Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan

Aku duduk di meja paling pojok di cafe X. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan detak jantungku, sehingga sengaja aku datang 10 menit lebih awal dari Zayyan agar aku bisa mempersiapkan hatiku terlebih dahulu. Aku membuka ponselku dan mengecek wajahku. Kurapikan rambutku yang panjang sepunggung dan tanpa poni, entah sudah yang keberapa kali. Aku juga terus meneguk americano dingin yang aku pesan dan sekarang airnya hanya tinggal setengahnya.

Aku sangat gugup!

Jika Zayyan menyukaiku juga saat kita bertemu sekarang, maka kami akan berpacaran. Dan itu berarti dia adalah pacar pertamaku! Seumur hidup!

Tidak lama seorang cowok masuk ke dalam cafe. Pandangannya beredar menyapu ruangan. Itu Zayyan. Aku yakin itu dia. Badannya kurus tidak terlalu tinggi, kulitnya sawo matang, dan wajahnya ramah. Dia akhirnya melihat ke arahku. Dia belum pernah melihat wajahku, jadi aku khawatir dia salah mengenali orang, maka aku melambaikan tanganku padanya. Jangan ditanya seberapa gugup aku saat tatapan kami bertemu!

Dia berjalan ke arahku dan sebuah senyum terbit di bibirnya. Manis sekali. Akupun berdiri menyambutnya.

"Ayana?" Tanyanya. Entah perasaanku saja atau suaranya terdengar sedikit berbeda ya?

"Iya. Hyuga?" Tanyaku.

Senyum yang lebih lebar tertuju padaku, "Akhirnya kita ketemu juga." Ucapnya sumringah.

Aku tidak bisa menahan bagaimana perasaanku sekarang. Senang, bahagia, lega, karena Zayyan tidak menampakkan ekspresi yang tidak menyukaiku. Malahan dia tersenyum hangat padaku.

"Duduk, Ga. Eh atau aku harus panggil Zayyan?" Ucapku setelah lama aku dan dia berdiri.

"Hyuga aja panggilnya." Ucapnya seraya duduk di seberangku.

"Kamu mau pesen sesuatu?" Tanyaku sedikit canggung.

"Gak usah deh, Ayana. Aku buru-buru soalnya. Maaf ya aku gak bisa lama-lama." Ucapnya penuh sesal.

Aku sedikit kecewa mendengarnya, "Oh, kamu ada perlu ya? Ya udah gak apa-apa. Makasih ya udah dateng."

"Iya, sama-sama. Aku seneng kok bisa ketemu kamu. Cuma maaf ya, hari ini aku bener-bener ada keperluan." Ucap Zayyan. Sepertinya ia menangkap nada bicaraku yang agak kecewa.

"Iya, gak apa-apa, kok. Nyantai aja." Ucapku berusaha ceria.

Zayyan melihat ke arah jam tangan yang digunakannya, "Duh aku gak enak sama kamu sebenernya, tapi kayaknya aku harus pergi sekarang."

Apa Zayyan tidak menyukaiku ya? Kok dia tidak bisa sebentar saja disini. Dia bahkan belum ada disini 5 menit. Sepertinya aku salah, Zayyan sepertinya tidak menyukaiku.

"Tapi sebelum aku pergi, aku pengen mastiin sesuatu." Ucap Zayyan.

"Apa?" tanyaku.

"Aku pengen denger jawaban kamu."

Blush!

Seketika wajahku memerah. Ternyata Zayyan menyukaiku! Dia menanyakan hal itu lagi. Terimakasih, Tuhan!

"Ayana?" Tangan Zayyan yang melambai di depan wajahku menyadarkanku dari lamunanku.

"Jawaban aku?" Aku memastikan.

"Iya, Ayana. Kamu mau gak jadi pacar aku?" Ucap Zayyan.

Duh, aku jawab apa ya? Kira-kira jika aku langsung menjawabnya apa tidak akan terasa aneh? Kentara tidak ya kalau aku antusias?

Aku mengangguk dan tersipu, membuat senyum Zayyan kembali mengembang di wajah ramahnya.

"Makasih, Ayana." Ucapnya.

"Sama-sama, Ga." Ucapku salah tingkah.

"Kalau gitu nanti kita chat lagi ya. Aku pergi dulu sekarang, gak apa-apa 'kan? Maaf juga gak bisa anterin kamu." Ucapnya penuh sesal.

Aku menggelengkan kepalaku, "Gak apa-apa, kok. Ya udah aku juga mau pulang sekarang. Nanti biar aku pesen ojek online aja di depan."

"Ya udah yuk." Ajaknya.

Diapun berjalan ke kasir, "berapa mbak?"

"Eh, gak usah. Aku 'kan yang minum." Selaku saat dia membuka dompetnya.

"Gak apa-apa. Kita kan udah pacaran?" Ucapnya dengan senyum manis terkembang.

Seketika hatiku berbunga-bunga. Manis sekali pacarku ini.

"Aku berangkat ya. Maaf aku gak bisa anterin kamu. Lain kali pasti aku anter. Kamu hati-hati pulangnya." Ucap Zayyan saat berada di motor matic putihnya, terlihat masih merasa bersalah.

"Iya, gak apa-apa, kok. Udah kamu duluan aja." Ucapku.

"Beneran gak apa-apa?" Tanya Zayyan memastikan.

"Beneran. Dadah." Aku melambaikan tanganku dan kemudian Zayyan membalasnya lalu melajukan motornya.

Aku menatap Zayyan hingga ia menghilang di persimpangan. Aku tidak bisa berhenti tersenyum.

Aku biarkan beberapa saat hatiku menari-nari dan merasakan pertama kalinya dalam hidup, seseorang menjadi kekasihku.

TIIIITTT!!

Sebuah klakson berbunyi dan membuyarkan lamunanku.

"Ngapain lo disitu," Ghiffa ternyata yang membunyikan klakson mobilnya.

"Tuan? Kenapa Tuan ada disini?" Tanyaku heran.

"Masuk cepetan." Titahnya. Aku tidak bisa membantah saat mobil di belakang mobil Ghiffa sudah menyalakan klaksonnya.

"Ngapain lo disitu?" Tanyanya lagi sambil melajukan mobilnya.

"Saya abis ketemu sama seseorang, Tuan." Jawabku. "Tuan sendiri kok bisa ada disini?"

"Emang kenapa? Gak boleh gue lewat sini?!" Jawab Ghiffa dengan sinis.

"Gak apa-apa, Tuan." Jawabku cepat. Mulai mengomel deh dia.

"Mumpung ketemu lo disini, sekarang kita ke supermarket." Mobil Ghiffa mulai memasuki tempat parkir sebuah Mall.

"Mau apa, Tuan?" Tanyaku.

"Ya ke supermarket belanjalah. Masa nongkrong. Persediaan di rumah hampir abis, karena lo pertama kalinya kerja. Gue dampingin lo beliin barang-barang buat gue. Buat selanjutnya, lo belanja sendiri." Ghiffa pun keluar dari mobilnya setelah berhasil mendapatkan tempat parkir. Aku pun segera mengekor di belakangnya.

Kami masuk ke area mall di lantai paling bawah, dan kami pun sampai di depan supermarket. Namun bukannya masuk, Ghiffa malah berjalan menuju eskalator naik.

"Tuan, bukannya itu supermarketnya?" Tanyaku.

"Udah lo gak usah banyak nanya bisa gak sih?!" Jawabnya ketus, seperti biasa.

Untung moodku sedang bagus, jadi aku tidak mempermasalahkan sikapnya. Aku membuka ponsel dan membuka ruang obrolanku dengan Zayyan. Aku membuka foto profilenya yang masih bergambar tokoh anime Kojiro Hyuga. Aku benar-benar tidak bisa berhenti tersenyum.

Tanpa sadar aku mengikuti Ghiffa yang masuk ke sebuah restoran cepat saji.

"Nih, Lo pesenin gue makan. Beli juga buat lo. Gue tunggu di meja sana." Ucapnya seraya memberikanku uang dua lembar uang berwarna merah. Ia pun berjalan menuju meja yang tadi ditunjuknya tanpa membiarkanku menjawab.

Kenapa jadi makan? Ya sudahlah, bagus juga berarti aku tidak perlu memasak nanti saat pulang.

Aku berjalan menuju papan order dan memesan melalui mesin itu, kemudian aku ke kasir. Kasir cukup penuh saat itu. Jadi aku mengantri di belakang beberapa orang.

[Zayyan] : Ay, kamu udah pulang?

Sebuah pesan masuk. Akupun terlonjak gembira. Zayyan mengirimkan pesan pertamanya sebagai pacar!

[Ayana] : Belum. Aku lagi di mall dulu. Ada perlu. Kamu gimana? Udah selesai urusannya?

[Zayyan] : Baru nyampe. Pacarku lagi apa?

'pacarku' katanya? Jantungku langsung mereog seketika.

[Ayana] : Aku lagi pesen makanan, Zay. Kalau kamu?

[Zayyan] : Ay, boleh gak kamu manggil akunya tetep Hyuga aja? Soalnya gak kebiasa dipanggil nama aku sama kamu.

[Ayana] : Okay deh, Hyuga.

[Zayyan] : Oh iya, kamu ke mall sama siapa? Ngapain?

Duh, bilang jangan ya aku kesini dengan majikanku? Aku bahkan belum bilang kalau aku sudah tidak ngekost dekat kampus lagi. Tapi sepertinya lebih baik bilang. Aku tidak ingin dia salah paham nantinya jika tidak sengaja melihatku dengan Ghiffa seperti ini.

[Ayana] : Aku sama majikanku, Ga. Sebenernya aku udah gak tinggal di kost aku lagi. Aku sekarang tinggal di apartemen Melcia. Aku gantiin Bibi aku kerja, Ga.

Kira-kira Zayyan akan menanggapinya seperti apa ya, jika tahu aku bekerja sebagai ART? Apa dia akan malu?

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

agak curiga sama hyuga🤔🤔🤔

2024-06-04

1

vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘

vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘

ohh ternyata bukan

2023-09-21

1

meE😊😊

meE😊😊

si hyuga pnuh misteri kek y ad yg d smbunyiin dr dia

2023-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menjadi ART
2 Bab 2: Hyuga
3 Bab 3: Alghiffari Airlangga
4 Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5 Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6 Bab 6: Anak Badung
7 Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8 Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9 Bab 9: Seperti Kencan
10 Bab 10: Alghazali Airlangga
11 Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12 Bab 12: Kejadian di Danau
13 Bab 13: Menghindar
14 Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15 Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16 Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17 Bab 17: SMA Centauri
18 Bab 18: Pembuat Onar
19 Bab 19: Kecurigaan
20 Bab 20: Terlanjur Sayang
21 Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22 Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23 Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24 Bab 24: Menyadari Perasaan
25 Bab 25: Terungkap
26 Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27 Bab 27: Patah Hati
28 Bab 28: Hari yang Berat
29 Bab 29: Tempat Bersandar
30 Bab 30: Awal yang Baru
31 Bab 31: Menelaah Hati
32 Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33 Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34 Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35 Bab 35: Cerita yang Familiar
36 Bab 36: Lari dari Kenyataan
37 Bab 37: Menolak
38 Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39 Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40 Bab 40: Dilema
41 Bab 41: I am so Into You
42 Bab 42: Membuat Kesepakatan
43 Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44 Bab 44: Syarat Tambahan
45 Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46 Bab 46: Hubungan yang Buruk
47 Bab 47: Tindakan Nekat
48 Bab 48: Hanya Aku
49 Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50 Bab 50: Si Tuan Manja
51 Bab 51: Rendah Diri
52 Bab 52: Sikap Ghaza
53 Bab 53: Merasa Bersalah
54 Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55 Bab 55: Bumerang
56 Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57 Bab 57: Badai Belum Usai
58 Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59 Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60 Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61 Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62 Bab 62: Wajah Baru
63 Bab 63: Jaga Hati
64 Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65 Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66 Bab 66: Kesempatan Bagus
67 Bab 67: Kembali Tahu Diri
68 Bab 68: Menemani Ghaza
69 Bab 69: Menculik Ayana
70 Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71 Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72 Bab 72: Mempertahankan
73 Bab 73: Gadis Berhati Murni
74 Bab 74: Kampung Halaman
75 Bab 75: However You Are
76 Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77 Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78 Bab 78: Yakin Seratus Persen
79 Bab 79: Kejadian tak Terduga
80 Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81 Bab 81: Istriku
82 Bab 82: Bapak
83 Bab 83: Pertama Kali
84 Bab 84: Aa Ghiffa
85 Bab 85: Pulang Nanti
86 Bab 86: Kiriman Makanan
87 Bab 87: Sudah Bersuami
88 Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89 Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90 Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91 Bab 91: Natasha dan Lucas
92 Bab 92: Di Hotel
93 Bab 93: Morning Sweet Talk
94 Bab 94: Pencarian Ayana
95 Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96 Bab 96: Tidak apa-apa
97 Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98 Bab 98: Menangis Bersama Belva
99 Bab 99: Menimpa Jejak
100 Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101 Bab 101: Persiapan Pembalasan
102 Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103 Bab 103: Pusat Perhatian
104 Bab 104: Kakak Terbaik
105 Bab 105: Restu
106 Bab 106: Belum Selesai
107 Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108 Bab 108: Pergi dari Rumah
109 Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110 Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111 Bab 111: Waspada pada Ghaza
112 Bab 112: Memori Buruk
113 Bab 113: Selalu Seperti Ini
114 Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115 Bab 115: Nasehat Lucas
116 Bab 116: Pesona Ayana
117 Bab 117: Trauma
118 Bab 118: Sembuh
119 Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120 Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121 Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122 Bab 122: Sebelum Acara
123 Bab 123: Jamuan Pernikahan
124 Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125 Bab 125: Positive Vibes
126 Bab 126: Honeymoon
127 Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128 Bab 128: Tidak Berdaya
129 Bab 129: Demi sang Putra
130 Bab 130: Prinsip dan Ego
131 Bab 131: Hati Seorang Ayah
132 Bab 132: Mati Rasa
133 Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134 Bab 134: Bangun
135 Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136 Bab 136: Melandai
137 Bab 137: Ikhlas
138 Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139 Bab 139: Merajuk
140 Bab 140: Ghiffa Curang
141 Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142 Bab 142: Papa dan Mama
143 Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144 Bab 144: Resepsi
145 Bab 145: Mimpi (end)
146 Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147 Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148 Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149 Ekstra 4: Visual Novel
150 Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151 Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152 Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153 Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154 Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155 Ekstra 10: Marry Me, Dev
156 Ekstra 11: My Big Girl
157 Ekstra 12: Single Mom
158 Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159 Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160 Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161 Ekstra 16: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab 1: Menjadi ART
2
Bab 2: Hyuga
3
Bab 3: Alghiffari Airlangga
4
Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5
Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6
Bab 6: Anak Badung
7
Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8
Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9
Bab 9: Seperti Kencan
10
Bab 10: Alghazali Airlangga
11
Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12
Bab 12: Kejadian di Danau
13
Bab 13: Menghindar
14
Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15
Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16
Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17
Bab 17: SMA Centauri
18
Bab 18: Pembuat Onar
19
Bab 19: Kecurigaan
20
Bab 20: Terlanjur Sayang
21
Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22
Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23
Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24
Bab 24: Menyadari Perasaan
25
Bab 25: Terungkap
26
Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27
Bab 27: Patah Hati
28
Bab 28: Hari yang Berat
29
Bab 29: Tempat Bersandar
30
Bab 30: Awal yang Baru
31
Bab 31: Menelaah Hati
32
Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33
Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34
Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35
Bab 35: Cerita yang Familiar
36
Bab 36: Lari dari Kenyataan
37
Bab 37: Menolak
38
Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39
Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40
Bab 40: Dilema
41
Bab 41: I am so Into You
42
Bab 42: Membuat Kesepakatan
43
Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44
Bab 44: Syarat Tambahan
45
Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46
Bab 46: Hubungan yang Buruk
47
Bab 47: Tindakan Nekat
48
Bab 48: Hanya Aku
49
Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50
Bab 50: Si Tuan Manja
51
Bab 51: Rendah Diri
52
Bab 52: Sikap Ghaza
53
Bab 53: Merasa Bersalah
54
Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55
Bab 55: Bumerang
56
Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57
Bab 57: Badai Belum Usai
58
Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59
Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60
Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61
Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62
Bab 62: Wajah Baru
63
Bab 63: Jaga Hati
64
Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65
Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66
Bab 66: Kesempatan Bagus
67
Bab 67: Kembali Tahu Diri
68
Bab 68: Menemani Ghaza
69
Bab 69: Menculik Ayana
70
Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71
Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72
Bab 72: Mempertahankan
73
Bab 73: Gadis Berhati Murni
74
Bab 74: Kampung Halaman
75
Bab 75: However You Are
76
Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77
Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78
Bab 78: Yakin Seratus Persen
79
Bab 79: Kejadian tak Terduga
80
Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81
Bab 81: Istriku
82
Bab 82: Bapak
83
Bab 83: Pertama Kali
84
Bab 84: Aa Ghiffa
85
Bab 85: Pulang Nanti
86
Bab 86: Kiriman Makanan
87
Bab 87: Sudah Bersuami
88
Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89
Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90
Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91
Bab 91: Natasha dan Lucas
92
Bab 92: Di Hotel
93
Bab 93: Morning Sweet Talk
94
Bab 94: Pencarian Ayana
95
Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96
Bab 96: Tidak apa-apa
97
Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98
Bab 98: Menangis Bersama Belva
99
Bab 99: Menimpa Jejak
100
Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101
Bab 101: Persiapan Pembalasan
102
Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103
Bab 103: Pusat Perhatian
104
Bab 104: Kakak Terbaik
105
Bab 105: Restu
106
Bab 106: Belum Selesai
107
Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108
Bab 108: Pergi dari Rumah
109
Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110
Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111
Bab 111: Waspada pada Ghaza
112
Bab 112: Memori Buruk
113
Bab 113: Selalu Seperti Ini
114
Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115
Bab 115: Nasehat Lucas
116
Bab 116: Pesona Ayana
117
Bab 117: Trauma
118
Bab 118: Sembuh
119
Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120
Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121
Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122
Bab 122: Sebelum Acara
123
Bab 123: Jamuan Pernikahan
124
Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125
Bab 125: Positive Vibes
126
Bab 126: Honeymoon
127
Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128
Bab 128: Tidak Berdaya
129
Bab 129: Demi sang Putra
130
Bab 130: Prinsip dan Ego
131
Bab 131: Hati Seorang Ayah
132
Bab 132: Mati Rasa
133
Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134
Bab 134: Bangun
135
Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136
Bab 136: Melandai
137
Bab 137: Ikhlas
138
Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139
Bab 139: Merajuk
140
Bab 140: Ghiffa Curang
141
Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142
Bab 142: Papa dan Mama
143
Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144
Bab 144: Resepsi
145
Bab 145: Mimpi (end)
146
Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147
Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148
Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149
Ekstra 4: Visual Novel
150
Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151
Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152
Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153
Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154
Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155
Ekstra 10: Marry Me, Dev
156
Ekstra 11: My Big Girl
157
Ekstra 12: Single Mom
158
Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159
Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160
Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161
Ekstra 16: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!