Episode 14

Shella dan Juna datang ke rumah pamannya lagi. Tapi kali ini Juna tidak lagi memakai kursi roda. Dia berjalan dengan gagah sembari menggandeng istrinya. Kehadirannya membuat Dea merasa senang. Tapi dia cemberut saat melihat Shella disebelah Juna. "Malam paman, tante." Juna menyapa Baron dan Dewi.

"Malam pak Arjuna." jawab Baron merasa senang karena Juna mau menyapanya duluan.

"Ada acara ya paman? Kok paman dan tante undang kami makan malam?" tanya Juna.

"Tantenya Shella yang punya ide. Katanya sebagai ucapan maaf atas insiden malam itu. Oh, Shella nggak kenapa-napa kan?" jawab Baron sekaligus bertanya mengenai kondisi Shella.

"Untung nggak. Kalau sampai istriku kenapa-napa, aku pasti sudah tuntut kalian, dan ambil rumah ini." jawab Juna sembari tertawa kecil. Dia hanya bermaksud bercanda. Tapi, entah kenapa Baron merasa takut dengan perkataan Juna yang seperti tidak bercanda baginya.

"Ah, pak Arjuna bisa aja. Saya minta maaf atas insiden malam itu." kata Baron ikut tertawa meskipun sebenarnya dia ketakutan. Orang-orang bilang jika Juna adalah seseorang yang sangat misterius. Tidak ada yang bisa menebak bagaimana sifat aslinya.

"Kamu kan sudah menikah dengan keluarga kami, akankah lebih baik jika kita panggil nama saja ke kamu, biar akrab." sahut Dewi.

"Ma, apaan sih?" Baron tidak setuju dengan permintaan istrinya. Ia mengganggap jika itu tidaklah sopan.

"Maaf pak Arjuna." Baron meminta maaf.

Sementara Juna hanya tersenyum kecil. "Nggak masalah. Kalian boleh manggil aku apa aja kok. Asal jangan sayank, itu hanya boleh dipanggil oleh Shella." Juna sedikit mengajak bergurau. Namun, itu membuat Shella membulatkan matanya. Baru pertama dia mendengar suaminya ngegombal.

Baron yang awalnya kaget, kemudian tertawa mendengar perkataan Juna. "Pak Arjuna bisa aja. Ternyata pak Arjuna tidak semisterius yang orang bilang. Pak Arjuna bisa bercanda juga." ucap Baron masih tertawa kecil.

"Tergantung lawan bicaranya." kata Juna.

"Baiklah, mari kita makan!" kata Dewi.

"Shell, tolong ambilkan gelas kristal di gudang ya! Sekalian ambil anggur merah! Makasih." perintah Dewi.

Shella hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab. Dia segera bangkit dan pergi ke gudang anggur untuk pelengkap perjamuan mereka.

"Mari-mari!" seru Dewi lagi.

Kemudian dia meminta anaknya untuk melayani Juna selagi Shella pergi untuk mengambil gelas dan minuman. "De, tolong layani pak Juna. Ambilkan nasi dan lauk!" kata Dewi yang tak tahu malu.

Dengan malu-malu Dea menuruti permintaan mamanya. Dia mengambilkan makanan untuk Juna. Padahal Juna sudah menolak. Tapi Dea tak peduli. "Silahkan pak Arjuna." katanya dengan lembut.

"Terima kasih nona. Anda berbakat sekali." kata Juna. Entah itu pujian atau sindiran.

"Dea ini memang anak yang lemah lembut, dia tuh selain cantik juga pinter loh Jun, semua lelaki yang menikahinya pasti beruntung." kata Dewi. Dia bahkan memanggil Juna hanya dengan nama saja.

"Ma, pak Arjuna." kata Baron memperingati istrinya agar bersikap sopan.

"Nggak apa paman. Aku kan suami Shella, jadi kita sudah jadi keluarga kan?" ucap Juna sembari tersenyum kecil.

"Oh ya Jun, kamu butuh sekretaris nggak? Dea ini lulusan terbaik loh. Dia bisa jadi sekretaris yang baik, bisa layani kamu juga." ucap Dewi semakin menjadi.

"Ma!" lirih Baron.

Sementara Juna hanya tersenyum kecil. Dia akhirnya paham maksud Dewi mengundang mereka untuk makan malam bersama. Namun, Juna hanya berpikir jika itu demi memberi pekerjaan ke Dea.

"Menurut kamu, Dea cantik nggak, Jun?"

"Ma!" Baron semakin kesal dengan apa yang istrinya lakukan.

