bab 2

"Itu biar jadi urusanku, biar aku yang bicara sama Riani dan tunangannya.

Akan aku kabari langkah selanjutnya. Manusia kayak Haris memang perlu di kasih pelajaran biar mampus!"

"Ya ampun kejamnya!

Tapi aku setuju sih sama idenya Dina. Makasih ya, kalian sudah begitu perduli dengan masalahku!"

Dara yang sedari tadi diam akhirnya ikut angkat bicara dan menyetujui ide gila sahabatnya.

Haris memang perlu di kasih pelajaran yang setimpal.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Sedangkan di lain tempat, Haris ternyata pergi kerumah ibunya, Haris dan keluarganya sudah merencanakan liburan ke pantai dengan menaiki mobil milik Haris dan juga mobil suaminya Susi.

Susi adalah kakak perempuannya Haris.

Haris memiliki tiga saudara, Haris anak nomor dua dan anak lelaki satu satunya. Sedangkan adik bungsu Haris namanya Vita, masih SMU kelas dua.

"Itu si Haris sudah sampai, kita langsung berangkat saja, keburu panas." Susi menatap adik lelakinya yang baru saja turun dari mobilnya.

"Haris gimana, kita berangkat sekarang saja ya?" sahut Bu Emi, ibunya Haris dengan wajah ceria.

"Yasudah, lagian ini juga sudah jam sembilan, biar gak kena macet.

Ibu sama bapak ikut mobilnya Haris saja." balas Haris sambil melangkah mendekati orang tuanya.

"Apa gak sebaiknya kita pergi satu mobil saja, kan bisa irit bensin, nanti biar aku dan Haris yang gantian nyetir." Pendik, suami Susi ikut angkat bicara.

"Kalau bawa mobil satu cukup sih, tapi yaitu sempit, bikin engap, nanti ibu sama Putri mabuk, malah bikin suasana jadi gak seru. Bukannya liburan tapi pada sakit." balas Susi dengan wajah yang sudah masam.

"Tapi maksudku itu, biar gak ngeluarin biaya dobel di bensinnya, dek! Kan uangnya bisa buat yang lainnya." Pendik masih dengan keinginannya agar pergi dengan menggunakan mobil satu saja. Selain irit juga biar dia tidak mengeluarkan uang, karena Pendik, biarpun kaya, tapi sangat perhitungan sama keluarga istrinya.

"Kamu itu mas, bilang saja kalau kamu gak mau keluarin uang bensin. Orang kok medit banget.

Gak usah khawatir, uang bensin biar ditanggung sama si Haris, dia lebih pengertian dan royal sama saudaranya. Kamu mau kan, Ris?" sungut Susi kesal dengan sikap perhitungan suaminya.

"Iya, iya. Nanti biar Haris yang isi bensin. Tapi cuma dua ratus saja ya, gak lebih." balas Haris malas, dan sudah hafal dengan sifat kakak iparnya itu.

"Nah gitu dong, Kan sama sama enak!" Pendik tersenyum lega, akhirnya dia tidak perlu mengeluarkan uang, seperti biasanya Haris yang akan menanggung semua.

Haris dan keluarganya tengah bersenang senang dan makan enak serta belanja apa saja yang dimau. Sedangkan Dara, dirumah harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian sambil momong anak bayinya. Bahkan stok makanan di kulkas juga sudah habis, beras hanya sisa sedikit. Tapi Haris belum kunjung memberinya uang belanja. Bahkan pergi jalan jalan saja Haris tidak bilang sama Dara.

"Asalamualaikum, mbak Dara!

Ini Bagas, mbak Dara ada di dalam kan?" teriak Bagas yang mengagetkan lamunan Dara akan nasib malang yang kini dialaminya.

"Masuk saja, dek!

Mbak ada di dapur, lagi goreng tempe." sahut Dara yang tengah sibuk dengan penggorengannya. Sedangkan Hilya ia letakkan di kasur lantai yang ada di depan televisi.

"Mbak, ini sayur soto dari ibuk.

