersama dengan anak-anak kita. Itu impianku." imbuh Juna.
"Ya nggak lah, kalau kamu tua, aku masih saja muda. Kan umur kita terpaut cukup jauh." tutur Shella.
"Cuma delapan tahun. Tapi nggak masalah, ketika aku udah tua. Istriku masih cantik." Juna mengecup pipi Shella.
Ia bahkan tidak merubah posisinya. Tetap membiarkan Shella berbaring diatasnya. "Wanita tadi siapa?" tanya Shella. Dia masih saja kepikiran mengenai wanita yang muncul di panggilan videonya tadi.
"Dia pemandu karoke." jawab Juna dengan jujur.
"Kamu pergi ke tempat seperti itu?" Shella mengangkat kepalanya. Dia menatap Juna dengan tajam.
"Kenapa? Apa aku kurang memuaskan mas?" tanya Shella dengan sedih.
"Bukan itu. Jangan punya pikiran yang seperti itu! Aku bahagia sama kamu." kata Juna sembari menyibakkan rambut Shella.
"Tadi itu aku di ajak klien aku. Aku nggak main cewek, sumpah deh. Cuma minum dikit." jawab Juna. Ia menjelaskan kepada istrinya dengan penuh kelembutan.
"Kamu bisa tanya Roy." imbuh Juna. Dia ingin istrinya percaya.
"Terus kenapa pulang? Emangnya kerjaan kamu udah selesai?" Juna menggelengkan kepalanya.
"Aku nggak akan bisa fokus kerja, karena kamu marah tadi. Aku takut. Aku takut kamu marah dan ninggalin aku." ucap Juna sembari memeluk Shella dengan sangat erat.
Juna pernah terluka karena seorang wanita. Dia berharap tidak akan pernah merasakan sakitnya ditinggal oleh orang yang dia cintai lagi.
"Maafin aku karena ganggu pekerjaan kamu." lirih Shella merasa bersalah.
"Nggak masalah. Kamu prioritas buat aku." ucap Juna.
Juna merasa sangat bahagia karena istrinya tidak lagi marah. Dia benar-benar takut saat Shella marah dan tidak mau mengangkat teleponnya.
"Oh ya mas. Aku punya sesuatu untuk kamu." Shella segera bangkit dari tubuh Juna.
"Tapi nanti aja. Kamu mandi aja dulu!" lanjut Shella membuat Juna penasaran.
Namun, dia nurut apa kata istrinya. Juna segera mandi, kemudian makan malam bersama. Dia masih penasaran dengan apa yang ingin Shella berikan.
Selesai makan, dia segera pamit ke kamar sembari menarik tangan Shella. Tentu saja perbuatannya itu membuat semua orang rumah tersenyum. Mereka mengira Juna sudah sangat rindu dengan istrinya.
Juna mengunci kamarnya. "Mana? Katanya kamu mau kasih aku." tanyanya penasaran.
"Nggak sabaran." Shella tersenyum melihat kelakuan suaminya.
Shella segera membuka laci di meja samping tempat tidurnya. Dia mengambil sebuah benda yang tidak asing bagi Juna. Shella kemudian memberikannya ke Juna.
Mata Juna berkaca tatkala melihat benda tersebut adalah sebuah tes kehamilan. Dan tes tersebut menunjukan garis dua yang artinya Shella sedang hamil.
"Kamu.. Kamu.. Kamu hamil?" tanya Juna masih tak percaya.
Shella tersenyum sembari menganggukan kepalanya. "Iya mas. Aku hamil." kata Shella yang membuat Juna sangat bahagia. Dia segera memeluk istrinya dengan sangat erat.
"Terima kasih sayank. Terima kasih. Aku akan jadi papa. Aku jadi papa?" Juna sangat bahagia. Dia berkali-kali memeluk Shella, kemudian mengelus perut Shella dengan lembut.
"Kamu udah periksa ke dokter?" Shella menggelengkan kepalanya.
"Belum."
"Besok periksa, aku anter!" ucap Juna merasa sangat bahagia.
Karena saking bahagianya. Juna berlari mengelilingi rumah besarnya. Ia memberitahu semua orang di rumah itu jika istrinya hamil. "Kak, aku mau jadi papa.." katanya kepada Andhika.
Tentu saja Andhika turut merasa bahagia untuk adiknya. "Selamat ya Jun." kata Andhika.
"Om mau jadi papa?" Tasya masih belum mengerti apa yang Juna maksud.
"Iya.. Tante Shella hamil. Kamu mau punya adik." kata Juna kepada Tasya.
"Hore.. Aku mau punya adik. Aku suka adik." Tasya melompat kegirangan.
Juna berlari ke dapur. Dia memberitahu pembantu di rumahnya jika dia akan menjadi papa. Tentu saja kabar itu membuat bahagia semua pelayan di rumahnya. Terutama Bi Ani dan Donny.
"Ah, selamat tuan Juna. Tuan mau jadi papa." kata Bi Ani.
Wajah Juna benar-benar terlihat sangat bahagia dan bersemangat. Juna berlari lagi sambil bersorak sorai. Persis seperti anak kecil yang merasa bahagia.
Sementara Shella menatap suaminya sembari tersenyum kecil. Shella tak menyangka jika dia akan melihat sisi kekanakan suaminya. Suaminya yang dingin dan penuh wibawa. Kini bertingkah seperti anak kecil yang mendapat sebuah permen.
"Shella, aku cinta sama kamu." ucap Juna kembali memeluk Shella.
"Papa juga sangat mencintai kamu." Juna mencium perut Shella.
Malam ini, tidur Juna sangat nyenyak. Bahkan sesekali dia tersenyum ketika tidur.
** Selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakan.. Minal aidzin walfaidzin..**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
🖤잘리나💎
upp
2023-04-22
0