Tatapanku dan Zayyan bertemu untuk beberapa detik. Dia sepertinya bingung kenapa ada aku di sini, dan aku juga bingung kenapa Zayyan ada di sini. Terlebih lagi mengapa ia menggunakan seragam SMA Centauri?
DUG!!
Sebuah bola basket mengenai kepala Zayyan, membuatnya sedikit terhuyung. Sontak aku terkesiap. Bola itu bukan tidak sengaja mengenai kepala Zayyan, tapi sengaja dilemparkan oleh seseorang. Zayyan yang kesakitan menoleh ke arah bola itu datang, sambil mengusap-usap kepalanya.
Aku melihat sosok lain yang ku kenal. Ghiffa. Ya. Orang yang melemparkan bola pada Zayyan adalah Ghiffa. Walaupun aku berdiri agak jauh dari sana, namun aku bisa mendengar percakapan mereka.
"Minggir. Gue mau pakai lapangannya." Ucap Ghiffa angkuh, ia berjalan menghampiri Zayyan bersama dua orang temannya yang berdiri di kanan dan kirinya.
Para siswa yang tidak sengaja ada di sekitaran lapangan basket itu sontak berdecak dan mulai berkomentar.
"Si Ghiffa bikin ulah lagi. Dia bisa kali ngomong baik-baik. Malah sengaja ngenain bola ke kepala orang." Ucap seorang siswi.
"Dia mah bebas mau ngapain juga. Kan ganteng terus orang tuanya donatur terbesar buat sekolah." Timpal siswi lainnya.
Komentar-komentar serupa terus aku dengar dari beberapa siswa yang tidak sengaja melihat kelakuan Ghiffa.
"Si Zayyan kasihan banget gak sih, dibully mulu sama si Ghiffa. Mana dia anak jalur beasiswa, udah gak bisa ngapa-ngapain 'kan dia kalau digencet gitu." Ucap seorang siswa lain.
Apa?! Jadi Zayyan benar-benar siswa disini? Jadi Zayyan berbohong padaku? Dan apa ini, Zayyan sering ditindas oleh Ghiffa?
Kini aku melihat sendiri seperti apa Ghiffa di sekolah. Benar-benar pembuat onar. Itu 'kan lapangan milik sekolah, kenapa dia harus mengatur siapa yang bisa bermain di lapangan tersebut?
Terlebih mengapa ada kebetulan seperti ini. Ternyata Ghiffa dan Zayyan saling mengenal. Dan sekali lagi aku bertanya-tanya mengapa ada Zayyan disini? Mengapa Zayyan memakai seragam SMA? Aku jadi ingat ucapan Belva tempo hari yang mengatakan agar aku jangan terlalu percaya padanya.
Aku benar-benar merasa kecewa pada Zayyan. Aku benar-benar sudah dibohongi olehnya.
Perhatian orang-orang tertuju pada Ghiffa dan Zayyan yang kini saling berhadapan. Ghiffa yang lebih tinggi dari Zayyan menatap Zayyan dengan sangat angkuh. Sedangkan Zayyan telihat diam, seperti agak kesal namun sedikit takut. Melihat mereka berhadapan seperti itu aku menjadi sangat resah.
"Sorry. Gue bakal cabut sekarang." Zayyan segera membubarkan diri, begitu juga teman-temannya.
"Dia 'kan bisa pakai lapangan indoor. Bisa gak sih, dia berhenti nyebelin." Terdengar gerutuan dari salah satu teman Zayyan.
"Apa lo bilang?!" Geram Ghiffa. Ucapan itu ternyata didengar olehnya.
"S-sorry, Ghif." Wajah anak itu memucat, tak menyangka ucapannya terdengar oleh Ghiffa.
"Nyali lo gede juga." Ghiffa mendekat pada anak itu. "Sekolah ini kalau bukan karena gue, gak akan bisa semegah ini! Setelah apa yang gue lakuin, lo malah ngatain gue. Lo harusnya berterimakasih sama gue!"
"Udah, Ghif. Dia udah minta maaf. Lepasin aja, daripada lo ke BK lagi." Ujar temannya yang berdiri di sebelah kanan Ghiffa.
Ghiffa menggelengkan kepalanya. "Orang gak tahu diri kayak dia, gak bisa cuma dikasih peringatan. Harus dihajar biar ngerti. Jadi warga kelas bawah aja berani komentarin gue."
"Ghif, udah. Temen gue udah minta maaf, 'kan?!" Zayyan mencoba membela. Ia sangat jengah pada sikap Ghiffa. Namun...
BUG!!
Sebuah bogem mentah Ghiffa layangkan pada pipi kiri Zayyan. Saking kerasnya pukulan itu, Zayyan kini tersungkur di lantai lapangan basket. Sontak aku berteriak. Begitu juga beberapa orang disana.
"Ya elah ini anak dibilangin." Ucap teman Ghiffa yang berdiri di sebelah kiri.
Ghiffa pun mendatangi Zayyan. Ghiffa mengapit tubuh Zayyan diantara kakinya. Satu tangannya mencengkram kerah Zayyan dan satu tangan lainnya mengepal dan mengambil ancang-ancang, bersiap mendaratkan pukulan lainnya di pipi Zayyan.
"Berhenti!!" Teriakku. Sungguh aku sudah tidak bisa diam saja. Pertama, melihat pacarku dipukuli seperti ini bagaimana bisa aku hanya terdiam. Kedua, Aku adalah karyawan di sekolah ini. Meskipun bukan Guru aku harus melerai mereka.
Seketika Ghiffa dan Zayyan menoleh ke arahku. Mata Ghiffa membulat sempurna. Dia terlihat sangat terkejut melihatku disini. Ghiffa menghentikan aksinya dan beranjak dari atas tubuh Zayyan yang terlentang di lantai.
Aku menghampiri Zayyan. "Kamu gak apa-apa 'kan?"
"Ayana?" Gumam Ghiffa, terdengar masih ragu melihatku disini.
"Ayo, ikut aku ke UKS ya." Aku pun membantu Zayyan untuk berdiri.
"Lo ngapain ada disini?!" Tanya Ghiffa.
Aku menatap marah pada majikanku itu ingin rasanya aku melontarkan kata-kata makian padanya tapi aku telan begitu saja, aku harus menjaga sikapku. "Permisi." Kemudian aku mulai memapah Zayyan pergi dari lapangan itu. Sontak langkahku berhenti saat tanganku dicengkram sangat kuat oleh Ghiffa.
"Ay!" Tatapan Ghiffa tertuju pada name tag yang tergantung di leherku. "Lo kerja disini?"
Aku segera melepaskan cengkraman tangan Ghiffa. Aku terlalu marah untuk menjawabnya. Bisa-bisanya dia memukul pacarku di depan mataku!
Aku terus memapah Zayyan. Namun tiba-tiba tanganku kembali dicengkram oleh Ghiffa, segera aku menangkisnya.
Aku berlari menuju Zayyan. Kurangkul tangan Zayyan, dan berkata pada Ghiffa. "Ini Zayyan. Pacar saya. Tolong, sudah cukup dengan apa yang Tuan lakukan pada saya. Jangan lakukan juga pada Zayyan!"
"Ayana! Dia bukan cowok lo!" Teriak Ghiffa sangat murka.
"Sudah Tuan, Saya mohon sekali ini saja. Biarkan saya pergi." Pungkasku. Aku memutuskan untuk tidak mendebatnya.
Aku ajak Zayyan pergi menuju UKS. Tidak menggubris Ghiffa yang terus memanggil namaku.
Sampai di UKS seorang dokter mengobati luka Zayyan sedangkan aku menunggunya di luar. Beberapa saat kemudian Zayyan keluar dari UKS dengan pipi yang sudah diobati.
"Nih, kamu minum dulu." Ucapku menyodorkan sebotol air putih padanya. Ia pun membuka tutupnya dan meminumnya.
"Makasih ya, Ayana." ucapnya.
"Sama-sama." Ucapku, "Ga, kenapa kamu di sini? Kenapa kamu pakai seragam SMA Centauri?"
"Maaf ya. Aku udah bohong sama kamu." Ucap Zayyan penuh sesal.
"Jadi kamu gak seumur sama aku? Kamu beneran masih SMA?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Erni Fitriana
seru nih...zayyan-ghifa bertemu dengan ayana
2024-06-04
0
meE😊😊
si zayyan nyari pnyakit nii
2023-08-08
2
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Zayyan cari mati....🙈🙈🙈
2023-08-06
1