Dan ibuk juga bawain sembako buat mbak Dara."

Bagas meletakkan rantang yang berisi soto ayam dari orangtuanya diatas meja, dan juga mengangkat sembako dari ibunya untuk sang kakak. Dara menatap nanar semua pemberian ibunya, perasaan bersalah, malu juga sedih langsung membuat dadanya terasa sesak.

"Gas!

Bilang sama ibu dan bapak, jangan kirimkan sembako lagi buat mbak, mbak Dara malu dan juga gak enak, kasihan ibu dan bapak kalau harus masih menanggung kebutuhan mbak kayak gini." lirih Dara dengan wajah yang sudah basah dengan air mata.

"Sudahlah mbak, terima saja. Kami semua sayang sama mbak. Ibu dan bapak gak mau lihat mbak hidup kekurangan karena sikap pelit suami kamu itu.

Bahkan dia jalan jalan ke pantai saja tidak ajak mbak dan Hilya, dasar laki laki idiot memang si Haris itu!" Bagas menatap iba pada kakak perempuannya, Bagas sebenarnya sudah jengah dengan semua kelakuan Haris dan keluarganya yang selalu jadi benalu di rumah tangga kakaknya.

"Dari mana kamu tau, kalau mas Haris jalan jalan ke pantai?" sahut Dara dengan wajah memerah menahan sesak dan amarah di dalam dadanya.

"Dari statusnya Vita, mereka kayak bahagia banget, tertawa main di laut bebas, makan enak dan belanja layaknya keluarga kaya dan bahagia. Padahal disini, mbak sebagai istri tidak pernah tercukupi kebutuhannya.

Kenapa sih mbak, masih bertahan dengan laki laki kayak itu?

Sudahlah mbak, pisah saja. Bagas yakin, banyak yang mau kok sama mbak, yang lebih baik dari Haris tentunya." ucap Bagas tegas dan menyimpan sorot benci pada suami kakaknya itu.

"Maunya mbak juga begitu, tapi mbak sedang ada rencana dengan Dina dan Sintia untuk memiskinkan mas Haris, baru mbak gugat cerai." sahut Dara dengan senyuman kecut.

"Kelamaan mbak, kalau mbak minta cerai setelah Haris miskin, bisa bisa dia yang gak cerai dari mbak Dara. Apalagi rumah ini kan punya mbak, untung saja masih atas nama bapak, jadi bukan harta Gono gini nantinya."

"Kamu benar juga, gas!

Mbak akan bicarakan lagi rencana mbak sama Dina dan Sintia. Mbak juga gak mau kalau mas Haris minta kembali dan sujud sujud pas dia sudah miskin. Enak saja, banyak uang tak menganggap mbak dan menelantarkan anaknya, giliran miskin mau bertahan, ogah!"

"Makanya itu, mbak Dara harus cerdas dalam mengambil keputusan dan harus matang kalau mau bikin rencana untuk menghancurkan si Haris itu. Emangnya apa sih rencana mbak Dara dan teman teman mbak itu. Kayaknya yakin banget berhasil."

Dara lantas menceritakan semua rencana yang di susun Dina dan Bagas langsung ketawa juga setuju bahkan mendukung niat Dara untuk mengerjai Haris agar miskin dan kehilangan segalanya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.

#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)

#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)

#Coretan pena Hawa (ongoing)

#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)

#Sekar Arumi (ongoing)

#Wanita kedua (Tamat)

#Kasih sayang yang salah (Tamat)

#Cinta berbalut Nafsu ( ongoing )

New karya :

#Karena warisan Anakku mati di tanganku

#Ayahku lebih memilih wanita Lain

#Saat Cinta Harus Memilih

#Menjadi Gundik Suami Sendiri

Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.

Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️

Terpopuler

Comments

Yoo anna 💞

Yoo anna 💞

bener tu kata adek mu ra

2023-04-02

1

Padma Ningrum Ningrum

Padma Ningrum Ningrum

lanjut thor....

2023-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!