Bab 5: Takut Tidur Sendiri

Selesai mencuci mangkuk aku menghampiri kamar Ghiffa. Ada apa ya dia memintaku masuk ke kamarnya? Apa ada cucian kotor yang harus aku bawa ke ruang cuci? Atau perlengkapan mandinya habis? Pikiranku terus bertanya-tanya.

Tok...tok...tok...

Aku mengetuk pintu kamar Ghiffa dan sebuah suara mempersilahkanku masuk. Ku buka pintu kamar itu dan aku lihat Ghiffa berada di balkon kamarnya. Ia baru saja mematikan rokoknya!

'Dasar anak nakal. Ini harus aku laporin sama Nyonya Natasha!' Tekadku.

Ghiffa pun masuk ke kamar dan berbaring di tempat tidurnya, melewatiku begitu saja. Membuat aku tertegun melihatnya. Apa aku ini makhluk tak kasat mata? Mengapa ia melewatiku begitu saja dan berbaring di tempat tidurnya?

"Tuan, ada apa saya diminta untuk datang kesini?" Tanyaku.

Ghiffa membuka matanya yang terpejam dan memandangku. "Lo bersihin kamar gue. Tuh di balkon beresin, kamar mandi gue, kamar juga. Terus matiin lampunya nanti kalau udah beres."

APA?! Aku berteriak dalam hati. Aku harus membereskan kamarnya di waktu yang sudah selarut ini? Majikanku ini semakin aneh saja.

"Bisa tidak ya, Tuan, saya membersihkannya besok pagi? Saya takut mengganggu Tuan tidur." Ucapku hati-hati.  Aku mencari alasan. Padahal akulah yang ingin tidur, rasanya aku sudah mengantuk sekali.

"Nggak," matanya terpejam, "beresin sekarang juga. Lo bersih-bersih aja gue gak akan keganggu, kok. Asal jangan berisik. Pake sapu aja, jangan pake vacuum cleaner."

Mencurigakan. Apa jangan-jangan?

"Tuan, takut tidur sendiri?" Tanpa sadar aku bertanya begitu. Sontak aku menutup mulutku yang nekat ini.

Ghiffa bangkit dari tidurnya, "Ngomong sekali lagi!" Ucapnya galak.

Aku mengatupkan bibirku rapat-rapat, tidak ada niatan untuk membalas kata-katanya. Aku segera membawa peralatan untuk membersihkan dan mulai membersihkan kamarnya dengan perlahan agar tidak berisik.

Mataku seakan tidak bisa kukendalikan, di sela-sela pekerjaanku, aku terus menatap ke wajah majikanku itu. Tuhan, mengapa dia tampan sekali?

"Ngapain lo ngelihatin gue?" Tiba-tiba saja Ghiffa membuka matanya dan menangkap basah aku yang sedang menatapnya.

Aku sedikit gelagapan, "saya gak lihatin Tuan, kok." Aku segera mengalihkan pandanganku.

"Lo harus sembunyiin ini dari semua orang. Imej gue gak boleh rusak." Ucap Ghiffa dengan mata yang kembali tertutup.

Jadi benar dia takut tidur sendiri? Serius? Aku terbahak dalam hati.

"Apa Bi Dini juga selalu menemani Tuan saat akan tertidur?" Tanyaku penasaran.

"Nggak." Ujar Ghiffa dengan mata yang terpejam.

Lalu kenapa aku di sini kalau begitu?

Mengejutkan sekali mengetahui Ghiffa takut tidur sendirian. Anak ini sungguh sangar di luar, tapi hatinya selembut hello kitti. Lalu bagaimana bisa anak semanja ini tinggal seorang diri di apartemen seperti ini. Aku sungguh tidak mengerti jalan pikiran orang kaya.

"Bi Dini cerewet dan mulutnya gak mau diem. Kalau gak ngomong dia pasti nyanyi-nyanyi di luar. Gue gak bisa tidur kalau gak ada orang di deket gue." Tambah Ghiffa.

Bi Dini memang orang yang tidak bisa berhenti bicara. Cerewet sekali, seakan tidak pernah kehabisan bahan untuk diceritakan. Suaranya juga bagus sekali. Apalagi jika bernyanyi lagu-lagu Sunda.

"Bagaimana kalau saya bernyanyi juga di luar agar Tuan tidak merasa sendiri?" Aku menawarkan.

"Suara lo bagus? Lo ngomong aja suaranya pelan gitu. Entar malah serem yang ada. Udah beres-beres aja. Gak usah banyak ngomong. Gue ngantuk."

Benar juga. Aku tidak terlalu pandai bernyanyi. Aku juga bukan orang yang seberani itu untuk bernyanyi di depan orang lain, apalagi di depan majikanku ini.

Beberapa saat kemudian terdengar dengkur kecil, menandakan Ghiffa sudah tertidur.

"Tuan.. " Bisikku. Tidak ada pergerakan dari tubuhnya.

Aku pun segera menyudahi beres-beres kamar majikanku itu karena apa yang mau dibersihkan, semuanya masih sangat kinclong. Hanya beberapa puntung rokok dan abunya saja yang bisa dibereskan dari kamarnya itu. Perlahan aku berjalan menuju saklar lampu dan mematikannya. Kemudian aku keluar dari sana dan menutup pintu dengan perlahan.

***

Keesokkan paginya setelah mandi dan berpakaian rapi, aku menuju dapur dan mulai menyiapkan sarapan. Aku membuat nasi goreng dan teh hangat.

"Tuan Ghiffa udah bangun belum ya?" Gumamku. Akupun berjalan menuju kamarnya dan mengetuk pintu.

"Tuan, ini sudah pagi." Tidak terdengar suara dari dalam. Aku memutuskan untuk membuka pintu.

Aku melihat majikanku itu masih tertidur pulas. Aku berjalan menghampirinya. "Tuan, bangun. Waktunya bersiap ke sekolah."

Ghiffa perlahan membuka matanya, dan bangkit dari posisi berbaringnya. "Minum..." pintanya dengan mata mengantuk.

Aku segera mengambil segelas air putih untuknya. "Ini Tuan. "

Ghiffa menghabiskan air itu dan menyerahkan gelas kosong itu padaku dan beranjak menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.

Aku pun kembali ke dapur dan mengambil seporsi nasi goreng dan membawanya ke kamarku. Aku memakannya di sana sambil membuka ponselku. Tidak ada balasan dari Hyuga semenjak chatku tadi malam.

Aku mendengus, "kenapa Hyuga gak bales ya?"

"Ayana!" Terdengar suara Ghiffa. Aku segera menghampirinya di kamarnya.

"Iya, Tuan?" Seketika aku terkesiap melihatnya hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Tubuhnya sungguh mempesona, terdapat kotak-kotak mirip roti sobek di perutnya. Jantungku berdetak kencang sekali.

"Mana seragam gue? Kok belom disiapin?" Tanyanya, membuatku tersadar dari fantasiku.

"Seragam ada di lemari, Tuan." Aku belum mengeceknya sih, tapi tidak ada seragamnya di ruang cuci. Jadi aku kira pasti ada di dalam lemarinya.

"Lo itu bisa kerja gak sih?! Lo harus siapin seragam gue di kasur pas gue mandi. Jadi gue langsung pakai seudah gue mandi!"

Emang dia tidak bisa ya mengambilnya sendiri di lemarinya? Dumelku dalam hati.

"Maafkan saya Tuan. " Aku segera membuka lemarinya.

"Telat lo! Udah lo keluar aja!" Ghiffa sedikit mendorong tubuhku dan membuka sendiri lemarinya dan mencari seragamnya.

Aku mendengus dan segera keluar dari kamar majikanku itu lalu kembali ke kamar untuk menghabiskan nasi goreng yang baru setengahnya aku makan.

"Pagi-pagi udah marah-marah aja itu anak." Aku duduk kembali di kursi di hadapan meja riasku dan mulai melahap sarapanku.

Setelah sarapanku habis aku kembali ke dapur dan melihat Ghiffa juga baru saja keluar dari kamarnya. Kami bertemu tatap.

'kerja disini bikin jantungku gak aman' Ucapku dalam hati. Entah mengapa tatapan Ghiffa selalu menusuk hingga ke jantungku. Hingga jantungku selalu berdebar saat melihatnya.

"Ini teh manis hangatnya, Tuan. " Aku meletakkannya di samping nasi goreng yang sedang dilahap oleh Ghiffa.

Ghiffa tidak menggubrisku dan malah sibuk dengan ponselnya. Akupun kembali ke konter dapur.

Tiba-tiba saja ponselku berbunyi, sebuah notifikasi masuk. Segera aku membukanya.

[Hyuga] : Maaf Ay, aku baru bales. Nanti sore kita ketemu di Cafe X ya. Oh iya, nama aku Zayyan.

"Zayyan?" Gumamku sambil tersenyum menatap layar ponselku.

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

demi menutup ketakutanya ghiffa nyuruh ayana beres" malem"🤣🤣🤣🤣

2024-06-04

1

vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘

vaniii_luvluvʕ •ᴥ•ʔ💞💗💘

"hello kitti "🥹🤣🤣

2023-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Menjadi ART
2 Bab 2: Hyuga
3 Bab 3: Alghiffari Airlangga
4 Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5 Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6 Bab 6: Anak Badung
7 Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8 Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9 Bab 9: Seperti Kencan
10 Bab 10: Alghazali Airlangga
11 Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12 Bab 12: Kejadian di Danau
13 Bab 13: Menghindar
14 Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15 Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16 Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17 Bab 17: SMA Centauri
18 Bab 18: Pembuat Onar
19 Bab 19: Kecurigaan
20 Bab 20: Terlanjur Sayang
21 Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22 Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23 Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24 Bab 24: Menyadari Perasaan
25 Bab 25: Terungkap
26 Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27 Bab 27: Patah Hati
28 Bab 28: Hari yang Berat
29 Bab 29: Tempat Bersandar
30 Bab 30: Awal yang Baru
31 Bab 31: Menelaah Hati
32 Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33 Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34 Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35 Bab 35: Cerita yang Familiar
36 Bab 36: Lari dari Kenyataan
37 Bab 37: Menolak
38 Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39 Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40 Bab 40: Dilema
41 Bab 41: I am so Into You
42 Bab 42: Membuat Kesepakatan
43 Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44 Bab 44: Syarat Tambahan
45 Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46 Bab 46: Hubungan yang Buruk
47 Bab 47: Tindakan Nekat
48 Bab 48: Hanya Aku
49 Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50 Bab 50: Si Tuan Manja
51 Bab 51: Rendah Diri
52 Bab 52: Sikap Ghaza
53 Bab 53: Merasa Bersalah
54 Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55 Bab 55: Bumerang
56 Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57 Bab 57: Badai Belum Usai
58 Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59 Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60 Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61 Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62 Bab 62: Wajah Baru
63 Bab 63: Jaga Hati
64 Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65 Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66 Bab 66: Kesempatan Bagus
67 Bab 67: Kembali Tahu Diri
68 Bab 68: Menemani Ghaza
69 Bab 69: Menculik Ayana
70 Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71 Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72 Bab 72: Mempertahankan
73 Bab 73: Gadis Berhati Murni
74 Bab 74: Kampung Halaman
75 Bab 75: However You Are
76 Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77 Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78 Bab 78: Yakin Seratus Persen
79 Bab 79: Kejadian tak Terduga
80 Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81 Bab 81: Istriku
82 Bab 82: Bapak
83 Bab 83: Pertama Kali
84 Bab 84: Aa Ghiffa
85 Bab 85: Pulang Nanti
86 Bab 86: Kiriman Makanan
87 Bab 87: Sudah Bersuami
