"Badanmu bisa bener-bener tumbang kalau kamu forsir kerja terus"ucap Fino duduk di sampingku. "Pasti ayah dah cerita, mengingat kamu memberikan aku obat dan vitamin?" ucapku. Ayah itu tipe pendiam tidak akan menceritakan apapun pada orang,tapi ayah punya kelemahan tidak bisa berbohong. Jadi rahasia kita akan aman selama orang tidak bertanya kepada ayah, untungnya hanya orang terdekat yang tahu kelemahan dan kekurangan ayah.
"Adek buruan makan dan jangan lupa di minum vitaminnya, habis itu di rias wajahnya pakai sanggul ga?"
"Adek ga usah pakai sanggul ya Bu, kepala adek agak berat soalnya"ucapku. "Ya udah yang penting wajahnya di rias "ucap ibu. Fino sudah menyarankan pakai WO, tapi Ibu menolak dia bilang pihak laki-laki tidak serepot pihak perempuan ini.
Tepat pukul 9 pagi kita berangkat ,"Alfi naik mobil sama mama aja"ucap mama Fian, menarikku masuk kedalam mobilnya. Di bangku depan ada ayah dan seorang sopir aku duduk di kursi belakang bersama mama.
"Ya ampun tanganmu hangat,kamu sakit ?"tanya mama Fian. "Tidak ko ma, cuma kecapean" jawabku, sejak pemberian tas Chanel aku panggil mama Fian dengan sebutan mama juga sesuai keinginannya.
"Kamu itu perempuan jangan terlalu capek bekerja,"ucapan Mama membuatku tersenyum geli.
"Nggak usah kerja cari aja suami yang kaya raya. Ya ma?" tanyaku yang membuat mama terkekeh.
"Kenapa sih kamu kerja keras,kamu itu perempuan kerja sewajarnya saja"ucapnya. "Buat jaga-jaga kalau suami Alfi miskin bagaimana"ucapku membuat mama Fian tertawa renyah.
"Meskipun begitu tidak harus bekerja keras juga, kasihan badanmu".
"Alfi mau kalau sudah menikah tidak terlalu memusingkan pekerjaan, tapi fokus dengan urusan rumah tangga terutama mengurus keluarga. Jadi selama belum menikah Alfi mau fokus ke pekerjaan dulu"ucapku.
"Kamu itu di bilangin orang tua,ya. Bukannya Kemarin kamu bilang mau nikah sama dokter spesialis kandungan, gimana kalau biar papa kenalkan dengan juniornya di rumah sakit. Kamu tinggal bilang papa bagaimana kriteria mu"ucap mama.
"Buat Alfi itu 1. seiman biar bisa se amin 2. Orang baik sayang dan mau menerima Alfi dan keluarga Alfi apa adanya. 3.Tidak malu-maluin kalau di ajak kumpul bareng keluarga dan teman Alfi. 4. Bisa menghidupi Alfi secara halal. 5. Kalau bisa status sosialnya yang sama dengan Alfi, karena kalau dia atas Alfi takut kaya sinetron mertuanya galak. 7. Memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan. Gimana ada gak yang kaya gitu Alfi mau habis Fino giliran Alfi yang nikah "ucapku membuat mama dan papa tertawa, juga sopir mereka yang aku tidak tahu siapa tapi memakai seragam pihak keluarga lelaki.
"Ada Fi, gimana kalau Alfi jadi mantu mama aja?"
"Nggak ah,Alfi lebih senang menjadi anak mama dan papa dari pada menjadi menantu " jawabku.
"Kenapa ?"tanya mama. "Anak mama itu level nya terlalu tinggi buat Alfi. Ibarat kue lebaran dia nastar aku rengginang, ibarat minuman dia secangkir kopi susu aku cuma air putih, ibarat makanan dia rendang daging aku cuma ceplok telor dan ibarat tempat tinggal dia hotel bintang 5 aku losmen kelas melati" ucapanku membuat papa dan mama tidak bisa menahan tawanya.
"Ada yang lebih penting dari itu ,jika rumah tangga kita gagal nanti mama dan Alf akan berubah menjadi mantan mertua dan mantan menantu. Dan Alfi tidak mau mengalami itu semua"ucapku, sambil memeluk mama.
"Siapa juga yang mau menjadi suami wanita yang terlalu pemilih begitu "ucap Fian ketus, hanya dengan mendengar suaranya Afi sudah mengetahui bahwa sopir itu Fian.
"Eh "ucap spontan Alfi sambil memastikan bahwa benar sopir mereka Fian, orang yang tidak pernah bertemu lagi dengannya selama hampir 5 tahun ini .
"Masih hidup mas , gw kira sudah berkembang biak di negeri orang kok gak pernah pulang-pulang"ucapku spontan untuk menutupi keterkejutan ku. 'Apa yang kualami semalam adalah mimpi sebagai pertanda bahwa Fian pulang ya, tetapi Kenapa mimpiku semalam seperti nyata' kataku dalam hati sambil mengingat mimpi aneh ku semalam.
"Hampir tiap hari berkembang biak ,tapi tidak pernah jadi maklum sepertinya beningnya kurang berkualitas" ucap mama membuatku tertawa dengan papa dan Fian melotot kearah ayahnya.
"Mungkin karena sering buat berkembang biak Jadi kurang berkualitas, benih nya pa"ucapku .
" Pa ,ma sebenarnya anak kandung kalian itu siapa aku apa orang asing di belakang ini!" ketus Fian membuat mama dan papa Fian tertawa.
"Ya akulah anaknya yang setiap hari ketemu mereka, aku juga hampir tiap minggu menghabiskan waktuku bersama mereka. Menghubungi kamu kan tidak tiap hari ,ketemu kamu juga beberapa kali dong dalam setahun kalau aku kan tidak bisa di hitung "ucapku merasa menang.
"Aku tidak mau mama mempunyai anak kayak dia, aku tidak mau punya adik seperti dia"ucap Fian membuat papa dan mama tertawa dan itu tidak luput dari perhatian Fian.
"Mama rindu suara ribut-ribut pertengkaran kalian "ucap mama. "Aneh mama kangen ko melihat orang berantem"celetuk Fian, bertepatan dengan mobil juga berhenti. Kami keluar bersama dan bergabung dengan para rombongan yang lain, berjalan paling depan ada Fino didampingi ayah dan ibu di belakangnya ada mama dan papa Fian.
"Terima kasih sudah membuat mama dan papaku tersenyum ,sudah hampir 5 tahun aku tidak melihat senyum mereka" bisik Fian yang berjalan di sampingku. "Iya Bagaimana kamu bisa melihat tawa mereka ,jika mengunjungimu hanya 3 atau 4 hari itu pun juga masih kamu tinggal kerja sedangkan di sini berhari-hari".
"Haha bener juga sepertinya anak mereka sekarang kamu bukan aku. But it's better because you don't make them sad like I did.(Tapi itu lebih baik karena kamu tidak membuat mereka sedih seperti aku)" ucap Fian.
"Why should thank me, I did it not for you but for myself (kenapa harus berterima kasih padaku, aku melakukannya bukan untukmu tapi untuk diriku sendiri )" ketusku.
"Learn to be a dutiful child to both parents, while you still have them (Belajarlah menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, selagi masih ada mereka )" ucapku berjalan meninggalkan Fian bergabung dengan saudara ku yang lain.
Acara ijab kabul berjalan dengan lancar dan disambung langsung dengan resepsi pernikahan.
"Hai Alfi apa kabar"sapa orang menghampiri Alfi yang lagi menikmati minuman dinginnya dengan duduk seorang diri. "Baik ,kamu ada disini?" tanya Alfi, Belum sempat Irgi menjawab datang seorang perempuan tiba-tiba merangkul lengan Irgi "Kamu kemana aku cari-cari,lo"
"Bosan ya udah duduk di sini"jawab Irgi , ' Dasar lelaki pembohong sudah jelas-jelas dia menyamperin aku' ucapku dalam hati.
"Mbak Alfi ya owner Al cafe and bakery , vendor catering disini mbak?" tanyanya. "Bukan mempelai pria kakak saya " jawabku membuat perempuan itu melotot.
"Jadi anda adik dokter Fino ?" tanyanya yang kujawab dengan mengagukkan kepalaku.
"Sayang ,dari pagi Kamu belum makan sini aku suapin"ucap Fian yang tiba-tiba datang dengan sepiring nasi, membuatku sedikit terkejut tetapi tetap menerima suap demi suap makanan yang di suapkan Fian padaku.
"Kenal mereka yang?"tanya Fian membuatku geli pingin tertawa. "Ekhm kami permisi "deheman Irgi membuatku membatalkan untuk menjawab pertanyaan Fian. Setelah kepergian Irgi tertawa ngakak,"Siapa yang nyuruh Lo pura-pura jadi pacar bohongan ku?"tanyaku. " Mama "ucapnya sambil memakan nasi bekasku dengan sendok bekas ku tanpa rasa canggung sama sekali.
"Bukannya kamu mengambil nasi buat aku ya?"
"Buat akting doang. Sebenarnya aku juga lapar apalagi setelah menyuapi mu aku tambah lapar"jawabnya santai. "Tapi kenapa tidak mengambil yang baru itu kan bekasku?"
" Tidak masalah buatku yang penting kamu tidak punya penyakit mematikan, seperti covid".
"You crazy "ucapku membuat tertawa.
"Semoga mereka berjodoh ya pa" ucap mama Fian dari jauh melihat keakraban Alfi dan Fian.
"Amin, kita doakan ma"jawab papa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments