"Bagaimana kalian sudah tahu motif penyebaran video itu ?" tanya ibu. Hari ini sudah seminggu sejak aku menemui mbak Indah , karena kesibukan aku mengurus kafe and bakery'ku yang masih harus di pantau dan mengejar deadline Copywriting ku. Membuatku terkadang harus tidur di AL cafe and bakery, kebetulan hari ini Minggu aku bisa santai. Karena kalau hari Minggu pengunjung ramainya sore hari sampai malam hari.
"Sudah Bu dia ada dendam dengan Gress yang telah mempermalukannya sebanyak 2 kali di cafetaria dan di kantor hanya karena dia ngobrol dengan Fian" ucapku. "Kenapa tidak di melawan aja , bukan malah adek kebawa- bawa?" tanya ibu sewot.
"Si Gress ada yang backup Bu, setiap ada yang bikin ulah dengan Grees akan terkena SP dengan alasan menggagu kenyamanan sesama karyawan" ucap Fino yang sedang mencuci motor.
"Sayur sayur sayuuur"teriakan pedagang sayur membuat ibu keluar.
"Gimana ada kabar dari temanmu ?"tanya Fino. "Bukti sudah ada tinggal melaporkan ke atasan,tapi mereka ingin memergoki lansung "ucapku .
"Nugu lama dong,"ucap Fino. "Tidak tahu tapi ada dugaan Gress dan pak Anton ada Fair."
"Serius ?"tanya Fino. "Dalam rekaman CCTV pernah terlihat Gress masuk ruangan pak Anton dan keluar satu jam kemudian dalam penampilan yang lebih rapi dan di lift juga tertangkap kamera tangan pak Anton suka bergerilya ke tubuh Gress tapi Grees bersikap bodo amat."
"Gila gila,pak Anton pria lajang ?" tanya Fino. "Seumuran ayah" jawabku membuat Fino terbatuk-batuk."Yang bener lo!" ucap Fino tidak percaya.
" Lihat aja chat ku, kalau gak percaya ada fotonya juga tu" ucapku .
"Gila pantas dadanya menor dasar cabe-cabean. Aku pernah di ajak ke klub malam sama temenku untuk mencari kakaknya ,aku pernah lihat wanita mirip Gress tapi aku gak yakin karena waktu itu masih kuliah,apa jangan-jangan bener itu dia ya!"ucap Fino.
"Taulah itu urusan dia udah gede ini, bisa mikir lah mana yang baik mana yang enggak "ucapku sambil berjalan menyusul ibu ke tukang sayur.
Nampak ibu-ibu sedang memilih sayur sambil bercerita, menggosip "Mama Gress sama Gress kerumah Fian mintak tanggung jawab, katanya Gress hamil anak Fian"ucap Bu Dwi yang rumahnya depan rumah Fian.
"Iya aku dengar si Gerry sampai berkelahi sama Fian, supaya Fian mau bertanggung jawab "ucap Bu Vira.
"Itu ada mama Fian sepertinya matanya masih bengkak "bisik Bu Retno. Aku dan ibu hanya diam saling melihat tanpa berkomentar apa-apa,"Alfi tumben di rumah nak gak ?" tanya mama Fian yang baru datang.
"Biasa Tan Minggu, kalau Minggu ramainya sore sampai malam"ucapku. "Mama mau makan Ayam kecap mentega bantuin mama yuk?"ucapnya. Aku hanya menganggukkan kepalaku, setelah semua bahan di beli aku di gendeng Mama Fian masuk ke dalam rumahnya. Terdengar kasak kusuk dibelakang saat kami menjauh "Mama Fian itu mau nya berbesan sama ibu Alfi bukan mama Gress "ucap Bu Dwi. "Makanya aku denger Fian di usir sama mamanya "ucap Bu Vira.
"Jangan di dengarkan mereka Alfi pernah denger peribahasa Sejahat-jahatnya harimau tak akan memakan anaknya sendiri, ?"tanya mama Fian saat kami sudah berada di dapur.
"Iya Tan aku denger itu ,Tidak ada orang tua yang tega membuat celaka anaknya sendiri. "
"Begitu juga dengan mama sebejat-bejatnya anak mama tidak akan mama mengusirnya"ucap mama Fian sambil meneteskan air matanya.
"Sabar ya Tan, tante kuat pasti akan ada hikmahnya nanti percaya sama Allah SWT " ucapku sambil memegang tangan tuannya.