88 Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89 Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90 Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91 Bab 91: Natasha dan Lucas
92 Bab 92: Di Hotel
93 Bab 93: Morning Sweet Talk
94 Bab 94: Pencarian Ayana
95 Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96 Bab 96: Tidak apa-apa
97 Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98 Bab 98: Menangis Bersama Belva
99 Bab 99: Menimpa Jejak
100 Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101 Bab 101: Persiapan Pembalasan
102 Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103 Bab 103: Pusat Perhatian
104 Bab 104: Kakak Terbaik
105 Bab 105: Restu
106 Bab 106: Belum Selesai
107 Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108 Bab 108: Pergi dari Rumah
109 Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110 Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111 Bab 111: Waspada pada Ghaza
112 Bab 112: Memori Buruk
113 Bab 113: Selalu Seperti Ini
114 Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115 Bab 115: Nasehat Lucas
116 Bab 116: Pesona Ayana
117 Bab 117: Trauma
118 Bab 118: Sembuh
119 Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120 Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121 Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122 Bab 122: Sebelum Acara
123 Bab 123: Jamuan Pernikahan
124 Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125 Bab 125: Positive Vibes
126 Bab 126: Honeymoon
127 Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128 Bab 128: Tidak Berdaya
129 Bab 129: Demi sang Putra
130 Bab 130: Prinsip dan Ego
131 Bab 131: Hati Seorang Ayah
132 Bab 132: Mati Rasa
133 Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134 Bab 134: Bangun
135 Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136 Bab 136: Melandai
137 Bab 137: Ikhlas
138 Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139 Bab 139: Merajuk
140 Bab 140: Ghiffa Curang
141 Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142 Bab 142: Papa dan Mama
143 Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144 Bab 144: Resepsi
145 Bab 145: Mimpi (end)
146 Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147 Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148 Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149 Ekstra 4: Visual Novel
150 Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151 Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152 Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153 Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154 Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155 Ekstra 10: Marry Me, Dev
156 Ekstra 11: My Big Girl
157 Ekstra 12: Single Mom
158 Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159 Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160 Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161 Ekstra 16: Jodohkah Kita?
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab 1: Menjadi ART
2
Bab 2: Hyuga
3
Bab 3: Alghiffari Airlangga
4
Bab 4: Tuan Muda Menyebalkan
5
Bab 5: Takut Tidur Sendiri
6
Bab 6: Anak Badung
7
Bab 7: Berpacaran dengan Zayyan
8
Bab 8: Satu Sendok Es Krim
9
Bab 9: Seperti Kencan
10
Bab 10: Alghazali Airlangga
11
Bab 11: Jangan Temui Gazha lagi
12
Bab 12: Kejadian di Danau
13
Bab 13: Menghindar
14
Bab 14: Sudut Pandang Ghiffa
15
Bab 15: Ancaman yang Mendebarkan
16
Bab 16: Hyuga = Zayyan?
17
Bab 17: SMA Centauri
18
Bab 18: Pembuat Onar
19
Bab 19: Kecurigaan
20
Bab 20: Terlanjur Sayang
21
Bab 21: Perayaan Satu Bulan
22
Bab 22: Seperti Kencan (part 2)
23
Bab 23: Makan Malam (Romantis?)
24
Bab 24: Menyadari Perasaan
25
Bab 25: Terungkap
26
Bab 26: Zayyan bukan Hyuga
27
Bab 27: Patah Hati
28
Bab 28: Hari yang Berat
29
Bab 29: Tempat Bersandar
30
Bab 30: Awal yang Baru
31
Bab 31: Menelaah Hati
32
Bab 32: Kesalahan Nyonya Natasha
33
Bab 33: Klarifikasi pada Zalfa
34