"Em.. Cantik. Pasti banyak lelaki yang suka sama dia?" Juna bertanya dengan santai.

"Banyak sekali. Tapi Dea menolak mereka semua. Katanya mereka bukan tipe dia." Dewi merasa akrab hanya karena Juna terus menjawab pertanyaanya dan terlihat santai.

"Emang tipe kamu yang seperti apa?" tanya Juna dengan lembut.

Dewi menyenggol lengan Dea. Dia mengisyaratkan supaya Dea menjawab pertanyaan Juna. "E... E.. Yang kayak kamu." jawab Dea dengan gugup.

"Oh, tapi sayang sekali, aku udah punya istri." kata Juna kembali hanya tersenyum kecil.

Juna bukan orang yang bodoh. Dulu, waktu dia melamar, Dea salah satu yang menolak. Tapi sekarang dia bilang tipe idamannya seperti Juna. Tentu saja itu membuat Juna menjadi geli saat mendengarnya.

"Jun, di kantor kamu ada lowongan nggak?" Dea mulai berani menunjukan sikapnya. Dia menyentuh tangan Juna ketika bertanya.

Pada saat itu, Shella telah kembali mengambil gelas dan minuman. Ia melihat Dea menyentuh tangan suaminya. "Ada apa ya? Kok kamu pegang tangan suami aku?" tanya Shella tanpa basa basi.

Dengan cepat Dea menjauhkan tangannya. "Nggak kok Shell, cuma tanya ada lowongan pekerjaan nggak di kantor, Juna." jawab Dea.

Shella memicingkan matanya. Dia tak salah dengar kan. Dia mendengar Dea memanggil nama Juna hanya menggunakan nama. "Kamu manggil Juna pakai nama? Sejak kapan kalian akrab?" tanyanya.

"Oh, baru aja. Ternyata suami kamu enak juga yang diajak ngobrol." jawab Dea dengan santai.

Seketika Shella menatap Juna. Dia hanya tersenyum sembari mengangguk pelan. "Hmm, selain itu dia juga ganteng dan kaya. Wanita mana yang suka sama dia? Sayangnya dia hanya suka sama istrinya. Iya kan mas?" Shella menatap Juna.

"Iya." Juna menarik Shella agar segera duduk. Kemudian dia menyuapi Shella di depan Baron dan anak istrinya.

Semua mata terbelalak. Terutama Dewi dan ketiga anaknya. Dengan matanya sendiri dia melihat betapa romantisnya Juna memperlakukan Shella.

"Ehem.." Dea berdehem dengan cukup keras.

"Oh ya Shell, gimana kabar Lucky? Lama banget ya dia nggak main kesini?" tanya Dea. Dia sengaja bertanya mengenai mantan pacar Shella di depan Juna.

"Lucky siapa?" tanya Juna.

Dea pun tersenyum, dia tahu seorang lelaki pasti akan cemburu dengan mantan pacar istrinya. "Mantan pacar Shella. Eh tapi udah putus belum ya?" belum Shella menjawab, Dea lebih dulu menjawab.

Wajah Juna seketika meradang. Dia menatap Shella dengan tajam. Namun, Shella menanggapi itu dengan santai. Ia tahu jika itu adalah trik Dea untuk membuat Juna marah. "Mantan pacar. Semua orang pasti punya mantan pacar kan?" kata Shella dengan santai.

"Oh kalian udah putus?" sahut Ana mulai menjadi kompor.

"Masa kamu lupa, dia kan selingkuh dengan teman kamu." Shella masih sangat santai menanggapi semua itu.

Seketika Ana terdiam.

"Aku tidak akan pernah maafin seseorang yang selingkuh." ucap Shella sembari menatap Juna.

"Jadi jangan pernah coba-coba untuk selingkuh mas! Atau kamu akan kehilangan aku." imbuh Shella.

Seketika Juna menatap Shella. Mata bertemu mata dengan Shella. Dia tahu jika mereka sedang akting mesra. Tapi, entah kenapa Juna beneran merasa ketakutan dengan perkataan Shella tersebut. "Nggak akan. Aku nggak akan pernah selingkuh. Percaya sama aku!" jawab Juna sembari menyentuh pipi Shella dengan sangat lembut. Dia menatap istrinya dengan penuh kelembutan membuat siapapun yang melihatnya menjadi iri.

Diam-diam tangan Dea mengepal melihat keromantisan tersebut. Rencana untuk membuat Juna dan Shella berantem, gagal total. "Si*l.." lirihnya seorang diri.

Terpopuler

Comments

🖤잘리나💎

🖤잘리나💎

upp lagi thor semangat

2023-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!