"Mama Percaya kok Allah Tidak Akan Menguji Hamba-Nya di Luar Batas Kemampuannya. Mama juga percaya bahwa anak mama tidak akan melakukan perbuatan yang dituduhkan padanya,"ucap mama sambil menghapus air matanya.
"Katanya mau masak,kok Tante malah menangis sih,"ucapku. "Maafin mama ya terbawa suasana" ucapnya sebelum mulai membersihkan ayam yang sudah di belinya.
Kami memasak tanpa membahas gosip yang beredar di kompleks tentang Fian,tapi kami memasak sambil bercerita tentang masa kecilku dan Fian.
"Kemarin mama diajak papa jalan-jalan ke Singapore untuk melihat apartemen yang aka ditempati Fian, selama menempuh pendidikan S2 di NUS (National University of Singapore). Mama beli tas pasti kamu suka pokoknya selera kamu banget" ucap mama Fian menarikku untuk duduk di ruang tengah dan dia berjalan ke kamar, mungkin bermaksud mengambil barang yang di maksud.
"Alfi"ucap papa Fian keluar dari ruang baca dan duduk di depanku. "Terima kasih mau kesini dan membuat bidadari Om mau bicara dan tersenyum. Sejak kedatangan Gress dan keluarganya 3 hari lalu mama Fian hanya menangis," ucap Papa Fian.
"Alfi senang bisa membuat Tante tertawa dan tersenyum ko Om "Jawabku.
"Om tidak bisa memaksa Fian untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang Fian sendiri kekeh bahwa itu bukan perbuatannya". Ucapan papa Fian berhenti saat mama Fian keluar dengan membawa 2 tad branded.
"Ini buat Alfi dan yang ini buat Tante, pingin rasanya bisa jalan berdua dengan Alfi. Biar mama bisa ngerasain jalan sama anak mama,biar mama ngerasain punya anak perempuan "ucap mama Fian dengan mata berkaca-kaca.
"Mama. Alfi akan panggil mama, kalau dengan memanggil mama bisa membuat mama bahagia. Tidak harus ada ikatan kan buat manggil mama ?"tanyaku.
"Papa, ahkirnya mama punya anak perempuan yang memanggil mama"ucap mama Fian dengan memeluk erat tubuhku, kulihat senyum tipis dari papa sebagai ungkapan terimakasih.
"Alfi pakai tas ini ya,mama pakai yang ini"ucapnya sambil menyodorkan paper bag bertuliskan logo Chanel, 'Wow barang branded ' ucapku dalam hati.
Setelah kami bertiga menikmati masakan yang kami masak aku pamit pulang,saat aku keluar pagar aku melihat sesok bayangan dari lantai 2 tempat kamar Fian berada. Jika dia di rumah kenapa dia tidak turun dan ikut makan atau menampakkan dirinya, kenapa haru sembunyi ahh dasar orang aneh ucapku dalam hati dalam perjalanan pulang.
"Wuii berjam-jam di rumah mama Fian, bilangnya mau bantuin masak pulang-pulang bawa tas mahal Bu anak mu "ucap Fino saat aku duduk disampingnya sambil membuka paper bag pemberian mama Fian.
"Berisik. Iri bilang bos"ucapku, "Mama Fian tida apa-apa kan dek?"tanya ibu. "Ya murung lah bu, papa Fian tadi bilang ke Afi ekhm 'Terima kasih mau kesini dan membuat bidadari Om mau bicara dan tersenyum. Sejak kedatangan Gress dan keluarganya 3 hari lalu mama Fian hanya menangis,' begitu bu"ucapku sambil menirukan papa Fian tadi.
"Apa gosip itu benar ?"tanya ibu. "Kalau kata papa Fian. Fian tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan yang Fian sendiri tidak melakukannya "ucapku.
"Dek mungkin ga itu dalam perut Gress anak pak Anton " celetuk Fino. "Ah bisa jadi mas"ucapku.
"Siapa pak Anton ?"tanya ibu ikut kepo. Ahkirnya mengalir cerita ku yang tadi kepada ibu, saat aku mau berangkat ke cafe aku melihat Fino dan kedua temannya Iqbal dan Andre masuk ke rumah Fian.
Best friends banget mereka ucapku, sambil menyalakan mesin motorku dan berjalan meninggalkan kompleks perumahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments