Bab 6: Anak Badung

Aku dan Ghiffa berada di lift. Kami akan pergi ke sekolahnya bersama-sama. Aku berdiri agak di belakang dan dia berada di depan sebelah kananku. Beberapa kali ia seperti melirik ke arahku. Entah betul melirik atau tidak aku tidak yakin.

Beberapa saat kemudian kami sampai di basement. Ghiffa berjalan ke sebuah mobil berwarna merah. Mobilnya bagus sekali. Hanya ada dua pintu dan dua kursi, untuk pengemudi dan 1 penumpang. Aku bertanya-tanya, kenapa ada mobil yang sangat tidak efisien seperti itu? Kalau hanya untuk dua orang, apa bedanya dengan motor? Jika aku memiliki mobil suatu hari nanti, aku akan beli yang besar yang bisa memuat banyak orang agar seluruh keluargaku bisa masuk ke dalamnya.

"Lo ngapain sih ngelamun? Ayo cepetan masuk!" Ghiffa yang sudah masuk ke kursi kemudi segera mengeluarkan kepalanya untuk berbicara padaku. Aku segera memasuki kursi penumpang sebelum majikanku ini kembali mengomel.

Aku kembali tercengang, di dalam mobil itu bahkan lebih menakjubkan lagi. Mobil ini pasti mahal sekali. Tidak henti-hentinya aku merasa takjub mengagumi desain interior dari mobil yang didominasi warna hitam dan merah marun itu.

"Lo mau cengo sampai kapan? Tahu gitu lo pake angkutan umum aja sana." Ghiffa mendumel dari kursi kemudinya.

Aku menatapnya dengan bingung, aku sudah duduk dengan nyaman bukan di kursi ini? Kenapa dia belum melajukan mobilnya?

"Cepetan pakai sabuk pengamannya biar gue bisa jalanin mobilnya!" Ucapnya tak sabar.

Ah, jadi itu. Akupun segera meraih sabuk pengaman di sisi sebelah kiri dan memasukkan penguncinya pada lubang di sebelah kananku, namun entah kenapa penguncinya itu sulit masuk.

Ghiffa segera membantuku, "lo udik banget sih, pasang sabuk pengaman aja gak bisa." Tentu bantuannya itu tidak luput dari omelannya.

"Maaf, Tuan. Saya memang belum pernah naik mobil." Ucapku dengan polosnya, itu memang benar. Aku tidak pernah naik mobil, keluargaku tidak ada yang memiliki mobil.

"Hah?" Ghiffa mulai melajukan mobilnya. "Lo tinggal di planet mana gak pernah naik mobil?"

Sial sekali mulut majikanku ini, umpatku dalam hati.

"Pernah sih, Tuan. Tapi bukan mobil bagus seperti ini, paling saya pernah naik angkot dan mobil kol buntung, itu juga saya naiknya di belakang."

"Kol buntung? Mobil apaan tuh?" Tanya Ghiffa.

"Itu Tuan mobil yang dipakai buat bawa barang. Yang belakangnya gak ada apa-apanya."

"Itu namanya mobil pick up!" Protesnya.

"Kalau di daerah saya namanya kol buntung, Tuan."

"Lo beneran orang kampung banget sih. Cara ngomong lo aja gitu." Cemooh Ghiffa.

Aku memang tidak bisa melepaskan logat bahasa Sundaku saat aku berbicara. Aku mendengus, "iya emang saya orang kampung, Tuan. Tuan benar sekali." Ucapku dengan nada tidak suka. Memangnya kenapa kalau aku berasal dari kampung?

"Orang tua lo kerja apa?" Tanya Ghiffa. Dia mulai penasaran padaku atau bagaimana?

"Petani, Tuan. Bapak sama ibu saya menanam kentang dan wortel, dan juga sayuran lain."

"Oh.." Ujarnya singkat.

Aku tidak memperpanjang obrolan. Aku membuka ponselku dan membuka ruang obrolanku dengan Hyuga, eh Zayyan.

Seketika aku tersenyum. Namanya bagus sekali. Zayyan. Seperti pribadinya yang hangat aku yakin saat nanti bertemu dia juga akan sangat menyenangkan. Bagaimana ini aku benar-benar deg-degan! Aku takut dia tidak menyukaiku saat bertemu dengannya nanti. Aku galau sekali.

[Ayana] : Okay, Zayyan. Nanti kita ketemu di Cafe X ya.

Tepat saat itu kami berada di lampu merah. Setelah mengetiknya akupun mengirimkannya pada Zayyan. Tiba-tiba saja ponsel Ghiffa bergetar dan dia meraihnya. Wajah Ghiffa seperti menahan senyum.

Ada apa sih dengan majikanku ini? Dia sepertinya menerima pesan dari seseorang yang disukainya atau semacamnya. Karena kini ia tersenyum salah tingkah sambil memandang layar ponsel yang digenggamnya. Namun aku tidak ingin memikirkannya. Aku pun melihat ke luar jendela, membayangkan pertemuanku nanti sore dengan Zayyan.

***

Kini aku berada di ruang BK, bersama dengan Ghiffa, teman Ghiffa dan orang tuanya, guru kesiswaan, guru BK dan juga walikelas dari Ghiffa. Masalah yang dibuatnya kali ini adalah ia memukul seorang temannya di toilet sekolah kemarin. Aku hanya manggut-manggut saat guru-guru Ghiffa membeberkan segala kenakalan yang pernah dilakukannya. Ini adalah ketiga kalinya ia dipanggil ke BK di kelas 12. Padahal tahun ajaran baru saja dimulai.

Seharusnya ia diskors, tapi sepertinya skors tidak membuat Ghiffa jera. Maka dari itu kali ini dia dihukum untuk membersihkan lapangan basket indoor di sekolahnya.

"Lo ikut gue ke lapangan." Ucap Ghiffa ketika keluar dari ruang BK.

"Mau apa, Tuan?" Tanyaku.

"Ya lo harus bantuin gue bersihin lapangan basket. Gila aja gue harus ngersihin itu berdua doang sama si Nino." Ghiffa mulai melangkahkan kakinya ke arah lapangan basket.

"Nggak, Tuan." Ucapku dengan tegas. "Itu hukuman untuk Tuan, agar Tuan jera dan tidak melakukan kekacauan lagi." Aku memberanikan diri. Aku sudah mendapat izin dari Nyonya Natasha untuk mengurus Ghiffa, berarti Ghiffa adalah tanggung jawabku sekarang. Maka mulai sekarang aku harus bisa mengendalikan majikanku ini.

Ghiffa menghentikan langkahnya dan berbalik ke arahku, "Lo berani..."

"Ghiffa!" Bu Listia, guru BK yang tadi kami temui menangkap basah dirinya yang akan berteriak kepadaku. Ghiffa melihat ke arahnya dengan wajah tidak suka.

"Kamu tidak boleh seperti itu pada orang yang lebih tua! Kamu sekarang segera ke lapangan. Nanti ibu akan mengecek kesana!" Tegur Bu Listia.

Ghiffa menatap tidak suka pada guru itu tanpa berkata apa-apa. Iapun berjalan kembali menuju lapangan basket seorang diri.

Ya Tuhan, pada gurunya sendiri saja ia berani memberikan tatapan kebencian seperti itu. Anak ini sepertinya harus dibawa ke Ustadz Solihin, seorang tokoh masyarakat di kampungku yang suka meruqyah orang-orang yang berperilaku meresahkan seperti Ghiffa.

Guru itu menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa tidak habis pikir. "Jujur saya udah pusing ngurusin anak itu. Eh, kamu jangan bilang sama Bu Natasya dan Pak Musa ya." Ucap Bu Listia menyesal setelah keceplosan.

"Gak apa-apa, Bu. Tenang aja saya gak akan bilang sama majikan saya. Bu, apa jika Tuan Ghiffa terus berbuat onar, ia bisa dikeluarkan?" Tanyaku sedikit cemas, mengingat kenakalan yang dibuat Ghiffa sudah sangat banyak.

"Jika tidak ada perubahan terus, seharusnya bisa. Apalagi jika dia melakukan hal yang lebih buruk dari ini. Tapi kami gak bisa apa-apa karena orang tuanya penyumbang dana yang besar untuk sekolah ini. Kamu tahu, sekolah ini sekolah swasta yang berisi anak-anak dari orang-orang dari kalangan atas. Dan orang tua Ghiffa banyak menyumbangkan uangnya untuk yayasan."

"Makanya, dia jadi seberani itu ya, Bu." Ujarku.

"Begitulah. Ghiffa adalah PR terbesar kami. Selain pembuat onar, sikapnya pada guru-guru juga sangat buruk. Dia tidak bisa bersikap sopan pada siapapun. Berdebat dengan guru saja dia berani. Bahkan siswapun banyak yang tidak menyukainya."

Aku kira dengan wajah Ghiffa yang sesempurna itu dia akan memiliki banyak fans, ternyata tidak. Sungguh mengejutkan.

"Siswa juga tidak menyukainya? Apa dia tidak memiliki teman bu?" Tanyaku penasaran.

"Yah teman-temannya sama seperti dia, satu circlelah, biasa. Anak-anak selalu mencari teman yang satu frekuensi dengannya, bukan? Siswa perempuan banyak yang mengaguminya, karena kamu tahu, Ghiffa salah satu siswa paling ganteng. Tapi tidak ada yang berani mendekatinya. Karena dia terkenal kasar dan tidak suka jika ada orang yang mendekatinya. Padahal jika dia tidak seperti itu, dia pasti akan menjadi idola di sekolah ini. Udah ganteng, tajir, pintar, dan atlet futsal juga."

"Tuan Ghiffa pintar dan juga atlet, Bu?" Tanyaku tidak percaya.

"Waktu awal kelas 10 di semester pertama, dia ranking 1. Dia juga andalan tim futsal. Namun saat semester kedua dia berubah. Nilainya anjlok, keluar dari tim futsal dan masuk ke tim basket. Tapi di tim basket dia terus membuat masalah. Hingga akhirnya dia tidak aktif lagi di futsal ataupun basket. Entah ada masalah apa dengan anak itu."

Aku tidak menyangka sama sekali kehidupan Ghiffa di sekolah seperti itu.

"Aduh saya jadi ngajak kamu ngobrol gini. Maaf ya. Kamu mau pulang sekarang?" tanya guru BK Ghiffa yang bernama Bu Listia.

"Gak apa-apa, Bu. Justru saya jadi tau seperti apa Tuan Ghiffa. Nyonya Natasha sendiri sekarang menitipkan Tuan Ghiffa pada saya. Jadi kalau ada apa-apa, tolong ibu hubungi saya ya, Bu."

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

ghiffa...ghiffa😱😱😱😱

2024-06-04

0

vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘

vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘

tuhkan makin kesini si hyuga

2023-09-21

1

meE😊😊

meE😊😊

km org kmpung mana ay? aku jg asli sunda..
udh bw ksni aja s ghiffa y d sni jg tkoh masyarakt ku nm y ust solihin🤭🤭

2023-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menjadi ART
2 Bab 2: Hyuga
3 Bab 3: Alghiffari Airlangga
4 Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5 Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6 Bab 6: Anak Badung
7 Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8 Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9 Bab 9: Seperti Kencan
10 Bab 10: Alghazali Airlangga
11 Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12 Bab 12: Kejadian di Danau
13 Bab 13: Menghindar
14 Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15 Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16 Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17 Bab 17: SMA Centauri
18 Bab 18: Pembuat Onar
19 Bab 19: Kecurigaan
20 Bab 20: Terlanjur Sayang
21 Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22 Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23 Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24 Bab 24: Menyadari Perasaan
25 Bab 25: Terungkap
26 Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27 Bab 27: Patah Hati
28 Bab 28: Hari yang Berat
29 Bab 29: Tempat Bersandar
30 Bab 30: Awal yang Baru
31 Bab 31: Menelaah Hati
32 Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33 Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34 Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35 Bab 35: Cerita yang Familiar
36 Bab 36: Lari dari Kenyataan
37 Bab 37: Menolak
38 Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39 Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40 Bab 40: Dilema
41 Bab 41: I am so Into You
42 Bab 42: Membuat Kesepakatan
43 Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44 Bab 44: Syarat Tambahan
45 Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46 Bab 46: Hubungan yang Buruk
47 Bab 47: Tindakan Nekat
48 Bab 48: Hanya Aku
49 Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50 Bab 50: Si Tuan Manja
51 Bab 51: Rendah Diri
52 Bab 52: Sikap Ghaza
53 Bab 53: Merasa Bersalah
54 Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55 Bab 55: Bumerang
56 Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57 Bab 57: Badai Belum Usai
58 Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59 Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60 Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61 Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62 Bab 62: Wajah Baru
63 Bab 63: Jaga Hati
64 Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65 Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66 Bab 66: Kesempatan Bagus
67 Bab 67: Kembali Tahu Diri
68 Bab 68: Menemani Ghaza
69 Bab 69: Menculik Ayana
70 Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71 Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72 Bab 72: Mempertahankan
73 Bab 73: Gadis Berhati Murni
74 Bab 74: Kampung Halaman
75 Bab 75: However You Are
76 Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77 Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78 Bab 78: Yakin Seratus Persen
79 Bab 79: Kejadian tak Terduga
80 Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81 Bab 81: Istriku
82 Bab 82: Bapak
83 Bab 83: Pertama Kali
84 Bab 84: Aa Ghiffa
85 Bab 85: Pulang Nanti
86 Bab 86: Kiriman Makanan
87 Bab 87: Sudah Bersuami
88 Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89 Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90 Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91 Bab 91: Natasha dan Lucas
92 Bab 92: Di Hotel
93 Bab 93: Morning Sweet Talk
94 Bab 94: Pencarian Ayana
95 Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96 Bab 96: Tidak apa-apa
97 Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98 Bab 98: Menangis Bersama Belva
99 Bab 99: Menimpa Jejak
100 Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101 Bab 101: Persiapan Pembalasan
102 Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103 Bab 103: Pusat Perhatian
104 Bab 104: Kakak Terbaik
105 Bab 105: Restu
106 Bab 106: Belum Selesai
107 Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108 Bab 108: Pergi dari Rumah
109 Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110 Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111 Bab 111: Waspada pada Ghaza
112 Bab 112: Memori Buruk
113 Bab 113: Selalu Seperti Ini
114 Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115 Bab 115: Nasehat Lucas
116 Bab 116: Pesona Ayana
117 Bab 117: Trauma
118 Bab 118: Sembuh
119 Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120 Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121 Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122 Bab 122: Sebelum Acara
123 Bab 123: Jamuan Pernikahan
124 Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125 Bab 125: Positive Vibes
126 Bab 126: Honeymoon
127 Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128 Bab 128: Tidak Berdaya
129 Bab 129: Demi sang Putra
130 Bab 130: Prinsip dan Ego
131 Bab 131: Hati Seorang Ayah
132 Bab 132: Mati Rasa
133 Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134 Bab 134: Bangun
135 Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136 Bab 136: Melandai
137 Bab 137: Ikhlas
138 Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139 Bab 139: Merajuk
140 Bab 140: Ghiffa Curang
141 Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142 Bab 142: Papa dan Mama
143 Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144 Bab 144: Resepsi
145 Bab 145: Mimpi (end)
146 Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147 Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148 Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149 Ekstra 4: Visual Novel
150 Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151 Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152 Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153 Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154 Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155 Ekstra 10: Marry Me, Dev
156 Ekstra 11: My Big Girl
157 Ekstra 12: Single Mom
158 Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159 Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160 Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161 Ekstra 16: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab 1: Menjadi ART
2
Bab 2: Hyuga
3
Bab 3: Alghiffari Airlangga
4
Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5
Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6
Bab 6: Anak Badung
7
Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8
Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9
Bab 9: Seperti Kencan
10
Bab 10: Alghazali Airlangga
11
Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12
Bab 12: Kejadian di Danau
13
Bab 13: Menghindar
14
Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15
Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16
Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17
Bab 17: SMA Centauri
18
Bab 18: Pembuat Onar
19
Bab 19: Kecurigaan
20
Bab 20: Terlanjur Sayang
21
Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22
Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23
Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24
Bab 24: Menyadari Perasaan
25
Bab 25: Terungkap
26
Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27
Bab 27: Patah Hati
28
Bab 28: Hari yang Berat
29
Bab 29: Tempat Bersandar
30
Bab 30: Awal yang Baru
31
Bab 31: Menelaah Hati
32
Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33
Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34
Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35
Bab 35: Cerita yang Familiar
36
Bab 36: Lari dari Kenyataan
37
Bab 37: Menolak
38
Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39
Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40
Bab 40: Dilema
41
Bab 41: I am so Into You
42
Bab 42: Membuat Kesepakatan
43
Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44
Bab 44: Syarat Tambahan
45
Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46
Bab 46: Hubungan yang Buruk
47
Bab 47: Tindakan Nekat
48
Bab 48: Hanya Aku
49
Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50
Bab 50: Si Tuan Manja
51
Bab 51: Rendah Diri
52
Bab 52: Sikap Ghaza
53
Bab 53: Merasa Bersalah
54
Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55
Bab 55: Bumerang
56
Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57
Bab 57: Badai Belum Usai
58
Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59
Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60
Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61
Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62
Bab 62: Wajah Baru
63
Bab 63: Jaga Hati
64
Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65
Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66
Bab 66: Kesempatan Bagus
67
Bab 67: Kembali Tahu Diri
68
Bab 68: Menemani Ghaza
69
Bab 69: Menculik Ayana
70
Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71
Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72
Bab 72: Mempertahankan
73
Bab 73: Gadis Berhati Murni
74
Bab 74: Kampung Halaman
75
Bab 75: However You Are
76
Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77
Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78
Bab 78: Yakin Seratus Persen
79
Bab 79: Kejadian tak Terduga
80
Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81
Bab 81: Istriku
82
Bab 82: Bapak
83
Bab 83: Pertama Kali
84
Bab 84: Aa Ghiffa
85
Bab 85: Pulang Nanti
86
Bab 86: Kiriman Makanan
87
Bab 87: Sudah Bersuami
88
Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89
Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90
Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91
Bab 91: Natasha dan Lucas
92
Bab 92: Di Hotel
93
Bab 93: Morning Sweet Talk
94
Bab 94: Pencarian Ayana
95
Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96
Bab 96: Tidak apa-apa
97
Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98
Bab 98: Menangis Bersama Belva
99
Bab 99: Menimpa Jejak
100
Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101
Bab 101: Persiapan Pembalasan
102
Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103
Bab 103: Pusat Perhatian
104
Bab 104: Kakak Terbaik
105
Bab 105: Restu
106
Bab 106: Belum Selesai
107
Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108
Bab 108: Pergi dari Rumah
109
Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110
Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111
Bab 111: Waspada pada Ghaza
112
Bab 112: Memori Buruk
113
Bab 113: Selalu Seperti Ini
114
Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115
Bab 115: Nasehat Lucas
116
Bab 116: Pesona Ayana
117
Bab 117: Trauma
118
Bab 118: Sembuh
119
Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120
Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121
Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122
Bab 122: Sebelum Acara
123
Bab 123: Jamuan Pernikahan
124
Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125
Bab 125: Positive Vibes
126
Bab 126: Honeymoon
127
Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128
Bab 128: Tidak Berdaya
129
Bab 129: Demi sang Putra
130
Bab 130: Prinsip dan Ego
131
Bab 131: Hati Seorang Ayah
132
Bab 132: Mati Rasa
133
Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134
Bab 134: Bangun
135
Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136
Bab 136: Melandai
137
Bab 137: Ikhlas
138
Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139
Bab 139: Merajuk
140
Bab 140: Ghiffa Curang
141
Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142
Bab 142: Papa dan Mama
143
Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144
Bab 144: Resepsi
145
Bab 145: Mimpi (end)
146
Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147
Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148
Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149
Ekstra 4: Visual Novel
150
Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151
Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152
Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153
Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154
Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155
Ekstra 10: Marry Me, Dev
156
Ekstra 11: My Big Girl
157
Ekstra 12: Single Mom
158
Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159
Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160
Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161
Ekstra 16: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!