Aku duduk di meja paling pojok di cafe X. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan detak jantungku, sehingga sengaja aku datang 10 menit lebih awal dari Zayyan agar aku bisa mempersiapkan hatiku terlebih dahulu. Aku membuka ponselku dan mengecek wajahku. Kurapikan rambutku yang panjang sepunggung dan tanpa poni, entah sudah yang keberapa kali. Aku juga terus meneguk americano dingin yang aku pesan dan sekarang airnya hanya tinggal setengahnya.
Aku sangat gugup!
Jika Zayyan menyukaiku juga saat kita bertemu sekarang, maka kami akan berpacaran. Dan itu berarti dia adalah pacar pertamaku! Seumur hidup!
Tidak lama seorang cowok masuk ke dalam cafe. Pandangannya beredar menyapu ruangan. Itu Zayyan. Aku yakin itu dia. Badannya kurus tidak terlalu tinggi, kulitnya sawo matang, dan wajahnya ramah. Dia akhirnya melihat ke arahku. Dia belum pernah melihat wajahku, jadi aku khawatir dia salah mengenali orang, maka aku melambaikan tanganku padanya. Jangan ditanya seberapa gugup aku saat tatapan kami bertemu!
Dia berjalan ke arahku dan sebuah senyum terbit di bibirnya. Manis sekali. Akupun berdiri menyambutnya.
"Ayana?" Tanyanya. Entah perasaanku saja atau suaranya terdengar sedikit berbeda ya?
"Iya. Hyuga?" Tanyaku.
Senyum yang lebih lebar tertuju padaku, "Akhirnya kita ketemu juga." Ucapnya sumringah.
Aku tidak bisa menahan bagaimana perasaanku sekarang. Senang, bahagia, lega, karena Zayyan tidak menampakkan ekspresi yang tidak menyukaiku. Malahan dia tersenyum hangat padaku.
"Duduk, Ga. Eh atau aku harus panggil Zayyan?" Ucapku setelah lama aku dan dia berdiri.
"Hyuga aja panggilnya." Ucapnya seraya duduk di seberangku.
"Kamu mau pesen sesuatu?" Tanyaku sedikit canggung.
"Gak usah deh, Ayana. Aku buru-buru soalnya. Maaf ya aku gak bisa lama-lama." Ucapnya penuh sesal.
Aku sedikit kecewa mendengarnya, "Oh, kamu ada perlu ya? Ya udah gak apa-apa. Makasih ya udah dateng."
"Iya, sama-sama. Aku seneng kok bisa ketemu kamu. Cuma maaf ya, hari ini aku bener-bener ada keperluan." Ucap Zayyan. Sepertinya ia menangkap nada bicaraku yang agak kecewa.
"Iya, gak apa-apa, kok. Nyantai aja." Ucapku berusaha ceria.
Zayyan melihat ke arah jam tangan yang digunakannya, "Duh aku gak enak sama kamu sebenernya, tapi kayaknya aku harus pergi sekarang."
Apa Zayyan tidak menyukaiku ya? Kok dia tidak bisa sebentar saja disini. Dia bahkan belum ada disini 5 menit. Sepertinya aku salah, Zayyan sepertinya tidak menyukaiku.
"Tapi sebelum aku pergi, aku pengen mastiin sesuatu." Ucap Zayyan.
"Apa?" tanyaku.
"Aku pengen denger jawaban kamu."
Blush!
Seketika wajahku memerah. Ternyata Zayyan menyukaiku! Dia menanyakan hal itu lagi. Terimakasih, Tuhan!
"Ayana?" Tangan Zayyan yang melambai di depan wajahku menyadarkanku dari lamunanku.
"Jawaban aku?" Aku memastikan.
"Iya, Ayana. Kamu mau gak jadi pacar aku?" Ucap Zayyan.
Duh, aku jawab apa ya? Kira-kira jika aku langsung menjawabnya apa tidak akan terasa aneh? Kentara tidak ya kalau aku antusias?
Aku mengangguk dan tersipu, membuat senyum Zayyan kembali mengembang di wajah ramahnya.
"Makasih, Ayana." Ucapnya.
"Sama-sama, Ga." Ucapku salah tingkah.
"Kalau gitu nanti kita chat lagi ya. Aku pergi dulu sekarang, gak apa-apa 'kan? Maaf juga gak bisa anterin kamu." Ucapnya penuh sesal.
Aku menggelengkan kepalaku, "Gak apa-apa, kok. Ya udah aku juga mau pulang sekarang. Nanti biar aku pesen ojek online aja di depan."
"Ya udah yuk." Ajaknya.
Diapun berjalan ke kasir, "berapa mbak?"
"Eh, gak usah. Aku 'kan yang minum." Selaku saat dia membuka dompetnya.
"Gak apa-apa. Kita kan udah pacaran?" Ucapnya dengan senyum manis terkembang.
Seketika hatiku berbunga-bunga. Manis sekali pacarku ini.
"Aku berangkat ya. Maaf aku gak bisa anterin kamu. Lain kali pasti aku anter. Kamu hati-hati pulangnya." Ucap Zayyan saat berada di motor matic putihnya, terlihat masih merasa bersalah.
"Iya, gak apa-apa, kok. Udah kamu duluan aja." Ucapku.
"Beneran gak apa-apa?" Tanya Zayyan memastikan.
"Beneran. Dadah." Aku melambaikan tanganku dan kemudian Zayyan membalasnya lalu melajukan motornya.
Aku menatap Zayyan hingga ia menghilang di persimpangan. Aku tidak bisa berhenti tersenyum.
Aku biarkan beberapa saat hatiku menari-nari dan merasakan pertama kalinya dalam hidup, seseorang menjadi kekasihku.
TIIIITTT!!
Sebuah klakson berbunyi dan membuyarkan lamunanku.
"Ngapain lo disitu," Ghiffa ternyata yang membunyikan klakson mobilnya.
"Tuan? Kenapa Tuan ada disini?" Tanyaku heran.
"Masuk cepetan." Titahnya. Aku tidak bisa membantah saat mobil di belakang mobil Ghiffa sudah menyalakan klaksonnya.
"Ngapain lo disitu?" Tanyanya lagi sambil melajukan mobilnya.
"Saya abis ketemu sama seseorang, Tuan." Jawabku. "Tuan sendiri kok bisa ada disini?"
"Emang kenapa? Gak boleh gue lewat sini?!" Jawab Ghiffa dengan sinis.
"Gak apa-apa, Tuan." Jawabku cepat. Mulai mengomel deh dia.
"Mumpung ketemu lo disini, sekarang kita ke supermarket." Mobil Ghiffa mulai memasuki tempat parkir sebuah Mall.
"Mau apa, Tuan?" Tanyaku.
"Ya ke supermarket belanjalah. Masa nongkrong. Persediaan di rumah hampir abis, karena lo pertama kalinya kerja. Gue dampingin lo beliin barang-barang buat gue. Buat selanjutnya, lo belanja sendiri." Ghiffa pun keluar dari mobilnya setelah berhasil mendapatkan tempat parkir. Aku pun segera mengekor di belakangnya.
Kami masuk ke area mall di lantai paling bawah, dan kami pun sampai di depan supermarket. Namun bukannya masuk, Ghiffa malah berjalan menuju eskalator naik.
"Tuan, bukannya itu supermarketnya?" Tanyaku.
"Udah lo gak usah banyak nanya bisa gak sih?!" Jawabnya ketus, seperti biasa.
Untung moodku sedang bagus, jadi aku tidak mempermasalahkan sikapnya. Aku membuka ponsel dan membuka ruang obrolanku dengan Zayyan. Aku membuka foto profilenya yang masih bergambar tokoh anime Kojiro Hyuga. Aku benar-benar tidak bisa berhenti tersenyum.
Tanpa sadar aku mengikuti Ghiffa yang masuk ke sebuah restoran cepat saji.
"Nih, Lo pesenin gue makan. Beli juga buat lo. Gue tunggu di meja sana." Ucapnya seraya memberikanku uang dua lembar uang berwarna merah. Ia pun berjalan menuju meja yang tadi ditunjuknya tanpa membiarkanku menjawab.
Kenapa jadi makan? Ya sudahlah, bagus juga berarti aku tidak perlu memasak nanti saat pulang.
Aku berjalan menuju papan order dan memesan melalui mesin itu, kemudian aku ke kasir. Kasir cukup penuh saat itu. Jadi aku mengantri di belakang beberapa orang.
[Zayyan] : Ay, kamu udah pulang?
Sebuah pesan masuk. Akupun terlonjak gembira. Zayyan mengirimkan pesan pertamanya sebagai pacar!
[Ayana] : Belum. Aku lagi di mall dulu. Ada perlu. Kamu gimana? Udah selesai urusannya?
[Zayyan] : Baru nyampe. Pacarku lagi apa?
'pacarku' katanya? Jantungku langsung mereog seketika.
[Ayana] : Aku lagi pesen makanan, Zay. Kalau kamu?
[Zayyan] : Ay, boleh gak kamu manggil akunya tetep Hyuga aja? Soalnya gak kebiasa dipanggil nama aku sama kamu.
[Ayana] : Okay deh, Hyuga.
[Zayyan] : Oh iya, kamu ke mall sama siapa? Ngapain?
Duh, bilang jangan ya aku kesini dengan majikanku? Aku bahkan belum bilang kalau aku sudah tidak ngekost dekat kampus lagi. Tapi sepertinya lebih baik bilang. Aku tidak ingin dia salah paham nantinya jika tidak sengaja melihatku dengan Ghiffa seperti ini.
[Ayana] : Aku sama majikanku, Ga. Sebenernya aku udah gak tinggal di kost aku lagi. Aku sekarang tinggal di apartemen Melcia. Aku gantiin Bibi aku kerja, Ga.
Kira-kira Zayyan akan menanggapinya seperti apa ya, jika tahu aku bekerja sebagai ART? Apa dia akan malu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Erni Fitriana
agak curiga sama hyuga🤔🤔🤔
2024-06-04
1
vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘
ohh ternyata bukan
2023-09-21
1
meE😊😊
si hyuga pnuh misteri kek y ad yg d smbunyiin dr dia
2023-08-08
1