Bermimpi

Happy reading....

Andi pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah di siang hari, setelah dia berkeliling di sekitar perkebunan teh tersebut.

"Huh! Panas sekali siang ini, sehingga membuat seluruh tubuhku menjadi terasa sangat lengket sekali." keluh Andi sambil menyandarkan tubuhnya di teras rumahnya.

Terdengar suara langkah kaki yang beriringan dan sangat tidak asing dari dalam rumah.

"Capek? Udah ketemu Arininya?" tanya Anton yang tiba-tiba datang dan berdiri di samping Andi.

"Belum, Bang,'' jawab Andi singkat.

"Oh, atau jangan-jangan dia pergi bersama dengan kekasih barunya dan lebih memilih untuk meninggalkan mu, An? Astaga! Jika itu benar maka---"

Belum selesai Anton berbicara, Andi langsung bangkit dari tempat duduknya dan menarik kerah kemeja Anton. Saat ini tatapan tajam dia tujukan kepada sang kakak, disertai deru napas yang memburu karena menahan amarah yang sudah bergejolak di dalam dirinya.

"Sekali lagi kamu berbicara buruk tentang Arini, akan ku robek mulut kamu, Bang!" ancam Andi dengan rahang yang mengeras disertai gigi yang bergemeletuk.

Bukannya Anton merasa takut, dia justru tersenyum smirk seperti meremehkan Andi. Dengan santainya Anton juga mengibaskan cengkeraman tangan Andi di kerahnya.

"Kamu ngancam aku, cuma gara-gara gadis rendahan itu, An?" tanya Anton dengan angkuhnya.

"DIAM, BANG! CUKUP! JANGAN PIKIR AKU HANYA AKAN SELALU DIAM, SAAT KAMU BERTINDAK SEMENA-MENA KEPADAKU!" tegas Andi dengan suara lantang.

Kemudian Anton mengibaskan tangannya dan berlalu begitu saja, meninggalkan Andi sendiri dengan amarahnya yang sudah hampir meledak.

Entah mengapa dengan hilangnya Arini, kini Andi menaruh rasa curiga kepada Anton. Biasanya Anton selalu melontarkan sindiran kepadanya, jika dia selalu memuja dan membela Arini. Namun, setelah hilangnya Arini, dia bersikap sangat santai dan sama sekali tidak peduli tentang gadis itu.

Tak ingin ambil pusing dengan perubahan sikap sang kakak, akhirnya Andi memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan tubuhnya yang sangat terasa lengket.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit saja, akhirnya Andi selesai mandi dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang kesayangannya.

Tiba-tiba rasa kantuk mulai menguasainya, dan tak membutuhkan waktu lama, akhirnya Andi terlelap dalam tidurnya.

''Aku dimana? Kenapa tempat ini tidak asing untukku?" gumam Andi sembari menyapu setiap sudut di sekelilingnya.

Dari kejauhan dia seperti melihat sosok yang tidak asing baginya, sosok yang selama dua hari ini sangat dia rindukan. Dengan perlahan sosok itu datang menghampirinya dengan derai air mata.

"Bang Andi?" panggil sosok gadis itu, yang kini hanya berjarak beberapa langkah saja.

"Ne-neng Arini?" sahut Andi sambil terbata.

Tak terasa dia pun melangkahkan kakinya, untuk mendekati gadis yang sangat dia rindukan itu. Namun, saat jaraknya hanya tinggal dua langkah saja, Arini memundurkan langkahnya dan menghindari Andi.

"Jangan mendekat, Bang! Arini bukan gadis yang baik, Arini sudah kotor, Bang. Arini benci, sangat membencinya!" rancau Arini di sela isakan tangisnya.

Andi pun tertegun dan langsung menghentikan langkahnya, seperti permintaan Arini kepadanya.

"A-apa maksud Neng Arini?" tanya Andi yang saat ini merasa kebingungan.

"Aku membencinya, Bang! Dia sangat jahat kepada Arini! Di sana Arini merasa sesak dan tidak bisa bernapas. Dia jahat, Bang. Dia sangat jahat! Arini benar-benar sangat membencinya! Dan dia akan merasakan hal sama dengan apa yang Arini rasakan!" rancau Arini lagi dengan tatapan penuh dendam dan amarah.

"Maksud Neng, apa? Dia? Dia siapa, Neng?" tanya Andi lagi, yang masih belum memahami apa maksud dari sang kekasih hatinya.

Tanpa menjawab ucapan dari Andi, akhirnya Arini langsung membalikkan badannya dan berlari dengan kencang. Sehingga membuat Andi yang mengikutinya, kembali kehilangan jejak gadis tersebut.

Belum sempat Andi melepas rasa rindunya, kini dia kembali kehilangan sosok yang selalu membuatnya menjadi seperti orang yang tidak waras, karena selalu memikirkannya.

"Neng Arini? Neng! Kamu dimana?! Neng Arini!" racau Andi sambil berjalan gontai.]

"Neng Arini!"

Akhirnya Andi terbangun dari tidurnya, dengan napas yang memburu dan tidak beraturan. Dia tidak menyangka jika pertemuannya dengan Arini hanya lewat mimpi.

Padahal dia sangat berharap, jika tadi adalah nyata, dan bukan hanya sekedar mimpi semata. Setelah napasnya kembali beraturan, dia merasakan kekecewaan dan juga ada rasa tidak terima di dalam hatinya.

"Kamu sebenarnya dimana, Neng? Mengapa kamu tiba-tiba menghilang tanpa meninggalkan jejak apapun? Apakah kamu baik-baik saja?" gumam Andi sambil menyandarkan tubuhnya di sisi ranjang.

Andi pun kembali mengingat masa-masa dimana dia menyatakan perasaannya kepada Arini, setelah penantian panjang yang dia lakukan.

Andi memang sejak lama telah memendam perasaannya kepada sosok gadis, yang sering dikenal sebagai bunga desa. Dia memberanikan dirinya, saat dia mendapatkan sinyal balasan dari gadis pujaannya.

Setelah menjadi sepasang kekasih yang mendapatkan restu dari sang Ayah, akhirnya Andi berencana untuk melamar Arini di hari ulang tahunnya nanti.

Namun, sayangnya rencana yang sudah tersusun dengan rapi, kini sirna bagai terhempas badai yang mengikis habis harapan itu.

BERSAMBUG....

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

.next

2024-04-29

2

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

ayo Andi cepat cari th kenapa Arini gak ada 💪💪💪

2023-12-21

3

Park Kyung Na

Park Kyung Na

lanjut thor

2023-05-31

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 69 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!