"Ini undangan grand opening 'AL coffee cake and bakery' datang ya, launching perdana diskon 50 % untuk semua menu" ucapku sambil membagikan undangan kepada mas Erwin,Indah, Erwin dan Daniel.
"Bukannya kamu meneruskan usaha Bakrie and cake ibumu ya,kok ini buka lagi usaha sendiri ?" tanya Daniel. "Seperti cabang aja mas, kalau Bakrie ibuku kan sudah punya nama ,ini biar yang di sini juga kenal dan tau Bakrie AL, sekalian bisa hangout, atau makan siang.Buat lantai atas ada satu ruang privat room untuk 10 orang dan meting room untuk 20 orang "ucapku. "Promosi ini ceritanya, diskon 50 % sampai kapan ni , maklum belum gajian " ucap mas Erwin.
"Di situ kan sudah ada tulisan pembukaan hari pertama 50%, pembukaan hari ke 2- ke 5 diskon 70% , pembukaan hari ke 6- hari ke 10 diskon 90% dan hari berikutnya harga normal "ucap Fian.
"Tapi gw yakin bakal ramai, waktu soft opening kemarin saja aku sempat ngira itu sudah grand opening "ucap mbak Indah. "Wah curang aku tidak di undang juga"ucap Daniel.
"Maaf undangannya terbatas waktu itu,mbak Indah kan mewakili kakak iparnya yang punya tempat "Ucapku sambil menangkupkan kedua tangan di dada sebagai permintaan maaf.
"Bisa ini ngelamar kerja part time di sana?" ucap mas Erwin." Aduh aku gak kuat bayarnya kalau kaya begitu,gajinya ga ada setengahnya dari gaji mas disini. Hehe "candaku. "Ga usah di bayar pakai uang lah cukup bersedia mau diajak nonton tidak masalah, syukur-syukur mau di ajak ke KUA " ucap Erwin."Modus,modus"ucap Indah dan Daniel bersamaan yang hanya kutanggapi dengan senyuman.
"Kamu suka sama salah satu diantara mereka ?" Bisik Fian saat kami berjalan keluar dari kafetaria, tetapi belum sempat aku menjawab seorang perempuan tiba-tiba menyerobot dan berjalan ditengah diantara kami.
"Mas Fian nanti pulang kerja tungguin aku,kaya biasanya ya"ucap Gress sambil bergelayut manja di lengan Fian. "Eh pas hari H launching gw ngelamar jadi waiters aja , dibayar makan dan minum sepuasnya sudah cukup"ucap mbak Indah kencang sambil menarik tanganku untuk berjalan bersamanya.
"Ada bodyguardnya tar Lo kena serudukan bantengnya" bisik mbak Indah, yang masih terdengar oleh yang lainnya. Sontak ucapan mbak Indah disambut tawa kedua lelaki disampingku.
"Ok udah dulu mbak, bodyguard ku juga sudah datang "jawabku sambil tersenyum tipis.
"Siapa ni?" goda mereka, bertepatan dengan Arnes yang datang menghampiriku. "Wah high quality , kalau yang ini" jawab mbak Indah. "Ayo duluan semuanya "ucapku sebelum berpisah dengan mereka.
Arnes sengaja menjemputku untuk menemui Hiraku di apartemennya ,karena Hiraku lagi mogok bicara dengan kedua orang tuanya dan semua anggota keluarganya. Arnes berharap kedatanganku bisa membuat Hiraku mau bicara atau makan, karena sudah dari kemarin Hiraku tidak keluar dari apartemennya, dari CCTV orang tuanya bilang hanya melihat Hiraku ke dapur untuk minum tapi tidak pernah melihat Hiraku makan apapun.
"Ais pantas Lo ga makan di luar, sampai orang tuamu bilang Lo gak makan. Hah kamarmu saja sudah kaya minimarket "ucapku setelah ada sedikit drama supaya di ijinkan masuk ke dalam kamarnya.
"Biarkan saja namanya juga lagi mogok, coba bayangkan aku sudah bilang setuju untuk menikah dengan lelaki pilihan mereka. Meskipun aku tidak mengenal lelaki itu, tetepi mama dan papa masih gak percaya dan melarang aku untuk menghadiri Grand opening kamu"ucapnya sewot.
"Ya udah tidak apa-apa kamu tidak bisa datang, yang penting doanya,"ucapku. "Aku kan mau ketemu ayah dan ibu "ucapnya. "Bener ayah dan ibu bukan Fino "candaku.
"Fino itu bonusnya. Kata mama takut jika aku ketemu Fino, aku akan berubah "ucapnya. "Ya udah gw pa pa gak datang, kasihan orang tuamu cemas"ucapku.
Setelah kami ngobrol hampir 1 jam Hiraku keluar kamar dan langsung makan,makanan yang sudah di siapkan Arnes. Arnes berjanji akan membujuk ke dua orang tua Hiraku untuk mengijinkan mm mereka menghadiri Grand opening.
