Bab 9: Seperti Kencan

"Kesukaan saya, Tuan?" Tanyaku bingung.

"Ah udahlah, lupain." Ucap Ghiffa seraya merogoh saku celananya, "Nih, gue tunggu di depan." Ghiffa menyerahkan sebuah kartu kreditnya padaku, sedangkan ia berjalan keluar supermarket.

"Aneh banget sih itu anak?" Gumamku.

Aku pun segera mengantri di kasir dan membayar semua belanjaan dengan kartu milik Ghiffa.

Setelah itu kami berjalan menuju mobil Ghiffa dan memasukkan semua belanjaan ke bagasi.

"Ayo masuk lagi. Gue mau beli sesuatu." Ucapnya seraya berjalan kembali memasuki Mall.

Aku mengekor di belakangnya. Tiba-tiba saja ia berhenti dan membalikkan badannya. Sontak aku yang sedang berjalan di belakangnya sambil melihat ke sekeliling, menabrak tubuhnya sekilas sebelum aku sedikit terpental ke belakang. Aku merasakan hidungku menabrak dadanya.

"Maaf Tuan." Ujarku karena sudah tidak sengaja menabraknya.

"Gue mau beli sesuatu buat cewek gue. Biasanya cewek suka dikasih apa?" Tanyanya tiba-tiba.

Wah, ini benar-benar mengejutkan. Ternyata majikanku ini sudah punya pacar?

"Tuan mau ngasih sesuatunya dalam rangka apa?"

"Gue baru jadian sama dia hari ini." Ucapnya sedikit tersipu.

Untuk pertama kalinya aku melihat wajah yang biasanya jutek nan mengesalkan itu tiba-tiba saja merona merah. Sedetik kemudian aku jadi penasaran. Siapa perempuan yang bisa menaklukkan seorang Ghiffa yang menyebalkan tapi tampan rupawan bak idol Kpop ini?

Yang mengejutkan juga, tanggal jadian Ghiffa sama dengan tanggal aku berpacaran dengan Zayyan. "Wah kok bisa samaan ya, Tuan. Saya juga baru jadian hari ini."

"Penting lo ngasih tau gue?" Ucapnya tidak tertarik.

Sialan. Aku mengumpat dalam hati. Benar juga sih, kenapa juga aku harus memberitahukannya tentang hal ini.

"Cepetan kasih gue ide. Biasanya cewek sukanya dikasih apa? " Tanya Ghiffa tidak sabar.

Aku berpikir sejenak, "pacarnya Tuan sukanya apa? Warna kesukaan atau mungkin hal yang dia sukain?"

Aku membutuhkan sedikit referensi agar tidak salah memberikan saran.

"Gue cuma tahu dia suka Kpop. Terus dia suka warna tosca. " Ucapnya memberikan detail.

Kebetulan sekali, aku pun menyukai warna tosca dan juga Kpop.

"Kalau gitu karena Tuan baru jadian sebaiknya kasih hal-hal yang tidak terlalu mahal. Mungkin bisa kasih barang2 couple gitu, Tuan. Kayak case HP, kaos, atau gantungan ponsel yang samaan. Pokoknya couple item gitu, Tuan."

"Couple item? " Ghiffa terlihat berpikir.

"Iya Tuan. Kalau pacar tuan suka Kpop kayaknya dia bakal suka hal-hal yang lucu-lucu dan couple-an gitu."

Hal yang aku rekomendasikan pada Ghiffapun hal-hal yang sering aku impikan selama ini jika aku punya pacar.

"Ya udah kita liat-liat dulu aja." Ghiffa sepertinya belum bisa memutuskan.

Iapun memasuki sebuah toko pakaian yang dari luar saja sudah terlihat mahal. Ia mulai memilih-milih sweater, kaos, dan lain-lain.

Aku sendiri hanya melihat-lihat saja. Perhatianku tertuju pada sebuah kaos berwarna tosca dengan sedikit sablon yang simple dan manis di bagian dada sebelah kiri. Aku meraih tag harga dan seketika aku tercengang melihat harga dari kaos itu. Sungguh tidak masuk akal. Sepotong kaos saja harganya nyaris satu juta rupiah!

Akupun meletakkan kaos itu dengan hati-hati, tidak ingin tiba-tiba saja ada cacat dan aku harus membelinya.

