bab 8

"Heh, Bu Emi. Sebelum ngomong itu ngaca dan di pikir dulu. Ini rumahku, bukan rumahnya Haris. Enak saja ngaku ngaku rumahnya Haris. Kapan dia beli rumah ini, semua isi dirumah ini saja, suamiku yang membelinya untuk Dara. Mikir itu pakai otak, jangan sama dengkul. Gak tau malu!" bantah Bu Hanna dengan mata melotot tajam, emosinya sudah benar benar tak bisa di bendung. Menghadapi Perempuan serakah kayak besannya, harus dengan keberanian yang lebih dan kesombongan, agar tidak di injak-injak seenaknya.

"Haris itu suaminya, jadi dia juga punya hak dirumah ini, apa yang jadi milik istrinya ya milik suaminya juga. Enak saja mau menguasai rumah sebesar ini sendirian." balas Bu Emi dengan bersungut sungut, Dara hanya diam menatap tak percaya dengan omongan mertuanya yang tidak masuk akal.

"Lha memang ini rumah yang dibangun Suamiku untuk anak kami, Dara. Ya suka suka Dara mau apa. Kenapa Bu Emi gak terima, emang anak kamu punya apa dirumah ini?

Datang cuma bawa baju saja kok, pake ngaku ngaku berhak dengan rumah ini. Jangan mimpi terlalu tinggi Bu, nanti jatuh bisa patah tulang!" hina Bu Hanna kesal dengan pemikiran gila besannya.

"Terserah kamu mau ngomong apa.

Ini urusanku dengan Dara.

Aku mau dara pergi dari rumah ini, karena aku dan keluargaku mau pindah, tinggal dirumah ini.

Dara bisa tinggal dirumahku yang lebih kecil. Dia kan cuma sama anaknya. Jadi lebih baik rumah ini biar Haris dan kami yang nempatin.

Enak saja, mau menguasai semua sendiri. Gak terima aku, anakku diperlakukan gak seharusnya sebagai seorang suami!" balas Bu Emi penuh percaya diri dengan wajah sok angkuhnya.

membuat Dara dan ibunya melongo tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

"Dasar gila, kalau sampai kalian berani usir anakku dirumahnya sendiri. Siap siap saja kalian semua masuk penjara. Karena sertifikat rumah ini masih sah atas nama suamiku. Dia berhak melakukan apapun sama rumah ini. Kalau kalian sampai berani tinggal disini tanpa ijin anakku, kami akan melaporkan kalian atas tuduhan perampokan dan perbuatan tidak menyenangkan. Siap siap saja tidur di penjara." sahut Bu Hanna dengan senyum sinis dan mata melotot tajam.

"Dasar besan gila. Aku gak mau tau, Haris harus kembali kerumah ini. Awas kalau kamu tidak menerima dia masuk kerumah ini." tunjuk Bu Emi melotot benci ke arah Dara.

"Tanyakan sama anak ibu. Mas Haris sendiri yang bilang, kalau kakinya sudah haram menyentuh rumahku. Jadi kalau dia tidak tau malu ya silahkan saja datang ke rumahku. Tapi ya maaf, dia harus tidur di teras depan.

Dan katakan sama anak ibu, sebentar lagi aku akan mengurus perceraian kami."

"Apa?" Bu Emi, Vita dan Susi terbelalak kaget mendengar ucapan Dara. Mereka pikir, Dara akan nangis nangis meminta Haris kembali, ternyata justru Dara yang akan menggugat cerai Haris.

"Kenapa kalian melongo kayak gitu?

Kaget?

Apa kalian pikir aku gak bisa hidup tanpa mas Haris?

Kalian salah, justru tanpa mas Haris, hidupku jauh lebih baik dan tenang. Jadi gak masalah kalau dia tidak kembali kerumah ini. Lagian, tinggal dirumah seluas ini sendirian itu sangat nyaman, bisa buat lari larian. Gak sumpek dan uyel uyelan." Sindir Dara dengan senyum penuh ejekan.

"Kalau sudah selesai lebih baik ibu pulang, karena saya sedang sibuk." usir Dara dengan wajah datarnya.

"Berani kamu usir keluarga suami kamu?

Dasar perempuan gak ada otak, pantesan Haris kabur dan tak Sudi punya istri sepertimu, sudah jelek, sombong lagi." balas Susi dengan mata melotot.

"Biarin jelek, nanti juga cantik lagi kalau aku sudah perawatan seperti dulu. Jadi istri adikmu saja hidupku sengsara, jangankan buat merawat diri, buat makan saja harus irit irit dan sering di kasih ibuku.

Dan aku sombong?

Biarin sombong, kan aku punya apa yang harus aku sombong kan.

Silahkan keluar dari rumahku, maaf aku terganggu dengan kedatangan kalian. Merusak mood ku saja!" Dara tersenyum sinis ke arah tiga wanita beda generasi yang terlihat sangat marah dengan sikapnya. Dara sudah benar benar tidak perduli. Hatinya sudah terlalu lelah menghadapi sikap semena mena keluarga suaminya. Sekarang Fara sudah tidak akan diam lagi.

"Kayak bau orang bikin kue?

Apa kamu sedang bikin kue?

Mana, kok gak di suguhin?" tanya Bu Emi sambil hidungnya mengendus endus bau harum kue buatan Dara.

"Paling ada tetangga yang bikin, wajar kan kalau baunya dari sini.

Lebih baik kalian pulang, karena aku tidak akan membiarkan siapapun merebut rumah pemberian orang tuaku. Kalau mau punya rumah besar ya di bangun dong rumahnya ibu, kan halamannya masih luas tuh, masak gaji mas Haris besar, bangun rumah saja gak bisa." sinis Dara dan membuat Bu Emi berpikir, membenarkan apa yang di katakan Dara.

"Lihat saja, aku juga bisa punya rumah besar kayak ini. Akan aku suruh Haris untuk merenovasi rumah kami. Dari pada uangnya kamu habiskan, lebih baik buat kami yang benar benar keluarganya, bukan kamu yang hanya orang lain." sahut Bu Emi dengan wajah angkuh dan mengajak kedua anaknya pergi meninggalkan rumahnya Dara.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Dasar keluarga aneh!

Jauh jauh kamu dari mereka, ibu gak setuju kalau kamu mempertahankan si Haris. Cepat urus surat cerai secepatnya. Kamu gak usah khawatir masalah biaya. Biar jadi urusan ibu sama bapakmu." Bu Hanna benar benar kesal dengan kelakuan keluarga suami anaknya.

Ada dirinya saja mereka berani menghina Dara, apalagi kalau Dara sendirian, pasti mereka akan lebih sadis dari itu.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )

New karya :

#Karena warisan Anakku mati di tanganku

#Ayahku lebih memilih wanita Lain

#Saat Cinta Harus Memilih

#Menjadi Gundik Suami Sendiri

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

Elena Sirregar

Elena Sirregar

sokongan dari orang tua memang harus Dara dapatkan agar lebih kuat hadapi keluarga benalu tu

2023-10-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!