episode 20

[Sebentar lagi, aku mau cerai sama si Dara kok.

Kamu mau ya jadi istriku nanti?]

Dara membulatkan mata saat membaca pesan Haris, dasar suami gak ada akhlak, rutuk Dara di dalam hatinya.

[Haduh yakin cerai nih, semoga kita jodoh ya?

Aku gak berani banyak berjanji, biarkan takdir yang menentukan. Kita cukup jalani saja alurnya.] balas Dara bijak, agar nanti tidak di tuntut karena tidak pernah menjanjikan apapun sama Haris soal masa depan.

[Yakinlah, mas sudah gak tahan punya istri kayak dia. Jelek, bau masakan lagi. Gak kayak kamu, sudah cantik, wangi pula. Sedap dipandang, jadi bikin betah.] balas Haris yang disertai emoticon love. "Menjijikkan." gumam Dara yang tersenyum miring saat membaca pesan yang dikirim Haris untuk Riani.

[Yasudah, aku mau lanjut bantu bantu dulu di dapur. Lagi sibuk banget soalnya. Tapi aku lagi bingung, mau beli sesuatu uangku nipis.] tulis Dara yang mulai melancarkan aksinya.

[Emang mau beli apa?

Mau mas bantu?] balas Haris sok perhatian.

[Emang mas Haris gak keberatan bantuin aku terus?]

[Enggaklah, buat calon istri. Apa sih yang enggak?] tulis Haris dengan percaya dirinya.

[Makasih ya, mas.

Aku jadi terharu]

[Mau beli apa, butuh uang berapa?

Biar mas, transfer uangnya sekarang.]

[Mau beli makanan yang enak enak, mas. Buat menjamu keluarga besar. Kan hari ini aku ulang tahun, sekalian acara tunangan adikku.]

[Kamu ulang tahun ya?

Mau kado apa dari mas?] tulis Haris gercep membalas pesan.

[Iya aku ulang tahun, besok aku mau rayain sama temen temen aku, mas Haris datang ya.

Kalau untuk hadiah, terserah sama mas saja mau kasih apa. Aku yakin, mas, pasti tau hadiah yang tepat buat aku."] balas Dara sambil senyum senyum, rencananya berjalan dengan mulus.

[Ini, mas sudah transfer delapan juta ya.

Besok biar mas yang traktir buat acara di restorannya, dan mas juga akan siapkan hadiah yang super istimewa buat kamu, buat wanita paling cantik di hati mas!"] tulis Haris yang buat Dara mau muntah sangking muak nya.

[Wah, terimakasih banyak ya mas. Kamu memang baik banget]

[Iya dong, demi membuat bidadari secantik kamu tersenyum!] tulis Haris yang dipenuhi emoticon love dan cium.

[Makasih banyak, mas!

Aku tunggu besok ya. Sekarang aku mau lanjutin pekerjaanku dulu, bye!] balas Dara yang ingin segera mengakhiri obrolan karena sudah mendapatkan apa yang dimau.

[Cium dulu dong, bye sayangku] balas Haris yang menyertakan kembali emoticon cium di akhir kalimatnya.

Dara tak lagi meresponnya, karena sudah mendapatkan tranferan sebesar delapan juta, hanya modal pura pura jadi Riani.

"Gimana, dapat berapa tuh dari si Haris?" Dina yang sedari diam memperhatikan, akhirnya kepo juga setelah melihat Dara kembali meletakkan ponselnya.

"Delapan juta, lumayan!" sahut Dara dengan senyum miris.

"Gila memang laki tuh, huh!

Tapi ya syukurnya yang digaet Riani, coba perempuan lain." jawab Dina yang ikut merasakan kesal dengan tingkah suami sahabatnya.

"Aku jadi penasaran, besok mas Haris mau kasih hadiah apa ya buat Riani. Tadi dia bilang mau kasih yang istimewa gitu. Jadi penasaran."

"Kenapa kamu gak bilang minta mobil atau berlian saja sih, Ra. Sekalian biar cepat miskin tuh laki." sungut Dina kesal dan membuat dara justru tertawa ngakak.

"Tapi aku yakin, dia akan berikan barang mahal untuk Riani besok. Kita lihat saja nanti." sahut Dara yang mulai terbiasa menghadapi kelakuan suaminya.

"Kalau dia kasih berlian, mending kamu jual saja. Uangkan saja, dan simpen uangnya. Biar tidak jadi masalah dikemudian hari. Nanti kalau sudah cerai, baru kamu bisa beli lagi." Dina memberi ide.

"Itukan hak Riani, Din! kan yang dikasih jadi Riani!

Aku gak boleh dong ambil gitu aja. Lagian aku juga sudah dapat uangnya mas Haris juga berkat pakai namanya Riani." sahut Dara yang tak enak kalau harus mengambil apa yang diberikan pada gadis cantik itu.

"Aku yakin Riani juga gak mau, dia itu tulus mau bantuin kamu.

Kalau dia terima pemberian Haris, bisa bisa Tomi marah lah!" sahut Dina santai.

"Kita lihat besok saja.

Gimana kalau kita pergi sekarang cari kadonya?"

"Boleh, yuk cuz!" sahut Dina sumringah.

"Bentar, aku pamit sama ibuku. Sekalian mau nitipin Hilya. Dia masih anteng tidur." Dara masuk ke dalam kamar tamu yang di dalamnya ada ibu dan anaknya yang tengah tertidur. Dara tidak tega membangunkannya, akhirnya memilih keluar kamar lagi. Tapi untungnya Bagas sudah pulang dari sekolah. Jadi Dara bisa pamitan sama adiknya itu.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )

New karya :

#Karena warisan Anakku mati di tanganku

#Ayahku lebih memilih wanita Lain

#Saat Cinta Harus Memilih

#Menjadi Gundik Suami Sendiri

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!