Hari ini waktu berputar terasa sangat lama, jarum jam seperti berjalan di tempat dan enggan untuk berputar. Andi yang merasa sangat bosan dengan perputaran waktu yang sangat lamban, memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang kesayangannya.
Tak terasa rasa kantuk pun mulai datang menghampirinya. Dalam sekejap saja, Andi sudah terbuai di dalam tidur siangnya.
''Bang Andi?" sayup-sayup terdengar suara wanita yang sangat tidak asing mulai mengusik indera pendengarannya.
Andi pun langsung menyapu ke sekelilingnya, dan mengedarkan pandangannya untuk mencari sumber suara itu.
"Neng Arini?" panggil Andi, saat berhasil mendapati sosok gadis yang sangat penting di dalam hidupnya.
"Bang, tolong Arini! tolong, Bang! di sini terasa sangat sesak dan gelap. Arini sangat takut, Bang. Toloooongg!" pekik Arini sambil meracau.
"Neng Arini!"
Andi pun langsung terkejut saat Arini tiba-tiba menghilang kembali dari pandangannya. Sesaat kemudian, setelah Arini menghilang. Tiba-tiba saja dia berada di tempat yang cukup dia kenali. Bahkan, tempat itu yang terus menerus menariknya agar dia ke sana.
Andi pun semakin merasa kebingungan dengan situasi yang saat ini sedang dia hadapi. Dalam hati dia bertanya-tanya, mengapa saat ini dia berpindah ke tempat ini lagi? tempat dimana seharusnya dia hindari, kini di sanalah dirinya. Di bawah pohon rindang itu, yang membuat Andi mengalami kejadian yang janggal, sehingga membuat hatinya menjadi kacau balau.
Seketika tubuh Andi terasa membeku di tempatnya, saat dia melihat dan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kejadian yang sangat menyayat dan mengiris hatinya.
Hanya berjarak beberapa meter saja, dia melihat sang kakak dengan tegas melecehkan kekasih hatinya dengan sangat brutal. Kejadian yang sangat memilukan, bahkan saat itu dia sama sekali tidak bisa berbuat apapun untuk menolong sang kekasih.
Anton yang terus menerus melakukan hal yang tidak senonoh kepada Arini, kini semakin membuat Andi semakin geram dan murka. Rasa bencinya terhadap sang kakak pun mulai menggelapkan hatinya. Bahkan, rasa bencinya saat ini membuat Andi semakin membulatkan tekadnya untuk membalaskan dendam sang kekasih hatinya.
Setelah dia melihat Anton sudah merasa puas dengan tubuh mungil gadisnya, kemudian anak buah Anton langsung bergilir melakukan hal tersebut kepada Arini tanpa mengenal ampun. Arini yang selalu merintih karena merasakan kesakitan yang luar biasa, kini langsung ambruk dan kehilangan kesadarannya, akibat ulah kelima badjingan itu.
Ingin rasanya Andi membunuuh Anton saat itu juga, tetapi saat ini kakinya seperti terpaku di tempat dan sangat sulit digerakkan. Di tempat itu, Andi mengucapkan sumpah serapahnya dan merasa sangat tidak terima dengan perlakuan biadab kelima laki-laki yang tidak memiliki hati itu.
Marah, dendam, dan sakit hati itulah saat ini yang Andi rasakan. Saat mendengar rintihan dan tangisan pilu Arini, Andi hanya bisa merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa menolong kekasih hatinya.
"Maafkan Bang Andi, Sayang! Maafkan, Abang yang tidak bisa menolong mu saat ini! maafkan Abang, Sayang!" racau Andi, saat melihat tubuh Arini tergeletak lemah di atas semak-semak.
Saat kakinya sudah bisa terayun kembali. Tiba-tiba Andi langsung terhempas dari tempat itu.
"Neng Arini?"
"Neng Arinii!"
Saat dia terbangun dari tidurnya yang disertai dengan mimpi buruk itu lagi. Kini napas Andi pun memburu dan jantungnya berdegup secara tidak beraturan, saat mendapati kenyataan yang membuat hatinya sangat hancur.
Setelah berhasil menetralkan kembali deru napas dan detakan jantungnya. Andi langsung menyandarkan tubuhnya di sisi ranjangnya, dan mulai memikirkan langkah selanjutnya yang akan dia ambil nanti.
"Aku harus menyusun rencana dan mematangkan rencana itu, agar aku bisa membuat ketiga badjingan itu merasakan pesakitan yang aku rasakan saat ini. Dan target pertamaku adalah ...."
Kini seringai licik Andi tersungging di salah satu bibirnya. Dia sudah menentukan target selanjutnya, yaitu salah satu keluarga dari ketiga anak buah Anton.
"Tunggu waktumu akan tiba, brengsek!" geram Andi dengan rahang yang mengeras.
Dengan cepat dia mengedarkan pandangannya untuk mencari benda pipih yang sangat penting baginya saat ini. Kemudian dia menggeser nama di dalam kontaknya, dan setelah berhasil menemukan nama tersebut, Andi langsung memencet tombol berwarna hijau.
Tak membutuhkan waktu lama, dari seberang seseorang sudah menyapanya dan Andi pun langsung mengucapkan beberapa kata.
"Halo?"
.
"Aku ada tugas penting untuk kalian, nanti kita bertemu di tempat dan jam seperti biasa!"
.
Tut... Tut... Tut...
Setelah mendapatkan jawaban dari seseorang itu, Andi langsung mematikan panggilan tersebut. Kemudian dia menyunggingkan sebelah bibirnya lagi.
"Kita akan mulai permainan ini. Tunggu giliran mu!"
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ali B.U
next
2024-04-30
1
Eli Juwita105
rino
2024-03-21
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
siapa target Andi ya 🤔🤔🤔
2023-12-21
0