Proyek dengan PT. ISAT membuatku seminggu sekali bertemu dengan Mbak Indah dan setiap kesana kami selalu membahas pekerjaan di kantin kalau tidak di coffee happy dilantai bawah dekat lobby.
"Aku gak sangka sarjana hukum kaya kamu bisa sekreatif ini, ?"ucap mbak Indah. "Mungkin karena pengaruh kerja part time ku selama kuliah"jawabku sambil membereskan berkas ku. "Kerja apa emangnya ?"tanya mbak Indah.
"Pembawa berita televisi dan penyiar radio, penulis skenario lepas ,menjadi asisten produser terus di perusahaan advertising juga pernah. Aku orangnya suka penasaran ada peluang aku coba "jawabku. "Pantas kamu jadi tidak betah jadi anak kantoran "ucapnya sambil terkekeh.
"Gimana dengan tempat yang aku tawarkan,"ucap mbak Indah. "Bagus kakak ipar mbak juga sudah setuju rencana kita mau ke notaris biar lebih aman di kemudian hari"ucapku.
"Haha urusan dengan anak hukum selalu waspada"candanya. "Itu Fian sama Gress mau makan siang sepertinya,kaya gitu di bilang ga ada hubungan apa-apa. Tapi udah kaya perangko dan amplop nempel terus" ucap mbak Indah menujuk ke pintu masuk kafetaria di belakangnya nampak ada beberapa teman kantor Fian yang tempo hari ke temu di bioskop.
"Haha malu kali mbak"jawabku. "Fian itu images buat anak baru Coll, tapi buat aku yang sudah kenal lama dia itu tidak lebih cowok yang suka PHP cewek"ucap mbak Indah. "Ah semoga kena karmanya" ucapku spontan. "Amin " ucap mbak Indah kencang membuat kami jadi perhatian, termasuk Fian."Mbak , dilihat orang tu "tegur ku. "Tidak apa-apa biar dikabulkan doaku" ucapnya sambil terkekeh.
"Udah ah aku mau balik, terima kasih untuk makan siangnya" ucapku sebelum melangkah keluar dari cafetaria.
"Bagaimana dengan tempat buat toko roti yang di tawarkan mama Fian ?" tanya ibu. "Tempatnya strategis sih,tapi kemarin aku lihat tempat yang lebi bagus lagi. Bangunan 2 lantai bukan ruko tapi rumah minimalis sampingnya dan depannya ada lahannya kosong, kayanya kalau di bikin AL coffee and bakery cocok Bu."
"Kamu mendapatkan tempat yang lebih cocok dari rumah mama Fian , terus masalahnya apa?"tanya ibu kepadaku yang hanya diam. "Dari segi harga mungkin lebih murah mama Fian,tapi insting aku bilang yang yang ini lebih menarik dan cocok. Gimana caranya bilang ke mama Fian"ucapku.
"Masalah mama Fian biar ibu yang bilang kamu tidak perlu kuatir atau biar kamu tenang kita kesana bersama-sama "ucap ibu. "Itu lebih baik,biar adik lebih tenang "ucap Ayah.
"Ya udah kita ke sana habis magrib,kamu ambil red Velvet cake di toko buat buah tangan "ucap ibu.
"Terus tempat yang ini gimana sudah pasti ?"tanya ayah. "Ini lihat ini Hollond cafe tapi, yang punya usaha berencana mau ikut suami pindah tugas ke Singapura,ini rumah plus cafe" ucapku sambil memperlihatkan foto-foto lokasi yang telah aku ambil.
"Bagus,depannya bukan perumahan Citra belakangnya mall Citra juga, pasti mahal kak?"ucap Ayah.
"Sebenarnya orangnya ngajak join aja dia tempat aku yang mengelola, aku bersedia tapi menggunakan nama labelku sendiri dengan perhitungan 30:70 dari laba bersih "ucapku.
"Ko dia percaya sih sama adik tidak takut ada masalah di belakang seperti, miss komunikasi, wanprestasi, penyelewengan, dan permasalahan lainnya" ucap ibu.
"Sudah Bu kami sepakat akan membuat perjanjian di depan notaris,tentang pembagian hasil dan tidak boleh ikut campur dalam operasional cafe. Sebagai gantinya aku akan selalu 'setoran laporan iap bulan, sesuai perjanjian pembagian hasil."
"Wah ternyata anak ibu sudah dewasa "ucap ibu.
"Tidak percuma ngambil kelas hukum, segala sesuatu selalu dipikirkan dengan baik resikonya," ucap ayah. "Makanya yang bilang buat apa kuliah kalau tidak kerja di kantoran itu keliru" ucap ibu.
"Kalau boleh tahu adek tahu lokasi dari siapa?"tanya ayah. "Mbak Indah kenalan di ISAT, tempat ini punya kakak iparnya" jawab ku.
"Terus karyawan di sana gimana ?" tanya ibu. "Itu masalah usaha aku baru merintis tidak bisa ngasih upah yang layak, jadi aku tawarkan buat mereka mau tetep lanjut dengan aturan aku atau nyari tempat baru silahkan ".
"Iya harus jelas jika mau lanjut harus ikut peraturan adek" ucap ibu. "Adek akan sampaikan saat sudah masalah notaris beres , rencana Minggu depan Kita ke notaris ".
Ahkirnya setelah sholat magrib ditemani ibu aku menemui mama Fian, untuk meminta maaf tidak jadi memakai tempatnya dengan alasan yang sebenarnya. "Kamu itu sudah kaya siapa saja ngomong sendiri kenapa, gak bakal mama marah sama kamu" ucap mama Fian.
"Tapikan dari awal Tante sudah menawarkan diri". "Kamu itu sudah di bilang tidak perlu sungkan sama Tante, masih saja kaya begini. Tante itu kalau ketemu kamu seperti lihat putri Tante hidup"ucapnya, membuatku heran 'jadi Fian bukan anak tunggal 'kataku dalam hati.
"Sudah mbak ga perlu di ingat, putri mbak sudah tenang sudah bahagia dan tidak sakit lagi"ucap ibu.
"Oya jadinya dimana pembukaan Bakrie nya, jangan lupa grand opening undang Tante,nanti Tante promosikan ke teman kantor Tante."
"Iya Tante, pasti Tante saya undang,rencana sebulan sebelum puasa "ucapku. "Dia kan konsepnya tidak Bakrie and cake tapi Bakrie,cake and cafe , dengan masih mengusung tempat tongkrongan yang asik buat segala umur " ucap ibu.
"Bagus itu jiwa bisnisnya harus di kembangkan, jangan takut gagal "ucap mama Fian. Sampai aku pulang saat adzan isya Fian tetap belum pulang, katanya mama Fian lagi jalan sama temen-temen kerjanya. Saat aku keluar dari rumah Fian dengan ibu nampak motor sport Fian berhenti di depan rumah Gress, dan dengan manjanya Gress turun dengan dibantu olehnya.
"Astaghfirullah adik kalau di bonceng motor cowok tidak boleh kaya gitu kalau bukan sama mas dan ayah"ucap ibu saat sambil berjalan pulang.
"Nggak lah Bu,adik masih punya malu "ucapku. "Allhamdullilah kalau masih punya malu."Ucap ibu sambil tertawa kecil, saat aku berbalik dan mengunci pagar aku melihat Fian lewat depan rumah sambil melihat tersenyum kecil. 'Dasar laki-laki baru juga nurunin cewek masih aja tebar pesona kata ku dalam hati.
" Jadi Fian itu punya adik perempuan, bu?" tanyaku setelah sampai di dalam rumah. "Iya seumuran kamu, diasuh baby sister sama-sama sibuk kerja. Papa Fian sibuk ngejar spesialis dan mamanya sibuk kerja buat kebutuhan hidup, sedang pengasuhnya mengagap demam biasa jadi terlambat dapat pertolongan "ucap ibu. "Pasti sangat sedih mama Fian kala itu,?" tanyaku.
"Sempat cerai mama Fian, punya suami dokter tapi anak sakit gak bisa ngapa-ngapain."
"Tapi itu bersama lagi?" tanyaku. "Adik Fian meninggal saat umur belum genap setahun,100 hari kepergian adik Fian mama Fian menggugat cerai dan pindah tugas kesini. Sejak itu kalian akrab karena Fian sering di titipkan ke ibu jadi kalian sering main bareng."
"Itu ayah Fian yang sekarang ?"tanyaku penasaran.
"Rujuk lagi saat Fian masuk SD, karena Fian sering nanyain di mana papanya."
"Ternyata di balik keharmonisan yang nampak ada luka yang tersembunyi. Kasian ya bu"ucapku.
"Itu kisah hidup keluarga Fian sebelum seperti sekarang, setiap rumah tangga punya kisah masing-masing" ucap ibu.
"Kasihan ya bu?" ucapku. " Itulah orang hidup berumah tangga pasti ada cobaannya. Tahu sendiri kamu kecil gimana ekonomi keluarga kita" ucap ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments