Juna meeting dengan beberapa perusahaan yang cukup terkenal di kota tersebut. Meeting itu berjalan dengan lancar. Namun, ada juga yang gagal karena beberapa hal yang tidak ia setujui mengenai syarat peminjaman modal dan beberapa hal lainnya.
"Senang bekerja sama dengan anda." kata salah satu perwakilan dari perusahaan yang telah sepakat menjalin kerja sama dengan Juna.
"Sama-sama."
"Oh iya pak Arjuna. Anda dari kota S kan?"
"Iya."
"Kebetulan saya juga kelahiran kota S. Gimana perkembangan kota S sekarang?" tanya klien Juna tersebut.
"Oh, anda dari kota S? Ya, kota S masih seperti dulu. Tapi sekarang jauh lebih maju. Anda disini?"
"Saya calon menantu pak Jaka."
"Oh, ya. Kapan-kapan main ke kota S!" kata Juna.
"Iya pak. Kangen juga main kesana. Karena banyak kenangan juga disana."
"Saya punya mantan pacar disana." bisik lelaki itu kemudian terbahak.
Juna memicingkan matanya. Dia sama sekali tidak tertarik dengan masalah pribadi orang lain. Apalagi orang itu baru saja ia kenal. Namun, tiba-tiba Juna teringat suatu hal. "Nama anda pak Lucky?" tanya Juna. Dia teringat akan nama mantan pacar Shella.
"Benar pak Arjuna. Salam kenal." jawab Lucky dengan senang.
Juna kembali terdiam. Apakah ini hanya kebetulan. Ah, tidak mungkin itu mantan pacar istrinya. Nama Lucky di kota S sangatlah banyak. Itu pasti bukan dia.
Juna terus meyakinkan hatinya.
"Pak Arjuna mau langsung kembali ke kota S?" tanya Lucky.
"Belum. Saya masih harus hadiri undangan salah satu klien saya malam ini." jawab Juna.
"Kalau gitu, gimana kalau kita pergi minum dulu? Ya, kan kita sama-sama dari kota S, supaya mempererat silahturahmi." ajak Lucky.
Karena ingin menghargai ajakan klien-nya. Juna pun mau diajak oleh Lucky untuk minum bersama. Lucky membawa Juna dan Roy ke sebuah bar yang buka di sore hari. Ia mengajak Juna minum dan karaoke.
"Pilih salah satu dari mereka untuk menemani anda!" ucap Lucky.
Juna menatap beberapa wanita yang berdiri menyambutnya. Wanita itu berpakaian seksi dan memperlihatkan dadanya. "Silahkan pilih!" kata Lucky lagi.
"Maaf pak Lucky. Saya tidak tertarik dengan barang seperti ini. Kalau pak Lucky ajak saya untuk hal ini, maaf, saya nggak bisa. Lebih baik saya kembali ke hotel." kata Juna menolak.
Dia selalu kepikiran dengan istrinya. Tidak pernah sama sekali ia kepikiran untuk bermain wanita di luaran. Juna tipe lelaki setia.
"Oh, maaf pak Arjuna. Kalau gitu kita minum saja!" Lucky meminta para wanita itu untuk segera pergi. Dia tidak mau membuat Juna marah.
"Sekali lagi saya minta maaf pak Arjuna, saya hanya ingin bisa berteman dengan pak Arjuna saja." kata Lucky lagi.
"Nggak masalah. Saya hanya ingin menjaga kesetiaan saya untuk istri saya." kata Juna.
"Oh, pak Arjuna sudah punya istri?" Lucky terkejut.
"Ya." jawab Juna singkat.
Mereka kemudian ngobrol banyak mengenai kota S sembari minum. Lucky tidak lagi mau menyodorkan perempuan-perempuan itu ke Juna. Dia tidak ingin hubungan bisnis mereka rusak karena hal tersebut.
Tiba-tiba ponsel Juna berdering. Juna melihat siapa yang memanggilnya. Ia pun tersenyum senang. "Saya angkat telepon bentar!" Juna segera mencari tempat.
"Ya. Kenapa?" tanyanya dengan lembut.
Ternyata, yang menelepon adalah istrinya.
"Nggak apa-apa, cuma kangen aja." jawab Shella dari balik telepon.
Juna tersenyum kecil. "Aku juga kangen." jawabnya.
Shella kemudian mengubah telepon itu menjadi mode video. "Hallo om.." dari seberang telepon Tasya menyapa Juna.
"Hallo Tasya.. Tasya kangen sama om?"
"Iya. Tante juga kangen sama om." kata anak kecil itu.
Juna menatap Shella yang tersenyum malu di sebelah Tasya. Tak lama, Tasya di panggil Bi Ani, karena dicari papanya. Kini, hanya Shella dan Juna yang sedang melakukan panggilan video.
"Kamu dimana, mas?" Shella melihat beberapa wanita yang lewat di belakang Juna. Mereka berpakaian seksi.
"Aku.. Aku.."
"Aduh, maaf pak Arjuna. Kenapa pak Arjuna di luar? Mau saya temeni?" seorang wanita tak sengaja menabrak Juna yang sedang melakukan panggilan video dengan istrinya.
Wanita itu ternyata salah satu dari wanita yang Lucky tawarkan tadi. Jadi dia tahu nama Juna karena Lucky menyebut nama Juna tadi.
"Kamu dimana mas?" Shella bertanya dengan marah.
Mendengar nada suara istrinya yang naik. Juna segera mendorong wanita itu. "Jangan sentuh aku!" ucapnya.
"Shell, aku..aku.."
"Aku apa mas? Kamu dimana? Siapa wanita tadi mas? Apa itu yang kamu lakukan kalau jauh dari istri kamu?" tanya Shella marah.
"Enggak. Dengerin aku dulu. Aku cuma temenin klien aku minum. Nggak yang macem-macem." kata Juna menjelaskan.
Namun, Shella sudah duluan kesal. Dia segera mematikan teleponnya tanpa mau mendengar penjelasan Juna lebih lanjut. "Hallo, Shella! Shell! Sayank!"
"Akh,, si*l.." Juna menjadi kesal karena Shella beneran marah. Ia bahkan menelepon balik, tapi Shella tidak mau mengangkatnya.
Juna segera kembali ke ruangan dimana Lucky dan Roy berada. "Pesen tiket pulang sekarang!" ucapnya sembari memakai jas-nya.
Tentu saja Roy membulatkan matanya. Dia tidak tahu apa yang terjadi. "Tapi kenapa mendadak bos? Bukankah bos harus menghadiri undangan pesta malam ini?" tanya Roy.
"Batalin! Nanti aku akan cari waktu untuk minta maaf. Sekarang kita pulang ke kota S sekarang!" ucap Juna ingin segera pulang dan menemui istrinya yang sedang marah.
Roy terkejut. Tapi dia tidak berani membantah perkataan bos-nya. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Yang jelas, dia melihat wajah Juna yang kebingungan.
"Hallo, nyonya ada? Kasih telepon ke dia!" perintah Juna. Dia bahkam harus menelepon Donny karena Shella tidak mau menerima teleponnya.
"Biarin aja. Aku nggak mau ngomong sama dia." terdengar suara Shella dari seberang telepon.
"Tapi nyonya, nanti tuan Juna marah ke saya." Donny takut kena marah majikannya.
"Bilang aja kalau istrinya udah mati." Shella berseru dengan sengaja supaya Juna mendengarnya.
"Don, nyalain pengeras suaranya!" perintah Juna.
"Shell, aku nggak lakuin apa-apa disini. Kamu bisa tanya Roy. Kamu percaya dong sama aku. Aku cuma cinta sama kamu." Juna mengungkapkan perasaannya di depan Roy dan di dengar langsung oleh Donny.
"Aku tahu kamu paling nggak suka diselingkuhi. Aku juga sama. Aku nggak ingin kehilangan kamu. Makanya aku berusaha keras untuk menjaga hati aku. Aku nggak macam-macam disini. Aku kerja sayank. Percaya ya sayank!" imbuh Juna dengan suara yang masih begitu lembut.
Namun, Shella hanya diam. Dia hanya mendengar perkataan Juna. Tapi tidak mau bicara dengan Juna.
Akan tetapi, tiba-tiba telepon itu terputus. Juna juga harus segera naik ke pesawat. Dia akan segera pulang.
Barulah Roy tahu apa yang membuat Juna gelisah dan meminta pulang lebih cepat. Ternyata istrinya sedang ngambek. Roy tersenyum kecil. Dulu, Juna menolak pernikahan itu. Tapi sekarang, dia telah jatuh cinta kepada istri kecilnya itu. Dan sangat kelihatan jika dia takut kehilangan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Patrick Khan
.ulet bulu mulai datang
2023-04-20
1
🖤잘리나💎
lanjutt lagi thor
2023-04-20
1