Bab 15 – Hilangnya Kemanusiaan

“Ah, dasar sialan!” umpat Gavin.

Gavin saat ini bersama Shiro memasuki semakin dalam hutan, ini juga atas perintah Argus.

Argus mengatakan bahwa ini adalah pelajaran terakhir sebelum Gavin harus segera pergi dan menyelesaikan masalahnya.

Gavin hanya bisa terus menggerutu, dia sebenarnya tidak mau untuk berburu, hanya saja ini juga demi bagaimana dirinya membiasakan diri bersama Shiro si Serigala Putih.

“Shiro, apa kau mengendus sesu–”

Grrrr!

Gavin terkejut ketika Shiro menggeram ke arah semak belukar yang menjulang tinggi hingga menyamai tinggi Gavin itu sendiri.

Gavin yang penasaran pun, mengeluarkan sebilah pisau dan segera mempersiapkan segalanya, dia ingin segera mengakhiri penderitaannya bersama tiga pria aneh.

“Shiro, tenanglah,” ucap Gavin pelan.

Dalam sepersekian detik kemudian, semak belukar itu berbunyi saling bergesekan hingga Shiro yang terkejut langsung maju menerjang tanpa berpikir panjang.

Gavin pun hanya bisa berdecak kesal, dia mengikuti Shiro dengan menebas semak belukar itu menggunakan pisaunya hingga paling tidak membuatnya nyaman untuk bergerak.

“Aaahhh!!!”

Gavin terkejut ketika seorang gadis kecil yang berlumuran darah dengan tatapan mata begitu ketakutan, pakaian yang terlihat imut malah mengerikan karena berlumuran darah.

Gadis kecil itu hanya bisa terduduk lemas sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, tak berani untuk melihat cara kematiannya sendiri, misal diterkam serigala.

“He–Hei, gadis kecil, kenapa ada di sini?” tanya Gavin seraya menghampiri gadis tersebut.

Gadis kecil itu tersentak, dia pun melihat Gavin yang berdiri ingin segera menjangkaunya, dalam pandangannya, Gavin seperti seorang penjahat yang akan mengambilnya.

Gadis itu pun berteriak kencang, menangis sejadi-jadinya hingga Shiro benar-benar menjadi kesal sendiri, Shiro bahkan ingin langsung menerkam gadis tersebut.

Namun, beruntungnya Gavin bisa menghalanginya, kemudian dia langsung memeluk begitu hangat gadia kecil yang ketakutan tersebut.

“Jangan panik, tenanglah, Kakak ada di sini,” ucap Gavin pelan dengan suara yang begitu lembut.

Gavin terus memeluk gadis kecil itu hingga perlahan tubuh gadis itu yang bergetar kembali normal.

“Ka–Kakak?” ucap gadis itu begitu lembut dengan suaranya yang cukup parau karena sebelumnya menangis parah.

Gavin mengangguk, dia melepas pelukannya, kemudian memegang kedua pundak gadis itu, menatapnya lekat dengan tatapan yang tak pernah dilihat gadis itu sebelumnya, tatapan dengan kelembutan dan kehangatan bagai keluarga sendiri.

“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Gavin dengan begitu lembut agar tidak membuat gadis itu kembali panik.

Gadis itu menatap bingung serigala putih di samping Gavin yang terasa mengerikan, tetapi di satu sisi terlihat bersahabat, kemudian pandangannya kembali pada Gavin yang menunggu jawaban.

“Ka–Kakakku ... Dia ... Dia dituduh mencuri, jadi Kakakku dibunuh orang jahat!” jelas gadis itu dengan tatapan penuh kesedihan.

“Hmm ... Siapa namamu?”

“Nara, kalau Kakak baik ini?”

“Gavin, salam kenal Nara!”

Gavin pun langsung berdiri, menatap sekitar dengan kebingungan karena gadis bernama Nara itu benar-benar situasi yang aneh, tersesat hingga di hutan seperti ini.

Lagipula kota terdekat, Kota Aezak masih sekitar lima belas menit lagi dari tempat tersebut, kemudian Nara yang terlihat berusia 6 tahun itu mampu sampai di sini terasa aneh.

Gavin yang berpikir bahwa Nara tersesat pun tidak bisa langsung berpikir demikian, gadis sekecil ini mampu tersesat sampai di sini, terlalu aneh.

“Nah, Nara ikut Kakak!” ajak Gavin sembari tersenyum.

Dor! Dor!

Di hutan itu, menggema suara tembakan, terus berulang-ulang hingga membuat Gavin benar-benar sangat terkejut, apalagi Nara yang meringkuk ketakutan dengan tubuh gemetar.

Tembakan itu terus terjadi, bahkan suara tembakan dengan interval cepat juga muncul, layaknya menembak memakai senjata kelas senapan serbu.

Dalam dua menit, tembakan itu pun berakhir, kemudian suara nyaring mirip siulan menggema sekitar tiga kali.

“Ini ... Aneh, sejak beberapa hari lalu, tidak ada Warga Biasa yang berprofesi sebagai Pemburu Binatang,” gumam Gavin.

Dia pun menarik Nara untuk berjalan lebih cepat, di tangan kanannya juga bersiap pistol untuk dirinya menjaga dari bahaya yang akan datang.

Berjalan terus, hingga dia sampai berjarak dua puluh meter dari gubuk Argus, di sana, sekelompok orang tak dikenal sedang tertawa begitu bahagia.

“Hahaha! Akhirnya tiga orang yang dalam daftar buronan tingkat tinggi mati juga, foto sebagai bukti!”

“Iya, rasanya mereka sangat sulit ditemukan sejak awal dunia, Pengujian Beta, tapi berkat gadis kecil itu kita sampai di sini!”

“Huss, gak usah bicarain hal aneh, kita di sini layaknya hidup di dunia nyata!”

Gavin yang bersembunyi di balik pohon hanya bisa menggertakkan giginya dengan amarah yang semakin memuncak.

“Mereka, mereka Pemburu!” gumam Gavin.

Dia melihat Nara yang menghilang dari jangkauannya menjadi panik, tetapi tak lama kemudian orang-orang itu nampak begitu serius menanggapi sesuatu.

Gavin mengintip, dan melihat Nara yang tertawa ceria, orang-orang yang menanggapi Nara dengan serius menjadi ceria juga.

Namun, hal yang membuat Gavin benar-benar ingin segera membunuh empat orang Pemburu itu adalah ketika salah seorang di antara mereka dengan tatapan mata sengit menodongkan pistol di kepala Nara.

Hingga, ketika pelatuk ditarik, Nara seketika tewas tertembak, ketika tubuh Nara jatuh di tanah, maka tubuhnya akan pecah menjadi kepingan cahaya yang membuat urat kesabaran Gavin putus dalam seketika.

“KALIAN!!!”

Gavin keluar dari persembunyiannya bukan tanpa persiapan, dia telah mengeluarkan senjata api SS3 dari hasil latihan bersama Akira, langsung menodongkannya kepada empat orang yang jelas mengendurkan kewaspadaannya.

Dalam tarikan pelatuk yang lama, Gavin melemparkan seluruh isi magazin tanpa ragu, menghujani empat Pemburu itu dengan proyektil peluru.

Peluru itu terus mengenai mereka yang tak siap, satu persatu dari mereka ambruk dan saat jatuh di tanah menjadi pecahan cahaya yang terbang, cahaya itu berwarna merah darah.

Tersisa seorang yang kakinya benar-benar hancur karena dihujani proyektil peluru dari Gavin.

Gavin langsung maju, tatapan mata birunya benar-benar tajam dan dingin, hingga Pemburu itu jelas bergetar ketakutan.

Gavin berjongkok di depan Pemburu itu, dia membisikkan sesuatu yang mengerikan bagi si Pemburu.

“Ikuti teman-temanmu, kalian manusia biadab yang sok suci, entah kenapa menghabisi Kriminal macam kami, tapi kemanusiaan kalian benar-benar nihil!”

Setelah itu, Gavin melepaskan tembakan yang mengakhiri penderitaan si Pemburu, tatapan penuh harapan itu pun menjadi tatapan keputusasaan terdalam.

Gavin berdiri, menatap keadaan sekitar, banyak lubang berserakan hasil tembakan, kemudian Gavin melangkahkan kakinya ke dalam gubuk.

Tiga pria yang aneh, tetapi benar-benar perhatian terhadap dirinya terkapar tak berdaya dengan bersimbah darah.

“Ah ...” Tatapan yang penuh kebencian tadinya berubah menjadi tatapan kosong.

“Argus, Paman Akira, Paman Bima.”

Gavin pun berjalan mendekati ketiganya, tubuh mereka begitu dingin dan tak bernapas sama sekali, merasakan tubuh yang begitu nyata setelah kematian membuat Gavin sedikit kebingungan.

“Hilangnya kemanusiaan dimulai dari otak-otak oknum gila itu, kemudian ... Aku?” Gavin bermonolog.

Shiro memasuki gubuk dan mengelus-elus kepalanya di kaki Gavin, mencoba untuk menghiburnya walaupun itu akan sia-sia.

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Menyenangkan ☺☺👍
Ngebayangin dia dah gak berbentuk bikin aku bahagia

2023-04-09

2

Ayano

Ayano

Gud. Bunuh aja semuanya nak
Maju. Mama dukung

2023-04-09

1

Ayano

Ayano

Kasian amat 😢

2023-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01 – Roleplay World Online [Fase 01 Dimulai]
2 Bab 02 – Penghakiman Dunia
3 Bab 03 – Bersama Deny
4 Bab 04 – Mencuri Perhiasan NPC
5 Bab 05 – Theo Si Pembeli Barang
6 Bab 06 – Hanya Empat Saja, Tidak Lebih
7 Bab 07 – Berpisah
8 Bab 08 – Kota Garuda
9 Bab 09 – Proses Panjang Pengendalian Diri
10 Bab 10 – Aliansi Pemburu Garuda
11 Bab 11 – Pelarian
12 Bab 12 – Tiga Pria yang Misterius
13 Bab 13 – Pelatihan
14 Bab 14 – Teman Serigala
15 Bab 15 – Hilangnya Kemanusiaan
16 Bab 16 – Tenggelamnya Cahaya, Terbitnya Kegelapan
17 Bab 17 – Semerbak Bunga Higanbana dan Wanita Aneh
18 Bab 18 – Gelombang Rasa Ketakutan
19 Bab 19 – Gejolak Besar
20 Bab 20 – Hilangnya 100% Emosi
21 Bab 21 – Sebuah Takdir Kejam [Fase 01 Berakhir]
22 Bab 22 – Deny, Si Pemburu Polos [Fase 02 Dimulai]
23 Bab 23 – Kemanusiaan itu Utama
24 Bab 24 – Pencuri yang Familier
25 Bab 25 - Keraguan Deny
26 Bab 26 – Dukungan dari Nanda
27 Bab 27 – Proses Pendewasaan
28 Bab 28 – Dunia yang Keras!
29 Bab 29 – Dentuman dan Gelombang Berbahaya!
30 Bab 30 – Permainan Pikiran Deny
31 Bab 31 – Merasa Aman dan Kabar Baik
32 Bab 32 – Pembalap Liar Kriminal
33 Bab 33 – Rasa Penasaran Deny
34 Bab 34 – Bertemu Gavin, Berbeda Pihak!
35 Bab 35 – Bertemu Walikota Aezak, Adiwiyata.
36 Bab 36 – Keputusan Berat Deny
37 Bab 37 – Deny Dewantara [Fase 02 Berakhir]
38 Bab 38 – Deklarasi Perang [Fase 03 Dimulai]
39 Bab 39 – Gerakan Kecil Gavin
40 Bab 40 – Hari Terakhir Kekuasaan Adiwiyata
41 Bab 41 – Konfrontasi Dua Daredevil
42 Bab 42 – Pelarian yang Mendebarkan
43 Bab 43 – Theo Si Pembeli Barang (2)
44 Bab 44 – Orang Misterius
45 Bab 45 - Malam Penuh Aksi
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Bab 01 – Roleplay World Online [Fase 01 Dimulai]
2
Bab 02 – Penghakiman Dunia
3
Bab 03 – Bersama Deny
4
Bab 04 – Mencuri Perhiasan NPC
5
Bab 05 – Theo Si Pembeli Barang
6
Bab 06 – Hanya Empat Saja, Tidak Lebih
7
Bab 07 – Berpisah
8
Bab 08 – Kota Garuda
9
Bab 09 – Proses Panjang Pengendalian Diri
10
Bab 10 – Aliansi Pemburu Garuda
11
Bab 11 – Pelarian
12
Bab 12 – Tiga Pria yang Misterius
13
Bab 13 – Pelatihan
14
Bab 14 – Teman Serigala
15
Bab 15 – Hilangnya Kemanusiaan
16
Bab 16 – Tenggelamnya Cahaya, Terbitnya Kegelapan
17
Bab 17 – Semerbak Bunga Higanbana dan Wanita Aneh
18
Bab 18 – Gelombang Rasa Ketakutan
19
Bab 19 – Gejolak Besar
20
Bab 20 – Hilangnya 100% Emosi
21
Bab 21 – Sebuah Takdir Kejam [Fase 01 Berakhir]
22
Bab 22 – Deny, Si Pemburu Polos [Fase 02 Dimulai]
23
Bab 23 – Kemanusiaan itu Utama
24
Bab 24 – Pencuri yang Familier
25
Bab 25 - Keraguan Deny
26
Bab 26 – Dukungan dari Nanda
27
Bab 27 – Proses Pendewasaan
28
Bab 28 – Dunia yang Keras!
29
Bab 29 – Dentuman dan Gelombang Berbahaya!
30
Bab 30 – Permainan Pikiran Deny
31
Bab 31 – Merasa Aman dan Kabar Baik
32
Bab 32 – Pembalap Liar Kriminal
33
Bab 33 – Rasa Penasaran Deny
34
Bab 34 – Bertemu Gavin, Berbeda Pihak!
35
Bab 35 – Bertemu Walikota Aezak, Adiwiyata.
36
Bab 36 – Keputusan Berat Deny
37
Bab 37 – Deny Dewantara [Fase 02 Berakhir]
38
Bab 38 – Deklarasi Perang [Fase 03 Dimulai]
39
Bab 39 – Gerakan Kecil Gavin
40
Bab 40 – Hari Terakhir Kekuasaan Adiwiyata
41
Bab 41 – Konfrontasi Dua Daredevil
42
Bab 42 – Pelarian yang Mendebarkan
43
Bab 43 – Theo Si Pembeli Barang (2)
44
Bab 44 – Orang Misterius
45
Bab 45 - Malam Penuh Aksi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!