Bab 2: Hyuga

Aku segera membalasnya.

[Ayana] : Bentar ya, Ga.

Dengan segera aku memotong sebuah lemon dan memerasnya dengan alat yang memang sudah tersedia di dapur berdesain elegan itu. Aku berikan sedikit gula dan aku seduh menggunakan sedikit air panas agar gulanya larut. Kemudian aku tuangkan air dingin lengkap dengan beberapa bongkah es batu kecil. Aku letakkan di atas nampan dan menyimpannya di ruang tengah.

Aku melihat sepatu yang tadi dikenakan Alghiffari tergeletak begitu saja di depan sofa. Adikku Asha yang masih SD saja sepertinya sudah jauh lebih mandiri dari majikanku itu, karena Asha selalu meletakkan sepatunya di rak sepatu setelah ia membukanya. Sedangkan cowok ini, umurnya sudah 18 tahun namun masih belum bisa mengurus dirinya sendiri, dumelku dalam hati.

Aku meraih sepatu itu dan aku letakkan di lemari sepatu dekat pintu masuk. Kemudian aku melangkah menuju kamar Alghiffari dan mengetuknya.

"Tuan, lemonadenya sudah tersedia di meja." Ucapku agak berteriak. Terdengar sahutan dari dalam dan akupun segera menuju kamarku, ingin segera membalas pesan dari Hyuga.

[Ayana] : Ga, maaf ya. Aku tadi lagi bikin minum dulu.

Tidak lama Hyuga segera membalasnya.

[Hyuga] : Gapapa, Ay. Kamu lagi apa sekarang?

[Ayana] : Lagi diem aja di kamar, kalau kamu lagi apa?

[Hyuga] : Sama. Aku juga lagi di kamar. Baru pulang banget nih.

[Ayana] : Sore banget, biasanya kamu 'kan agak siang pulang kerjanya hari ini.

Aku memang sudah hafal dengan jadwal Hyuga, sudah hampir 6 bulan aku ber-chat ria dengan teman mayaku ini. Dia bekerja di sebuah coffee shop sebagai seorang pramusaji. Usianya sama denganku tapi dia tidak melanjutkan kuliah, memilih bekerja agar bisa membantu ekonomi keluarganya.

[Hyuga] : Iya, tadi biasa aku main bola dulu.

[Ayana] : Tiada hari tanpa main bola deh kayaknya kamu.

[Hyuga] : Hehe, tahu aja. 'kan kamu sendiri tahu aku mau kayak Kojiro Hyuga, jadi atlet bola profesional. Cuma sekarang lagi nyangkut dulu jadi pelayan di coffee shop.

Teman mayaku ini memang sangat mengidolakan tokoh Kojiro Hyuga, rival Tsubasa Ozora di serial kartun klasik, Captain Tsubasa. Karena sama-sama menyukai serial inilah, aku dan Hyuga menjadi sangat dekat.

[Ayana] : Semoga kesampean deh. wkwkwk

[Hyuga] : Gak ikhlas gitu doainnya ada 'wkwk'nya.

[Ayana] : (emoji senyum sambil menutup mulut dengan tangan)

[Hyuga] : Eh, Ay. Gimana jadinya jawaban kamu? Udah kamu pikirin pertanyaan aku kemarin?

[Ayana] : Aku udah bilang 'kan, aku pengen kita ketemu dulu. Aku gak mau pacaran sama orang yang belum pernah aku temuin, bahkan nama asli dan wajah kamu kayak gimana aja aku gak tahu.

[Hyuga] : Gak bisa gitu kayak gini aja. Chat dan telepon kayak biasa, tapi status kita bukan temenan lagi, tapi jadi pacar.

Begitulah, aku dan Hyuga sudah sedekat itu. Bahkan ia sampai memintaku menjadi pacarnya. Sebenarnya aku tidak ingin bertemu, tidak ingin jika Hyuga akan hilang perasaan padaku saat melihatku. Aku memang kurang percaya diri. Aku tidak terlalu cantik. Aku akui itu.

Maka dari itu aku tidak siap kehilangan sosok yang selalu menemaniku selama 6 bulan ini. Tidak juga untuk melangkah lebih jauh seperti yang diharapkan oleh Hyuga, ke tahap berpacaran. Tidak, sungguh aku tidak siap dengan semua perubahan yang akan terjadi. Aku terlanjur berada di zona nyaman ini.

Hyuga terus menerus meminta kejelasan dari hubungan kami. Namun jika harus berpacaran, aku tidak bisa dengan cara seperti ini. Memiliki hubungan tapi tidak tahu wajahnya seperti apa dan namanya siapa, serta bagaimana kehidupan sebenarnya di dunia nyata. Meskipun aku merasa nyaman dengannya tetap saja aku tidak mau. Berpacaran haruslah di dunia nyata dengan wujud dan perasaan yang nyata pula. Maka dari itu, aku memberanikan diriku untuk mengambil resiko.

[Ayana] : Makanya kita harus ketemu. Kalau kamu masih suka sama aku setelah kita ketemu, aku mau jadi pacar kamu.

Begitulah, aku benar-benar bertaruh. Jika saat bertemu Hyuga tetap menyukaiku, aku akan sangat bersyukur dan tentunya sangat bahagia. Namun jika tidak, aku harus mempersiapkan hatiku kehilangan dia.

[Hyuga] : Kita selama ini udah nyaman banget 'kan ngobrol kayak gini. Kamu udah tahu aku suka kamu, aku juga tahu kamu suka sama aku. Kita gak perlu sampai ketemu. Kita pacaran di dunia maya aja.

Memang, akupun sudah menyatakan perasaanku pada Hyuga. Katakanlah aku ini aneh, tapi perasaan ini memang benar aku rasakan pada laki-laki yang entah seperti apa rupanya itu. Tapi perhatian, selera humor, kesamaan kami dalam menyukai anime klasik, dia yang tidak mempermasalahkan aku yang seorang Kpopers, dan juga perasaan nyaman saat kami mengobrol, benar-benar membuat perasaan ini tumbuh begitu saja pada teman mayaku itu. Aku benar-benar tidak peduli seperti apa rupa seorang Hyuga, asalkan pribadinya masih seperti Hyuga yang aku kenal, maka aku akan tetap menyukainya.

[Ayana] : Aku gak mau kalau kayak gitu, Ga. Kalau kamu maunya pacaran, kita harus ketemu dulu. Kalau gak mau, ya udah kita tetep kayak gini aja.

[Hyuga] : Please dong, Ay. Emang kamu gak mau kita punya status? Kita udah deket terlalu lama. Harusnya kita udah pacaran sekarang.

[Ayana] : Kamu kenapa sih bisa segitunya pengen aku jadi pacar kamu? Dan kenapa juga kamu gak mau ketemu?

[Hyuga] : Aku pengen lebih dari sekedar temen sama kamu. Kita bisa punya status dulu aja. Nanti kalau udah makin cocok, baru kita pikirin buat ketemuan.

[Ayana] : Gini deh, senggaknya kita tukeran foto dulu. Gimana?

Hyuga membaca chat dariku itu, tapi ia tidak balas lagi. Aku menjadi sedikit resah.

Ah, sudahlah. Akupun tidak ingin mempermasalahkannya. Aku melirik jam di sudut atas layar ponselku. Sudah waktunya aku untuk segera menyiapkan makan malam untuk majikanku.

Aku menyimpan ponselku di kamar dan berjalan menuju dapur. Aku melihat daftar menu makanan yang sudah dibuat oleh Bi Dini. Untuk malam ini menunya adalah ayam goreng tepung dan capcay cumi. Akupun segera mempersiapkan bahan-bahannya.

Saat sedang mengiris sayuran, Alghiffari keluar dari kamarnya. Kembali aku terperangah dibuatnya. Ia menggunakan pakaian santainya dan itu membuatnya semakin tampan. Ia menggunakan hoodie berwarna hitam, celana jeans hitam dengan model robek-robek di beberapa bagian. Kini ia berjalan menuju lemari sepatu di dekat pintu dan kembali ke sofa ruang tengah untuk memakai sepatu vans hitamnya. Jujur, ini menjadi pemandangan yang akan membuatku betah juga bekerja disini.

Manusiawi bukan seorang perempuan menyukai ketampanan seorang laki-laki?

"Tuan, apa tuan mau pergi? Pulang jam berapa, ya?" Tanyaku.

Alghiffari menoleh tajam ke arahku, "Ngapain lo nanya-nanya?!"

Sekali lagi kekagumanku pada ketampanannya menguap begitu saja mendengar cara bicaranya yang begitu menyentil perasaanku. Tidak bisakah dia berbicara dengan lebih sopan dan lebih baik? Sekalipun aku hanya asisten rumah tangganya, aku ini lebih tua darinya. Walaupun hanya 3 tahun, sih.

"Saya mau masak untuk makan malam, Tuan. Jika tuan Alghiffari akan pergi, saya akan menyiapkannya nanti saat tuan kembali, supaya makanannya masih hangat." Aku menjelaskan dengan sabar dan sesopan mungkin. Namun cowok itu seperti tidak mendengarku. Ia malah sibuk membuka ponselnya, kemudian berjalan menuju pintu keluar setelah meraih sebuah kunci dari meja dekat TV.

Aku mendengus. Ya sudah, aku akan memotong-motong dulu saja sayuran dan semua bahan. Saat tuan muda menyebalkan itu pulang, baru aku akan memasaknya. Lagipula memasak capcay dan menggoreng ayam tepung tidak akan lama.

"Gue pulang jam 10." Aku mendongak saat sedang mengiris sayuran. Wajah tampan Alghiffari menatapku dari jarak kurang dari dua meter, dan itu membuatku tertegun.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

kak lalati🥰🥰🥰🥰🥰🥰

2024-06-04

1

vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘

vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘

kok aku curiga kalo dia itu....

2023-09-21

3

rista_su

rista_su

menarik. semoga yg lain jg suka yha..

2023-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menjadi ART
2 Bab 2: Hyuga
3 Bab 3: Alghiffari Airlangga
4 Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5 Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6 Bab 6: Anak Badung
7 Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8 Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9 Bab 9: Seperti Kencan
10 Bab 10: Alghazali Airlangga
11 Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12 Bab 12: Kejadian di Danau
13 Bab 13: Menghindar
14 Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15 Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16 Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17 Bab 17: SMA Centauri
18 Bab 18: Pembuat Onar
19 Bab 19: Kecurigaan
20 Bab 20: Terlanjur Sayang
21 Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22 Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23 Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24 Bab 24: Menyadari Perasaan
25 Bab 25: Terungkap
26 Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27 Bab 27: Patah Hati
28 Bab 28: Hari yang Berat
29 Bab 29: Tempat Bersandar
30 Bab 30: Awal yang Baru
31 Bab 31: Menelaah Hati
32 Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33 Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34 Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35 Bab 35: Cerita yang Familiar
36 Bab 36: Lari dari Kenyataan
37 Bab 37: Menolak
38 Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39 Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40 Bab 40: Dilema
41 Bab 41: I am so Into You
42 Bab 42: Membuat Kesepakatan
43 Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44 Bab 44: Syarat Tambahan
45 Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46 Bab 46: Hubungan yang Buruk
47 Bab 47: Tindakan Nekat
48 Bab 48: Hanya Aku
49 Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50 Bab 50: Si Tuan Manja
51 Bab 51: Rendah Diri
52 Bab 52: Sikap Ghaza
53 Bab 53: Merasa Bersalah
54 Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55 Bab 55: Bumerang
56 Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57 Bab 57: Badai Belum Usai
58 Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59 Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60 Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61 Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62 Bab 62: Wajah Baru
63 Bab 63: Jaga Hati
64 Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65 Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66 Bab 66: Kesempatan Bagus
67 Bab 67: Kembali Tahu Diri
68 Bab 68: Menemani Ghaza
69 Bab 69: Menculik Ayana
70 Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71 Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72 Bab 72: Mempertahankan
73 Bab 73: Gadis Berhati Murni
74 Bab 74: Kampung Halaman
75 Bab 75: However You Are
76 Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77 Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78 Bab 78: Yakin Seratus Persen
79 Bab 79: Kejadian tak Terduga
80 Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81 Bab 81: Istriku
82 Bab 82: Bapak
83 Bab 83: Pertama Kali
84 Bab 84: Aa Ghiffa
85 Bab 85: Pulang Nanti
86 Bab 86: Kiriman Makanan
87 Bab 87: Sudah Bersuami
88 Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89 Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90 Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91 Bab 91: Natasha dan Lucas
92 Bab 92: Di Hotel
93 Bab 93: Morning Sweet Talk
94 Bab 94: Pencarian Ayana
95 Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96 Bab 96: Tidak apa-apa
97 Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98 Bab 98: Menangis Bersama Belva
99 Bab 99: Menimpa Jejak
100 Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101 Bab 101: Persiapan Pembalasan
102 Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103 Bab 103: Pusat Perhatian
104 Bab 104: Kakak Terbaik
105 Bab 105: Restu
106 Bab 106: Belum Selesai
107 Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108 Bab 108: Pergi dari Rumah
109 Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110 Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111 Bab 111: Waspada pada Ghaza
112 Bab 112: Memori Buruk
113 Bab 113: Selalu Seperti Ini
114 Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115 Bab 115: Nasehat Lucas
116 Bab 116: Pesona Ayana
117 Bab 117: Trauma
118 Bab 118: Sembuh
119 Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120 Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121 Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122 Bab 122: Sebelum Acara
123 Bab 123: Jamuan Pernikahan
124 Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125 Bab 125: Positive Vibes
126 Bab 126: Honeymoon
127 Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128 Bab 128: Tidak Berdaya
129 Bab 129: Demi sang Putra
130 Bab 130: Prinsip dan Ego
131 Bab 131: Hati Seorang Ayah
132 Bab 132: Mati Rasa
133 Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134 Bab 134: Bangun
135 Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136 Bab 136: Melandai
137 Bab 137: Ikhlas
138 Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139 Bab 139: Merajuk
140 Bab 140: Ghiffa Curang
141 Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142 Bab 142: Papa dan Mama
143 Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144 Bab 144: Resepsi
145 Bab 145: Mimpi (end)
146 Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147 Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148 Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149 Ekstra 4: Visual Novel
150 Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151 Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152 Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153 Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154 Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155 Ekstra 10: Marry Me, Dev
156 Ekstra 11: My Big Girl
157 Ekstra 12: Single Mom
158 Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159 Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160 Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161 Ekstra 16: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab 1: Menjadi ART
2
Bab 2: Hyuga
3
Bab 3: Alghiffari Airlangga
4
Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5
Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6
Bab 6: Anak Badung
7
Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8
Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9
Bab 9: Seperti Kencan
10
Bab 10: Alghazali Airlangga
11
Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12
Bab 12: Kejadian di Danau
13
Bab 13: Menghindar
14
Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15
Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16
Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17
Bab 17: SMA Centauri
18
Bab 18: Pembuat Onar
19
Bab 19: Kecurigaan
20
Bab 20: Terlanjur Sayang
21
Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22
Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23
Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24
Bab 24: Menyadari Perasaan
25
Bab 25: Terungkap
26
Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27
Bab 27: Patah Hati
28
Bab 28: Hari yang Berat
29
Bab 29: Tempat Bersandar
30
Bab 30: Awal yang Baru
31
Bab 31: Menelaah Hati
32
Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33
Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34
Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35
Bab 35: Cerita yang Familiar
36
Bab 36: Lari dari Kenyataan
37
Bab 37: Menolak
38
Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39
Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40
Bab 40: Dilema
41
Bab 41: I am so Into You
42
Bab 42: Membuat Kesepakatan
43
Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44
Bab 44: Syarat Tambahan
45
Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46
Bab 46: Hubungan yang Buruk
47
Bab 47: Tindakan Nekat
48
Bab 48: Hanya Aku
49
Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50
Bab 50: Si Tuan Manja
51
Bab 51: Rendah Diri
52
Bab 52: Sikap Ghaza
53
Bab 53: Merasa Bersalah
54
Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55
Bab 55: Bumerang
56
Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57
Bab 57: Badai Belum Usai
58
Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59
Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60
Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61
Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62
Bab 62: Wajah Baru
63
Bab 63: Jaga Hati
64
Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65
Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66
Bab 66: Kesempatan Bagus
67
Bab 67: Kembali Tahu Diri
68
Bab 68: Menemani Ghaza
69
Bab 69: Menculik Ayana
70
Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71
Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72
Bab 72: Mempertahankan
73
Bab 73: Gadis Berhati Murni
74
Bab 74: Kampung Halaman
75
Bab 75: However You Are
76
Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77
Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78
Bab 78: Yakin Seratus Persen
79
Bab 79: Kejadian tak Terduga
80
Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81
Bab 81: Istriku
82
Bab 82: Bapak
83
Bab 83: Pertama Kali
84
Bab 84: Aa Ghiffa
85
Bab 85: Pulang Nanti
86
Bab 86: Kiriman Makanan
87
Bab 87: Sudah Bersuami
88
Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89
Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90
Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91
Bab 91: Natasha dan Lucas
92
Bab 92: Di Hotel
93
Bab 93: Morning Sweet Talk
94
Bab 94: Pencarian Ayana
95
Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96
Bab 96: Tidak apa-apa
97
Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98
Bab 98: Menangis Bersama Belva
99
Bab 99: Menimpa Jejak
100
Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101
Bab 101: Persiapan Pembalasan
102
Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103
Bab 103: Pusat Perhatian
104
Bab 104: Kakak Terbaik
105
Bab 105: Restu
106
Bab 106: Belum Selesai
107
Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108
Bab 108: Pergi dari Rumah
109
Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110
Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111
Bab 111: Waspada pada Ghaza
112
Bab 112: Memori Buruk
113
Bab 113: Selalu Seperti Ini
114
Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115
Bab 115: Nasehat Lucas
116
Bab 116: Pesona Ayana
117
Bab 117: Trauma
118
Bab 118: Sembuh
119
Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120
Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121
Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122
Bab 122: Sebelum Acara
123
Bab 123: Jamuan Pernikahan
124
Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125
Bab 125: Positive Vibes
126
Bab 126: Honeymoon
127
Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128
Bab 128: Tidak Berdaya
129
Bab 129: Demi sang Putra
130
Bab 130: Prinsip dan Ego
131
Bab 131: Hati Seorang Ayah
132
Bab 132: Mati Rasa
133
Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134
Bab 134: Bangun
135
Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136
Bab 136: Melandai
137
Bab 137: Ikhlas
138
Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139
Bab 139: Merajuk
140
Bab 140: Ghiffa Curang
141
Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142
Bab 142: Papa dan Mama
143
Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144
Bab 144: Resepsi
145
Bab 145: Mimpi (end)
146
Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147
Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148
Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149
Ekstra 4: Visual Novel
150
Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151
Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152
Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153
Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154
Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155
Ekstra 10: Marry Me, Dev
156
Ekstra 11: My Big Girl
157
Ekstra 12: Single Mom
158
Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159
Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160
Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161
Ekstra 16: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!