"Alfi tunggu" teriak Gress saat aku hendak masuk kedalam rumah. Setelah dari apartemen Hiraku aku langsung ke kafe untuk mempersiapkan semuanya,baru setelah sholat isya aku bisa pulang dan langsung disambut Gress.
"Bisa bicara sebentar ?" tanyanya. "Bicara saja,kaya biasanya ".
"Kamu lagi berusaha mendekati kak Fian,ya"ucapnya membuatku melotot tak percaya mendengarnya.
"Kami tahu kenapa aku sering datang ke kantor kalia?" tanyaku. "Aku tidak tahu, yang aku tahu kamu sering berbicara dengan Bu. Indah"jawab Gress.
"Kamu tanya ke Fian kenapa aku datang kesana dan aku tegaskan,aku tidak pernah berusaha mendekati siapapun itu "ucapku bertepatan dengan kedatangan Fian dan Fino yang sepertinya pulang main futsal.
"Ada apa ini?"tanya Fino. "Biasa kaya Desti "ucapku sambil melangkah masuk ke dalam rumah, meninggalkan mereka.
"Kalau Gress ngancem atau bilang yang ga enak bilang ke mas!"ucap Fino. "Harusnya Lo bilang begini waktu gw kecil, waktu sering di bikin nangis sama Fian. Bukan sekarang, jangankan untuk adu argumentasi untuk tanding fisik saja gw berani "ketusku. Sudah capek badan nyampai rumah di samperin ulet betina, bener-bener bikin emosi. Apa dia kira gw tergila-gila dengan Fian, sampai harus nyamperin ke tempat kerja, rendahan banget harga diriku.
"Dek semalam pas kami main futsal,kami sepakat mau jadi pengisi suara di grand opening mu. Jadi kamu siapkan saja tempat buat menaruh perlengkapan musik milik Fian disana nanti "ucap Fino. "Ah boleh tu idenya, dari pada alat musik itu cuma nganggur disana. Mending di manfaatkan,,ide siapa tu"? tanyaku.
"Ide Fian, seperti yang kamu bilang siapa tahu ada pengunjung yang mau ngisi waktu sambil bernyanyi,atau ada yang ingin merayu cewek biar terkesan romantis "ucap Fino.
"Pastikan bodyguard nya tidak ikut campur,aku tidak mau ada tragedi ya"ucapku. "Teneng itu alat musik bukan punya Fian semua , punya Fian hanya keyboard dan drum kit. Sedang gitar punya kami bertiga,mas gitar akustik, Andrea gitar bas dan gitar elektrik punya Iqbal."
"Tar pas hari launching toko biar di jaga anak-anak ibu akan bantu di dapur,kamu di depan jadi Kadir sekalian mencatat dalam memori mu saran dan kritik semua pengunjung"ucap ibu. "Ayah akan bantu jadi waiters aja deh "canda Ayah.
Saat hari H pembukaan diluar dugaan pengunjung membludak, yang menghadiri 3 kali lipat dari target. Bahkan mama Fian terpaksa membantu ibu di dapur,biar koki yang ku pekerjaan tidak kewalahan. Bahkan Hiraku dan Arnes serta mbak Indah terjun membantuku.
"Wah sepertinya promosi mu di awal sangat oke, hingga menarik perhatian banyak peminat" ucap Arnes dan Hiraku .
"Fi aku tak tahu kamu ada hubungan apa dengan Fian sampai semua alat musik Fian boleh di bawa kesini. Aku peringatkan jauhi Fian,aku calon istrinya"ucap Gress yang tiba-tiba muncul.
"Aku tidak memintanya ya ingat itu"tegas ku. "Bulsiit, kamu itu iri sama keberhasilan ku,makanya kamu berusaha merebut Fian dari ku. Aku bukan anak mami kaya Lo yang bisanya cuma mintak orang tua."Ucap Gress dengan berkaca pinggang"Maksudnya?"
"Semua orang tahu Lo buka bisnis Lo karena dana dan bantuan orang tua Lo , bukan seperti gw yang apa-apa Sendiri".
"Jadi Lo yang nyebarin gosip di komplek,kalau adikku buka usaha karena gak mau kalah sama Lo yang karirnya sukses. Gw ingatkan itu alat musik bukan punya Fian semuanya, punya Fian hanya drum kit. Dan adikku....."
"Cukup gw gak peduli Lo bilang anak mami,tapi gw ga suka kalau Lo bilang gw merebut Fian dari Lo. Ikat Fian biar gak lepas dari gegaman lo" ucapku memotong ucapan Fino.
"Sekarang Lo pergi atau gw bakal usir Lo secara tidak terhormat dari sini "teriakku.
Disaat badan ini capek harus istirahat di saat cafe baru selesai dibersihkan,malah ada banteng betina mengamuk tidak jelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments