Seperti biasa setelah sholat subuh aku akan tidur kembali meneruskan mimpi-mimpi indahku. Ramai banget sih keluhku setelah ku lihat jam dinding ternyata sudah pukul 7.00 pagi.
"Tumben ramai banget bu, padahal baru jam 7" keluhku, sambil berjalan menghampiri ibu yang sibuk di dapur.
"Kamu lupa hari ini Minggu "ucap ibu,pantes ramai ucapku dalam hati. Letak posisi rumah ku berada di gang buntu karena samping rumah Fian yang paling pinggir adalah tembok yang mengelilingi perumahan,jadi setiap Minggu ibu-ibu akan senam pagi di depan rumah dilanjutkan bersantai sambil menunggu penjual sayur keliling lewat. " Sudah siang sana cuci muka jangan malah tidur lagi "ucap ayah sambil mengusap kepalaku yang aku rebahkan di meja makan.
"Itu di depan para pemuda dan bapak-bapak pada kerja bakti bersihin got ,kamu bawa kue ini ke depan!" ucap ibu. "Malu Bu masih muka bantal " ucapku.
"Ya udah kamu terusin masakan ibu,ibu yang bawa ke depan" ucap ibu sambil melangkah meninggalkan dapur. "Woo bakwan udang, sambal terasi,tahu goreng, sayur asem, kerupuk udang,balado telur banyak banget ibu masak kayak mau ngasih makan orang se RT saja"ucapku sambil mencomot tahu dan meneruskan masakan ibu yang masih menggoreng bakwan udang.
"Bu emang mau ada tamu masak banyak amat ?" tanyaku, saat merasakan ada orang yang masuk dapur tanpa aku menoleh kearahnya karena sibuk memasukkan bakwan udang ke penggorengan.
"Ibu,ini ikan juga di goreng apa?Bu eh " Kaget Ku ternyata yang berdiri di pintu dapur Fian bukan ibu.
"Ngagetin aja, harusnya bilang kalau bukan ibu"keselku saat melihat Fian berjalan dan 33duduk manis di meja pantry. "Sengaja pingin lihat Lo masak,Lo kalau masak badan Lo sambil goyang,mulut Lo juga tidak berhenti mengunyah baru tahu aku, tidak ada anggun-anggunnya kaya ce3ff di televisi " ucap Fian sambil terkekeh.
"Biar ,meski tidak anggun tetepi tetep cantik weeek."
"Ternyata tingkah Lo kadang masih seperti anak kecil,ya. Umur sudah 23 tahun tetapi kelakuan masih kaya anak 13 tahun " ucap Fian."Ya wajar dong apa Lo g ingat pak Bambang dan Daniel aja mengira aku masih anak kuliahan, berati aku lebih muda dari usia ku" ucapku membuat Fian tertawa.
"Ko lama ? Kalian ngobrol apaan sih ?"tanya Fino yang baru masuk. "Adik mu narsis juga orangnya ya mas" ucap Fian. "Maklum terlalu dimanja anak bontot "ucap Fino sambil duduk di meja pantry pembatas dapur dan meja makan samping Fian.
"Kalian pada ngapain kesini ?"tanyaku. "Gw cuma mau bilang tar siang setelah kerja bakti selesai ikut gw melihat lokasi yang di tawarkan mama padamu kemarin ".
"Lokasi apa?"tanya Fino. "Lokasi toko kue cabang AL Bakrie "jawab Fian.
"Lo jadi buka cabang buat toko kue ibu?"tanya Fino. "Jadilah biar toko kue ibu makin banyak yang kenal dan banyak peminatnya "ucapku. "Kuliah hukum giliran terjun ke masyarakat jadi pedagang roti, Copywriter, penerjemah ga ada nyambungnya sama sekali bukan " ucap Fino.
"Lo kuliah hukum, kerjaan Lo semua ga ada hubungan sama hukum ?"tanya Fian. "Dulu lihat pengacara itu keren,tapi ga tau setelah merasakan namanya dunia kantor yang serba terikat jadi tidak terlalu berminat" ucapku.
"Ko malah ngobrol di sini sana bantu-bantu kerja baktinya biar cepat selesai keburu siang!" ucap ibu yang baru datang membuat kedua laki-laki yang duduk di pantry sambil makan gorengan langsung kabur keluar.
"Jadi ibu masak banyak ini buat warga yang lagi kerja bakti?"tanyaku. "Iya mama Fian dua hari lalu yang bilang dan ngasih dana. Ini dah selesai semua tinggal ikan?" tanya ibu. "Iya, tinggal ikan. Bu tadi Fian bilang siang ini mau ngajak aku melihat lokasi yang ditawarkan Mamanya kemarin ?" ucapku.
"Ya udah adik lihat saja dulu, kalau cocok tinggal negosiasi dengan mama Fian kalau takut nanti mama temani"
Setelah semua masakan siap dan sudah diangkut semua oleh mama Fian dan ibu kedepan, tinggal aku bersantai menikmati sarapan pagi di depan televisi dengan secangkir kopi luwak. "Orang mandi dulu baru makan,"ucap Fino baru masuk,aku tidak menanggapinya hanya melirik sekilas. "Cewek itu kalau makan yang anggun biar enak dilihat" ucap seseorang yang duduk di samping Fino, siapa lagi kalau bukan Fian.
"Kenapa harus pura-pura anggun kalau kenyataannya tidak bisa anggun, jadi diri sendiri itu lebih menyenangkan tidak perlu terbebani dengan kepalsuan " ucapku sinis. "Tu dengerkan adekk gw itu cewek langka".
"Kenapa kalian kesini bukannya nasi dan lauk sudah di bawa ke depan semua?"tanyaku. "Masih ada sisa gak kalau ada siapkan buat kita dong,kata ibu suruh makan di dalam takut tidak cukup di luar"ucap Fino.
"Menggagu kenikmatan orang saja"kataku tetepi tetep bangun menyiapkan makan untuk mereka.
"Tu Ambil sendiri di meja makan, udah aku siapkan".
Fian dan Fino langsung berdiri untuk mengambil makan,"Jangan lupa habis ini mandi" ucap Fian.
"Emang gw kelihatan kalau belum mandi ?" tanyaku yang langsung diangguin olehnya. "Bau Lo asem" ucap Fino. "Yang ada gw bau masakan "ketusku.
"Gw gak sangka tulisan '1000 takjil ' itu hasil tulisan mu,Gw sebenarnya hari itu cuma menemani Gress karena devisi Gress yang bertanggung jawab."
'Gw tidak butuh penjelasan lo' kataku dalam hati. "Tapi Gress mintak ditemani,aku tidak enak menolaknya. Tapi setelah mendengar ucapan Hiraku bahwa gw bukan lelaki yang tegas, gw menjadi membernarkan itu semua ".
"Kalau meresa bener rubah sikap Lo, jangan sampai kebaikan mu di salah artikan sama orang "ucapku. "Kalian bahas apa sih?"tanya Fino. "Hiraku bilang Fian lelaki gak tegas yang suka memberikan harapan pada seseorang "ucapku sambil berjalan meninggalkan mereka."Udah biar gw yang cuci kamu bersiap-siap, biasanya cewek kalau dadan lama" ucap Fian. "Ok dengan senang hati,Lo tau aja sih gw paling males kalau di suruh cuci piring "ucapku sambil berjalan ke arah kamarku di lantai atas.
30 menit aku turun berniat menugu Fian,eh malah Fian sudah siap dengan pakean bersih tidak seperti tadi , sedang asik ngobrol dengan Fino.
"Ayoo "ucapku. "Pakai motor ga apa-apa kan?".
"Gak masalah selama gw tidak pakai gaun"ucapku, dengan mengendarai motor sport yang aku tahu harganya tidak murah kami berhenti di Riko 2 lantai.
"Wah strategi banget ini tempatnya,dekat kampus dekat instansi pemerintah juga dekat perkantoran pasti bakal ramai kalau makan siang".
"Ayo masuk di lantai bawah ada toilet dan kamar mandi, sedang lantai atas hanya toilet. Kalau lantai bawah tidak ada sekat dilantai atas ada satu sekat buat kamar" ucap Fian sambil berjalan ke tangga.
"Bersih tempatnya baru dibersihkan?"
"Tadi pagi mama nyuruh orang buat bersihin, gimana tempat ini strategis kan "ucap Fian. "Kira-kira berapa pasaran sewa ruko di sini?"tanyaku. " Tanya aja mama" jawab Fian. "Ah ko hujan gimana dong ?"tanyaku, saat kami hendak pulang malah hujan mulai turun dari gerimis kecil sampai hujan lebat."Rencana mulai pembukaan kapan ?"tanya Fian."Rencana sebulan sebelum puasa,jadi pas puasa dan lebaran sudah di kenal dan punya pelanggan "ucapku,kami ngobrol sambil berdiri di dekat jendela lantai 2, entah setan lewat dari mana atau suasana yang mendukung membuat posisi berdiri kami menjadi sangat dekat hingga saat ada petir menyambar membuatku terkejut.
"Ada aku gak perlu takut "ucapnya. "Siapa yang takut gw cuma kaget"ucapku, sambil berjalan menjauh. Dekat-dekat dengan Fian tidak bagus untuk kesehatan jantung ku,kataku dalam hati. Sambil berdoa semoga hujan cepat reda dan kami bisa langsung pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments