"Nyonya meminta saya menggantikan petugas perpustakaan yang sedang cuti melahirkan?"
Apa aku tidak salah dengar? Sekarang saja waktu luangku sudah tersita banyak. Bagaimana nanti?
"Iya, Ayana. Saya tidak tahu apa yang kamu lakukan, tapi saya merasa Ghiffa menurut kalau sama kamu. Tolong kamu awasi dia di sekolah dan lakukan yang kamu bisa agar dia bisa berubah."
"Tapi bagaimana dengan kuliah saya, Nyonya?" Akanku coba menggagalkan rencana ini.
"Kamu ke perpustakaan hanya saat kamu sedang kosong aja. Kamu pernah bilang ada beberapa hari dimana jadwal kuliah kamu hanya sampai pukul 10 pagi 'kan? Setelah itu kamu bisa ke sekolah Ghiffa. Saya kenal dengan kepala sekolah di sana. Saya sudah bilang keberadaan kamu di sana selain menginfal petugas yang sedang cuti, juga untuk mengawasi Ghiffa. Saya akan belikan kamu motor agar kamu lebih mudah untuk pergi kesana kemari."
Motor? Okay aku mulai tergoda.
"Juga tambahan uang jajan. Gimana?"
Aku semakin tergiur.
"Tapi Nyonya, bagaimana dengan pekerjaan saya di rumah?"
"Kamu bisa mengerjakannya setelah pulang dari perpustakaan. Hanya 3 bulan Ayana. Saya mohon. Kamu tahu tidak Ghiffa berubah jadi seperti ini semenjak ia masuk SMA. Sebelumnya dia anak yang sangat baik dan pintar. Saya ingin mengembalikan Ghiffa seperti dulu lagi. Saya tahu dia berbuat seperti ini karena ingin protes terhadap ayah dan juga kakaknya. Tapi yang ada sekarang dia malah menghancurkan dirinya sendiri. Juga, tolong bujuk dia untuk temui ayahnya yang sedang sakit. Jadi tolong ya, Ayana. Saya butuh sekali bantuan kamu. Tolong, cuma kamu yang bisa membujuk Ghiffa. Saya mohon ya? "
Mengapa Nyonya Natasha membawa masalah keluarganya seperti ini, sih? Aku jadi tidak bisa menolaknya. Seakan masa depan Ghiffa berada di tanganku sekarang, beban sekali jadinya. Sudahlah, aku tidak akan bisa menolaknya lagi. Nyonya Natasha pasti akan terus memaksaku.
Dan kini di keesokan harinya, aku berada di depan gerbang sekolah Ghiffa. Sekolah elit dengan kurikulum campuran, bernama SMA Centauri. Walaupun ini bukan kali pertama aku datang ke sekolah Ghiffa, tapi aku tetap tercengang melihat megah dan mewahnya sekolah ini.
Gerbang sekolahnya saja sudah semegah ini. Jika saja tidak ada huruf-huruf yang berukuran sekitar 1.5 meter yang berjajar di samping gerbang sekolahnya yang membentuk tulisan SMA Centauri, orang akan menyangkanya ini adalah kampus Universitas besar, bukan sekolah menengah.
Nyonya Natasha benar-benar menepati ucapannya untuk memberikanku motor. Sehingga kini aku menghampiri pos satpam di gerbang sekolah itu dengan motor matic baruku yang berwarna broken white.
"Selamat pagi, Pak." Sapaku pada seorang satpam dengan seragam berwarna hitam.
"Selamat pagi, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Satpam itu ramah.
"Saya tenaga perpustakaan yang baru, Pak. Hari ini saya mulai bekerja disini. Ini suratnya." Aku menyerahkan surat resmi yang sudah aku print, dimana dalam surat itu menyatakan bahwa aku mulai bekerja disini mulai hari ini.
"Oh, Iya silahkan masuk Mbak Ayana." Setelah Satpam itu melihat namaku di surat yang aku bawa. "Silahkan Mbak parkirkan motornya di sebelah sana. Mbak masuk dulu ke parkiran siswa setelah itu ada parkiran khusus untuk karyawan dan guru. Nanti perpustakaannya ada di sebelah barat. Anda harus berjalan ke perpustakaannya karena di area gedung tidak diperbolehkan ada kendaraan bermotor."
"Baik, Pak. Terimakasih." Ucapku.
Aku pun mulai mengikuti instruksi dari satpam itu. Aku masuk ke gerbang itu dan membelokkan motorku ke sebelah kanan, memasuki parkiran siswa yang sangat luas. Betapa tercengangnya aku melihat banyak mobil dan juga motor berjajar rapi di parkiran itu. Aku melihat mobil Ghiffa diantara mobil-mobil di sana. Mobilnya terlihat sangat mencolok, berwarna merah dan berbeda sendiri. Di sampingnya, ada beberapa mobil lain yang juga mirip dengan mobil milik Ghiffa, hanya memiliki dua pintu dan juga terlihat sangat mahal.
Karena aku penasaran, aku sempat mencari tahu merek mobil milik Ghiffa, dan kini aku tahu mobil itu adalah mobil porsche 911. Mobil sport yang harganya milyaran rupiah! Mulutku sampai terbuka lebar-lebar saking tercengangnya melihat harga mobil itu. Aku tidak paham kenapa seorang anak SMA harus memiliki mobil semahal itu.
Aku pun melajukan lagi motorku ke tempat parkiran yang dimana terdapat keterangan disana: untuk guru dan karyawan. Aku segera memarkirkan motorku di sana dan menuju ke perpustakaan yang terletak tidak jauh dari sana.
Gedung perpustakaan memang terpisah dari gedung utama, letaknya ada di paling barat. Ada beberapa gedung lain juga yang aku lewati seperti gedung kantin, lapangan basket indoor, dan Auditorium. Dan di depan gedung-gedung itu ada lapangan sepak bola yang luas sekali, juga lapangan basket outdoor, yang bersebelahan dengan parkiran.
Apalah aku ini yang dulu hanya bersekolah di sekolah biasa. Lapangan di sekolahku saja hanya satu dan bisa difungsikan menjadi apa pun, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak seperti disini. Lapangannya saja terlihat terawat dan sudah pasti menggunakan modal yang tidak sedikit untuk membuatnya.
Pepohonan, tanaman hias, dan juga dekorasi lainnya seperti kolam ikan, kursi taman, dan lain-lain, terlihat menghiasi area luar sekolah itu. Menambah kesan asri pada sekolah megah itu.
Aku pun berjalan lebih cepat menuju perpustakaan. Dan akhirnya aku sampai di depan gedung perpustakaan dengan dua lantai.
Akupun masuk ke dalam perpustakaan melihat sebuah ruangan yang luas sekali dengan banyak sekali lorong berisi buku dengan berbagai genre. Ada area lesehan juga di lantai 2 sehingga para siswa yang akan membaca buku bisa sambil tidur-tiduran disana. Selain itu ada proyektor dan juga mesin pembuat popcorn di sana, semua itu terlihat dari lantai satu. Aku jadi penasaran berapa biaya yang dikeluarkan setiap siswa untuk iuran bulanannya disini ya?
Kemudian seorang perempuan paruh baya menghampiriku. Beliau adalah Kepala Perpustakaan yang bernama Sinta. Beliau sangat ramah dan dengan sabar memberitahukan semua tugasku di perpustakaan itu. Selebihnya aku bertugas mengawasi Ghiffa.
"Nah, Ayana ini beberapa buku non pelajaran yang baru saja selesai didata dan sekarang tugas pertama kamu adalah mendistribusikan buku baru ini ke setiap kelas. Minta kepada petugas literasi kelas untuk menyimpannya di rak buku di kelas mereka masing-masing ya."
Setelah itu aku mendorong sebuah troli berisi buku-buku bacaan non pelajaran tersebut. Saat aku berjalan menuju gedung utama, beberapa siswa mengangguk ramah padaku. Ternyata para siswa disini sangat ramah dan bersopan santun, padahal aku bukanlah guru tapi mereka tetap menyapaku dengan sopan. Mungkin mereka tahu aku pegawai disana sekarang karena aku menggunakan name tag pegawai tergantung di leherku.
Saat itu sedang waktu istirahat kedua. Istirahatnya cukup lama, sekitar 1 jam. Beberapa siswa terlihat sedang bermain basket di lapangan basket outdoor.
Sontak aku terperangah saat menangkap sosok yang aku kenal. Ia mendribel bola dengan lincahnya dan memasukkannya ke dalam keranjang. Ia juga menggunakan seragam putih abu yang menandakan ia salah satu siswa di sini. Aku mengerjapkan mataku berulang kali, bertanya-tanya apakah yang aku lihat ini betul atau tidak.
Tiba-tiba saja sosok itu tidak sengaja melihat ke arahku, dan aku melihat dia juga terkejut melihatku.
"Kenapa ada Zayyan disini? Kenapa dia pakai seragam SMA Centauri?" Gumamku tak percaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Erni Fitriana
yahhhh ketauan
2024-06-04
0
meE😊😊
nah lohh mulai ketauan
2023-08-08
1
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Saya aja Bu....yg jadi petugas di perpustakaan.....pokoknya ada motor baru,gaji pokok,uang jajan dan bonus👍👍😜😜
2023-08-06
1