Bab 34: Tidak Pandang Bulu
35
Bab 35: Cerita yang Familiar
36
Bab 36: Lari dari Kenyataan
37
Bab 37: Menolak
38
Bab 38: Membuat Ayana Jatuh Cinta
39
Bab 39: Nama yang Kembali Terdengar
40
Bab 40: Dilema
41
Bab 41: I am so Into You
42
Bab 42: Membuat Kesepakatan
43
Bab 43: Ghiffa Rasa Hyuga
44
Bab 44: Syarat Tambahan
45
Bab 45: Ghiffa dan Ghaza
46
Bab 46: Hubungan yang Buruk
47
Bab 47: Tindakan Nekat
48
Bab 48: Hanya Aku
49
Bab 49: Hukuman untuk Ghiffa
50
Bab 50: Si Tuan Manja
51
Bab 51: Rendah Diri
52
Bab 52: Sikap Ghaza
53
Bab 53: Merasa Bersalah
54
Bab 54: Kejadian Sebenarnya
55
Bab 55: Bumerang
56
Bab 56: Hyuganya Aya, Ayanya Hyuga
57
Bab 57: Badai Belum Usai
58
Bab 58: Cerita tentang Ghiffa
59
Bab 59: Cerita tentang Ghiffa (part 2)
60
Bab 60: Pelangi Setelah Badai
61
Bab 61: Hasil Keringat Sendiri
62
Bab 62: Wajah Baru
63
Bab 63: Jaga Hati
64
Bab 64: Ghiffa yang Sesungguhnya
65
Bab 65: Ayana adalah Pacarku
66
Bab 66: Kesempatan Bagus
67
Bab 67: Kembali Tahu Diri
68
Bab 68: Menemani Ghaza
69
Bab 69: Menculik Ayana
70
Bab 70: Hanya, Kamu Bilang?
71
Bab 71: Sudut Pandang Berbeda
72
Bab 72: Mempertahankan
73
Bab 73: Gadis Berhati Murni
74
Bab 74: Kampung Halaman
75
Bab 75: However You Are
76
Bab 76: Sandiwara Tugas Projek
77
Bab 77: Menengok Secuil Masa Lalu
78
Bab 78: Yakin Seratus Persen
79
Bab 79: Kejadian tak Terduga
80
Bab 80: Mendadak Suami-Istri
81
Bab 81: Istriku
82
Bab 82: Bapak
83
Bab 83: Pertama Kali
84
Bab 84: Aa Ghiffa
85
Bab 85: Pulang Nanti
86
Bab 86: Kiriman Makanan
87
Bab 87: Sudah Bersuami
88
Bab 88: Lagi, Kiriman dari Ghaza
89
Bab 89: Cincin Berlian Kecil
90
Bab 90: Bertemu Mama Mertua
91
Bab 91: Natasha dan Lucas
92
Bab 92: Di Hotel
93
Bab 93: Morning Sweet Talk
94
Bab 94: Pencarian Ayana
95
Bab 95: Apartemen V Unit 2008
96
Bab 96: Tidak apa-apa
97
Bab 97: Cinta itu Tidak Ada
98
Bab 98: Menangis Bersama Belva
99
Bab 99: Menimpa Jejak
100
Bab 100: Tekad Perempuan yang tersakiti
101
Bab 101: Persiapan Pembalasan
102
Bab 102: Teman Kencan Ghaza
103
Bab 103: Pusat Perhatian
104
Bab 104: Kakak Terbaik
105
Bab 105: Restu
106
Bab 106: Belum Selesai
107
Bab 107: Ungkapan Cinta Ghaza
108
Bab 108: Pergi dari Rumah
109
Bab 109: Menuruti Kenekatan Ghiffa
110
Bab 110: Ghiffa Sang Pemenang
111
Bab 111: Waspada pada Ghaza
112
Bab 112: Memori Buruk
113
Bab 113: Selalu Seperti Ini
114
Bab 114: Pemandangan Menyakitkan
115
Bab 115: Nasehat Lucas
116
Bab 116: Pesona Ayana
117
Bab 117: Trauma
118
Bab 118: Sembuh
119
Bab 119: Bertemu Ghaza Lagi
120
Bab 120: Selamat Berusia 19 Tahun
121
Bab 121: Hadiah dari Tuan Musa
122
Bab 122: Sebelum Acara
123
Bab 123: Jamuan Pernikahan
124
Bab 124: Ghiffa yang Tenang
125
Bab 125: Positive Vibes
126
Bab 126: Honeymoon
127
Bab 127: Berharap Ini Hanya Mimpi Buruk
128
Bab 128: Tidak Berdaya
129
Bab 129: Demi sang Putra
130
Bab 130: Prinsip dan Ego
131
Bab 131: Hati Seorang Ayah
132
Bab 132: Mati Rasa
133
Bab 133: Pulih untuk Ghiffa
134
Bab 134: Bangun
135
Bab 135: Menghargai Diri Sendiri
136
Bab 136: Melandai
137
Bab 137: Ikhlas
138
Bab 138: Lupa atau Pura-pura?
139
Bab 139: Merajuk
140
Bab 140: Ghiffa Curang
141
Bab 141: Pesta Ulang Tahun
142
Bab 142: Papa dan Mama
143
Bab 143: Satu Bulan Kemudian
144
Bab 144: Resepsi
145
Bab 145: Mimpi (end)
146
Ekstra 1: Mengejar Cinta Ghaza
147
Ekstra 2: Mengejar Cinta Ghaza (part 2)
148
Ekstra 3: Mengejar Cinta Ghaza (part 3)
149
Ekstra 4: Visual Novel
150
Ekstra 5: Promosi Novel Baru
151
Ekstra 6: Visual Novel (part 2)
152
Ekstra 7: Wanita Rahasia Daddy Zach
153
Ekstra 8: Pengorbanan Nayara
154
Ekstra 9: Om Rey Tersayang
155
Ekstra 10: Marry Me, Dev
156
Ekstra 11: My Big Girl
157
Ekstra 12: Single Mom
158
Ekstra 13: Miss Rania, I Love you
159
Ekstra 14: Selingkuh Itu Indah
160
Ekstra 15: Mengejar Cinta Nabila
161
Ekstra 16: Jodohkah Kita?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!