"Lo mau ini?" Tiba-tiba saja Ghiffa ada di sebelahku. Ia meraih kaos yang aku lihat tadi.

"Nggak, Tuan!" Ucapku segera.

"Kenapa? Udah gue beliin." Ghiffa berjalan menuju kasir.

Reflek aku memegang lengan Ghiffa, "tidak usah, Tuan. Ini kaosnya mahal sekali."

Ghiffa meraih tag harga pada kaos itu, "Ini murah kali. Udah lo tunggu di luar."

"Tapi tuan... " Aku merasa tidak enak, tapi di satu sisi aku senang dibelikan kaos semahal dan sebagus itu.

Beberapa saat Ghiffa keluar dari toko itu dan menghampiriku yang menunggunya di depan toko. Ia memberikan paper bag berlogo toko itu padaku, "nih."

"Tuan harusnya tidak usah kasih saya seperti ini." Ucapku tidak enak tapi jujur aku senang sekali hingga aku tidak sadar tersenyum padanya.

Namun tiba-tiba Ghiffa berkata, "Kenapa? Kalau lo ngerasa gak enak nanti gue potong dari gaji lo."

"Hah? Tapi tuan..." Aku kehabisan kata-kata.

Kok jadi gajiku yang dipotong? 'kan dia yang mau memberikanku kaos ini?! Padahal rencananya aku akan mentraktir keluargaku makan jika nanti aku gajian.

"Loh ini kemana, Tuan? Kita gak akan pulang?" Tanyaku saat Ghiffa malah menaiki eskalator untuk ke lantai atas.

"Gue pengen nonton." Ucapnya.

Kenapa dia tidak langsung pulang saja sih?

Beberapa saat kemudian aku duduk di dalam bioskop memakan popcorn porsi besar yang tidak aku pesan. Di sisi sebelah kiriku ada satu cup besar cola, yang juga tidak aku pesan. Aku melirik tajam pada tuan mudaku yang duduk di sebelah kananku. Dia berkata akan memotong biaya nontonku ini dan juga kaos tadi dari gajiku nanti.

Tanpa sadar aku menghela nafas. Sekitar satu juga dari gajiku akan menghilang karena hal tidak berguna ini.

"Kenapa lo?" Tanya Ghiffa tanpa rasa bersalah.

"Saya 'kan udah bilang Tuan, Tuan nonton sendiri aja. Saya tunggu di luar. Saya gak apa-apa kok nunggu sampai filmnya selesai." Gerutuku.

"Lo bukannya berterimakasih. Daripada lo nungguin gue sambil cengo di luar." Ucapnya tanpa rasa bersalah

Berterimakasih untuk apa coba kalau semua biayaku menonton ini juga akan dipotong dari gaji pertamaku. Lebih baik aku cengo daripada dipotong gaji lagi.

"Liat tuh cewek-cewek pada liatin lo. Mereka pasti iri lo bisa nonton sama cowok seganteng gue." Bisiknya sambil tangannya meraih popcorn yang sedang aku pegang.

Tanpa sadar aku mengerutkan dahi dan kehilangan kata-kata mendengar ucapan pongah itu. Tapi akupun sempat mendengar kata-kata itu tadi dari tiga orang cewek yang duduk tepat di bangku bawah sebelah kananku. Mereka mengatakan, "Eh liat coba, ganteng banget pacarnya!" Ucap salah satu dari mereka sambil melihat ke arah Ghiffa.

Pacar? Yang benar saja!

"Udah tenang aja. Gaji lo jadi ART gue gede 'kan. Paling kepotong berapa buat lo nemenin gue hari ini." Ucap Ghiffa setelah menangkap ekspresi jengkelku.

"Tuan, buat Tuan emang sedikit. Tapi buat saya uang itu bisa saya pake buat saya kirim ke kampung."

"Semenjak lo di Jakarta, lo udah pernah nonton?" Tanya Ghiffa.

"Belum pernah, Tuan." Cicitku. Boro-boro untuk nonton, untuk makan sehari-hari saja aku harus hemat. Gajiku tidak akan cukup jika mengikuti gaya hidup orang-orang di sini.

"Lo gak kasihan sama diri lo sendiri? Tiap hari kerja. Kali-kali lo harus juga sesekali having fun. Self reward."

Aku sama sekali tidak pernah berpikir seperti itu. Selama ini hal yang aku lakukan untuk 'having fun' hanya menonton drama atau streaming MV seharian. Tidak pernah aku memanjakan diriku dengan hal-hal seperti ini.

Tidak menyangka kata-kata Tuan Muda sombong ini bisa merubah pandanganku. Baiklah karena sudah terlanjur juga, aku akan menikmati filmnya. Daripada gajiku dipotong dan aku juga tidak dapat apa-apa.

"Tuan, kenapa Tuan gak mengajak pacar Tuan untuk menemani tuan menonton?" Aku mengalihkan pembicaraan. Aku memang penasaran juga.

"Dia lagi gak bisa nemenin gue." Ucapnya singkat.

Aku tidak membalas lagi karena kemudian filmpun dimulai. Aku sendiri merasa aneh, baru saja aku jadian dengan Zayyan tapi sekarang malah menemani Ghiffa seperti ini.

Tunggu, kenapa hal yang aku lakukan dengan Ghiffa hari ini seperti kencan?

***

Beberapa hari setelah hari 'seperti kencan'.

Aku baru saja sampai di apartemen pada sore hari. Aku merebahkan tubuhku sejenak menghilangkan lelah sebelum aku mulai membersihkan rumah dan memasak untuk makan malam. Pagi hari aku sudah mencuci baju dan menyapu, sekarang tinggal mengepel lantai.

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Nyonya Natasha menelponku. Aku segera mengangkatnya. Majikanku itu pasti ingin aku melaporkan pertemuanku ke sekolah Ghiffa tempo hari.

"Selamat Sore, Nyonya." Sapaku saat aku mengangkat telepon.

"Sore juga, Ayana. Kamu udah di apartemen? Bisa ke rumah saya gak?"

Segera setelah aku mendapatkan alamat rumah utama, aku bergegas untuk menemui Nyonya Natasha. Beberapa saat kemudian aku tiba di sebuah rumah mewah tiga lantai. Aku tidak bisa berhenti tercengang, saking takjubnya aku pada rumah bergaya modern minimalis milik majikanku.

Beberapa saat kemudian aku dipersilahkan masuk untuk menemui Nyonya Natasha yang sedang merangkai bunga di gazebo belakang rumah mewah itu.

"Gimana pertemuannya?" Tanya Natasha to the point.

Akupun melaporkan semuanya pada Nyonya Natasha, sedetail mungkin, tanpa ada yang aku tutupi.

"Saya malu sekali pada guru-gurunya Ghiffa. Sampai kapan dia akan berbuat onar seperti itu?" Keluhnya. Aku hanya tersenyum tipis merasa simpati.

"Ya sudah makasih ya, Ayana. Oh iya saya hampir lupa, kamu udah cek persediaan makanan? Biasanya hari ini waktunya berbelanja. Nanti saya transfer ke nomor rekening kamu, tolong kamu belikan semua kebutuhan yang sudah habis ya."

"Sudah, Nyonya. Beberapa hari yang lalu saya dan juga Tuan Ghiffa baru saja berbelanja. Tuan Ghiffa sendiri yang antar saya berbelanja di supermarket." Jawabku.

"Ghiffa belanja ke supermarket?! Yang bener kamu?" Nyonya Natasha terlihat sangat terkejut.

"Iya, Nyonya. Katanya karena ini pertama kali saya bekerja makanya Tuan Ghiffa mengantar saya. Selanjutnya saya diminta untuk berbelanja sendiri jika kebutuhannya sudah habis." Terangku.

"Ghiffa itu gak pernah mau kalau saya mintain dia buat nemenin saya belanja. Waktu ART sebelum kamu juga gak pernah dia anterin seperti itu. Aneh banget kok dia mau repot-repot anterin kamu?"

Terpopuler

Comments

Natha

Natha

sudah punya pacar?
netizens mendadak kecewa 🤣🤣🤣

2024-08-31

2

Erni Fitriana

Erni Fitriana

jangan...jangannnnnnnn🤔🤔🤔🤔

2024-06-04

0

meE😊😊

meE😊😊

ya krn ayana spesial🤭🤭

2023-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menjadi ART
2 Bab 2: Hyuga
3 Bab 3: Alghiffari Airlangga
4 Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5 Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6 Bab 6: Anak Badung
7 Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8 Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9 Bab 9: Seperti Kencan
10 Bab 10: Alghazali Airlangga
11 Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12 Bab 12: Kejadian di Danau
13 Bab 13: Menghindar
14 Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15 Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16 Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17 Bab 17: SMA Centauri
18 Bab 18: Pembuat Onar
19 Bab 19: Kecurigaan
20 Bab 20: Terlanjur Sayang
21 Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22 Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23 Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24 Bab 24: Menyadari Perasaan
25 Bab 25: Terungkap
26 Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27 Bab 27: Patah Hati
28 Bab 28: Hari yang Berat
29 Bab 29: Tempat Bersandar
30 Bab 30: Awal yang Baru
31 Bab 31: Menelaah Hati
32 Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33 Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34 Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35 Bab 35: Cerita yang Familiar
36 Bab 36: Lari dari Kenyataan
37 Bab 37: Menolak
38 Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39 Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40 Bab 40: Dilema
41 Bab 41: I am so Into You
42 Bab 42: Membuat Kesepakatan
43 Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44 Bab 44: Syarat Tambahan
45 Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46 Bab 46: Hubungan yang Buruk
47 Bab 47: Tindakan Nekat
48 Bab 48: Hanya Aku
49 Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50 Bab 50: Si Tuan Manja
51 Bab 51: Rendah Diri
52 Bab 52: Sikap Ghaza
53 Bab 53: Merasa Bersalah
54 Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55 Bab 55: Bumerang
56 Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57 Bab 57: Badai Belum Usai
58 Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59 Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60 Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61 Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62 Bab 62: Wajah Baru
63 Bab 63: Jaga Hati
64 Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65 Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66 Bab 66: Kesempatan Bagus
67 Bab 67: Kembali Tahu Diri
68 Bab 68: Menemani Ghaza
69 Bab 69: Menculik Ayana
70 Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71 Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72 Bab 72: Mempertahankan
73 Bab 73: Gadis Berhati Murni
74 Bab 74: Kampung Halaman
75 Bab 75: However You Are
76 Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77 Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78 Bab 78: Yakin Seratus Persen
79 Bab 79: Kejadian tak Terduga
80 Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81 Bab 81: Istriku
82 Bab 82: Bapak
83 Bab 83: Pertama Kali
84 Bab 84: Aa Ghiffa
85 Bab 85: Pulang Nanti
86 Bab 86: Kiriman Makanan
87 Bab 87: Sudah Bersuami
88 Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89 Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90 Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91 Bab 91: Natasha dan Lucas
92 Bab 92: Di Hotel
93 Bab 93: Morning Sweet Talk
94 Bab 94: Pencarian Ayana
95 Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96 Bab 96: Tidak apa-apa
97 Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98 Bab 98: Menangis Bersama Belva
99 Bab 99: Menimpa Jejak
100 Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101 Bab 101: Persiapan Pembalasan
102 Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103 Bab 103: Pusat Perhatian
104 Bab 104: Kakak Terbaik
105 Bab 105: Restu
106 Bab 106: Belum Selesai
107 Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108 Bab 108: Pergi dari Rumah
109 Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110 Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111 Bab 111: Waspada pada Ghaza
112 Bab 112: Memori Buruk
113 Bab 113: Selalu Seperti Ini
114 Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115 Bab 115: Nasehat Lucas
116 Bab 116: Pesona Ayana
117 Bab 117: Trauma
118 Bab 118: Sembuh
119 Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120 Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121 Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122 Bab 122: Sebelum Acara
123 Bab 123: Jamuan Pernikahan
124 Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125 Bab 125: Positive Vibes
126 Bab 126: Honeymoon
127 Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128 Bab 128: Tidak Berdaya
129 Bab 129: Demi sang Putra
130 Bab 130: Prinsip dan Ego
131 Bab 131: Hati Seorang Ayah
132 Bab 132: Mati Rasa
133 Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134 Bab 134: Bangun
135 Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136 Bab 136: Melandai
137 Bab 137: Ikhlas
138 Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139 Bab 139: Merajuk
140 Bab 140: Ghiffa Curang
141 Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142 Bab 142: Papa dan Mama
143 Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144 Bab 144: Resepsi
145 Bab 145: Mimpi (end)
146 Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147 Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148 Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149 Ekstra 4: Visual Novel
150 Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151 Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152 Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153 Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154 Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155 Ekstra 10: Marry Me, Dev
156 Ekstra 11: My Big Girl
157 Ekstra 12: Single Mom
158 Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159 Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160 Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161 Ekstra 16: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab 1: Menjadi ART
2
Bab 2: Hyuga
3
Bab 3: Alghiffari Airlangga
4
Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5
Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6
Bab 6: Anak Badung
7
Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8
Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9
Bab 9: Seperti Kencan
10
Bab 10: Alghazali Airlangga
11
Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12
Bab 12: Kejadian di Danau
13
Bab 13: Menghindar
14
Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15
Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16
Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17
Bab 17: SMA Centauri
18
Bab 18: Pembuat Onar
19
Bab 19: Kecurigaan
20
Bab 20: Terlanjur Sayang
21
Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22
Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23
Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24
Bab 24: Menyadari Perasaan
25
Bab 25: Terungkap
26
Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27
Bab 27: Patah Hati
28
Bab 28: Hari yang Berat
29
Bab 29: Tempat Bersandar
30
Bab 30: Awal yang Baru
31
Bab 31: Menelaah Hati
32
Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33
Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34
Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35
Bab 35: Cerita yang Familiar
36
Bab 36: Lari dari Kenyataan
37
Bab 37: Menolak
38
Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39
Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40
Bab 40: Dilema
41
Bab 41: I am so Into You
42
Bab 42: Membuat Kesepakatan
43
Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44
Bab 44: Syarat Tambahan
45
Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46
Bab 46: Hubungan yang Buruk
47
Bab 47: Tindakan Nekat
48
Bab 48: Hanya Aku
49
Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50
Bab 50: Si Tuan Manja
51
Bab 51: Rendah Diri
52
Bab 52: Sikap Ghaza
53
Bab 53: Merasa Bersalah
54
Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55
Bab 55: Bumerang
56
Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57
Bab 57: Badai Belum Usai
58
Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59
Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60
Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61
Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62
Bab 62: Wajah Baru
63
Bab 63: Jaga Hati
64
Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65
Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66
Bab 66: Kesempatan Bagus
67
Bab 67: Kembali Tahu Diri
68
Bab 68: Menemani Ghaza
69
Bab 69: Menculik Ayana
70
Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71
Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72
Bab 72: Mempertahankan
73
Bab 73: Gadis Berhati Murni
74
Bab 74: Kampung Halaman
75
Bab 75: However You Are
76
Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77
Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78
Bab 78: Yakin Seratus Persen
79
Bab 79: Kejadian tak Terduga
80
Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81
Bab 81: Istriku
82
Bab 82: Bapak
83
Bab 83: Pertama Kali
84
Bab 84: Aa Ghiffa
85
Bab 85: Pulang Nanti
86
Bab 86: Kiriman Makanan
87
Bab 87: Sudah Bersuami
88
Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89
Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90
Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91
Bab 91: Natasha dan Lucas
92
Bab 92: Di Hotel
93
Bab 93: Morning Sweet Talk
94
Bab 94: Pencarian Ayana
95
Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96
Bab 96: Tidak apa-apa
97
Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98
Bab 98: Menangis Bersama Belva
99
Bab 99: Menimpa Jejak
100
Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101
Bab 101: Persiapan Pembalasan
102
Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103
Bab 103: Pusat Perhatian
104
Bab 104: Kakak Terbaik
105
Bab 105: Restu
106
Bab 106: Belum Selesai
107
Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108
Bab 108: Pergi dari Rumah
109
Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110
Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111
Bab 111: Waspada pada Ghaza
112
Bab 112: Memori Buruk
113
Bab 113: Selalu Seperti Ini
114
Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115
Bab 115: Nasehat Lucas
116
Bab 116: Pesona Ayana
117
Bab 117: Trauma
118
Bab 118: Sembuh
119
Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120
Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121
Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122
Bab 122: Sebelum Acara
123
Bab 123: Jamuan Pernikahan
124
Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125
Bab 125: Positive Vibes
126
Bab 126: Honeymoon
127
Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128
Bab 128: Tidak Berdaya
129
Bab 129: Demi sang Putra
130
Bab 130: Prinsip dan Ego
131
Bab 131: Hati Seorang Ayah
132
Bab 132: Mati Rasa
133
Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134
Bab 134: Bangun
135
Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136
Bab 136: Melandai
137
Bab 137: Ikhlas
138
Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139
Bab 139: Merajuk
140
Bab 140: Ghiffa Curang
141
Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142
Bab 142: Papa dan Mama
143
Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144
Bab 144: Resepsi
145
Bab 145: Mimpi (end)
146
Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147
Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148
Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149
Ekstra 4: Visual Novel
150
Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151
Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152
Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153
Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154
Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155
Ekstra 10: Marry Me, Dev
156
Ekstra 11: My Big Girl
157
Ekstra 12: Single Mom
158
Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159
Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160
Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161
Ekstra 16: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!