Pelajaran

Setelah mengatakan hal itu kepada Aziz, Andi langsung memberikan isyarat kepada Rama agar segera melakukan tugasnya.

Tak berselang lama kemudian, Rama kembali dan menyeret putri sulung Aziz yang baru saja menginjak usia 17 tahun. Dengan kasar Rama menghempaskan tubuh gadis remaja itu, tepat di hadapan Andi.

"Apakah ini putri kesayangan mu, Pak Aziz Cahyono? apakah kamu tau apa yang akan aku lakukan kepadanya?" geram Andi sembari menghampiri putri sulung Aziz.

"Tidak, Den! jangan! tolong, jangan lakukan itu kepadanya, Den! saya mohon. Dia sama sekali tidak tau menahu tentang hal ini. Jadi tolong jangan seret dia dalam masalah ini." mohon Aziz dengan deraian air mata yang telah membanjiri pipinya.

"Hah? Apa yang kamu bilang tadi? Jangan lakukan! Oh, apakah dulu Arini juga tidak menolak, saat kalian akan melakukan hal itu kepadanya? Apakah dia melakukannya dengan sukarela? Huh ... jawab aku!" gertak Andi sembari mencengkeram erat dagu putri sulung Aziz.

"Ampun, Den! ampuuun! saya mengaku salah. Tolong, Den! saya tau Den Andi adalah orang baik dan tidak akan pernah tega melakukannya kepada Rina." pinta Aziz dengan suara parau.

Andi pun langsung menghempaskan dagu gadis remaja itu, dan berjalan menghampiri Aziz dengan tatapan mata yang tajam.

"Ya, saya memang baik dan penyayang, Pak Aziz. Tetapi setelah saya tau kebenaran yang sangat menyayat hati saya. Seperti yang Anda lihat saat ini, jika Andi yang baik dan penyayang, kini telah berubah seperti monster yang sangat mengerikan. Dan Anda akan melihat sendiri betapa mengerikan dan kejamnya saya!" geram Andi dengan tangan yang terkepal kuat.

Kemudian Andi pun langsung menghampiri gadis remaja itu kembali, dan mencengkeram kembali dagu gadis itu. Dengan cepat Andi menyatukan bibirnya dengan gadis remaja yang bernama Rina.

Meskipun Rina memberontak, tetapi tenaganya tidak bisa menandingi Andi. Karena saat ini tangan dan kakinya terikat kuat oleh tali tambang.

"Hempt ...."

"Den Andi, tolong jangan lakukan hal itu kepada Rina, Den! saya mohon!" mohon Aziz sambil meraung-raung.

Tidak ingin membuat kegaduhan di markasnya, kemudian Andi memberikan isyarat kepada Rama agar membungkam mulut Aziz, agar dia tidak merusak moodnya saat ini.

"Sreett!"

Dengan cepat tangan Andi langsung merobek piyama yang dipakai oleh Rina. Saat terpampang jelas dua benda kenyal di depannya, tiba-tiba napsu setan Andi bergejolak dan membaraa.

"Ah, ternyata indah sekali pemandangan yang kulihat saat ini. Seandainya saja dulu aku sudah menikah dengan Arini, pasti setiap malam aku melihat benda ini." gumam Andi.

"Bagaimana, Sayang? Enak bukan rasanya? Apa kamu menginginkan hal yang lebih?" goda Andi saat Rina sudah terbakar gairaah.

Entah setan apa yang telah merasuki tubuh Rina dan Andi. Saat Andi menawarkan hal yang lebih, Rina pun menganggukkan kepalanya.

Aziz yang melihat putrinya dengan mudah menyerahkan dirinya kepada Andi, hanya bisa meraung-raung tanpa suara. Karena mulutnya saat ini masih di tutupi oleh lakban hitam oleh Rama.

Rama yang menyaksikan sendiri bagaimana Andi memperlakukan gadis remaja itu, kini ular pythonnya juga ikut meronta-ronta ingin segera dilepaskan dari sangkarnya.

'Ah, Den Andi. Saya kan jadi pengen juga. Huft! beginilah nasib jadi bawahan!' gerutu Rama dalam hati.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Rina, dengan cepat Andi langsung merobek penutup gua berbentuk segitiga itu.

"Ah, Sayang. Indah sekali sarangmu. Ingin rasanya aku segera melepaskan python ku yang sudah meronta-ronta, dan ingin segera memasuki sarangnya." racau Andi yang sudah diselimuti kabut gairaah.

Dengan gerakan cepat, Andi langsung melepaskan pakaiannya, dan saat itu juga terpampang jelas ular python yang siap menerjang sarangnya.

Rama yang menyaksikan secara langsung ular python Andi, kini terperangah dengan mata yang membola sempurna. Tak pernah dia sangka jika python Andi sangat besar, bahkan miliknya saja tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan python tersebut.

Aziz dan Rina pun langsung membelalakkan matanya, saat melihat ular python yang hendak memangsa makanannya.

Tak ingin membuang-buang waktu, Andi langsung melakukan penyatuan kepada Rina.

Dengan satu hentakan saja, python Andi langsung melesat begitu saja ke dalam sarangnya. Sesuai dengan dugaan Andi, jika putri sulung Aziz sudah tidak perawan lagi. Bahkan python Andi pun dengan mudahnya memasuki sarang tersebut.

"Ah, ternyata kamu sudah tidak perawan, Rina. Apakah kamu sering melakukan hubungan dengan beberapa orang pria di luar sana?" cecar Andi sembari menghentakkan ular python nya.

"Uuugh!" Hanya erangan yang keluar dari mulut Rina.

Aziz yang melihat secara langsung jika putri sulungnya dikuasai oleh Andi, kini hanya bisa pasrah dan merutuki dirinya sendiri. Bahkan, dia juga tidak pernah menyangka, jika Rina sudah kehilangan keperawanannya.

Semakin lama hentakan Andi semakin kencang, dan itu semua semakin membuat Rina meracau, saat merasakan puncak kenikmatan yang dia rasakan.

"Uuughh!! faster honey! faster! Uuughh ...." racauan Rina kini semakin mengusik pendengaran ketiga pria dewasa itu.

Rama yang menyaksikan siaran langsung tersebut, hanya bisa memaki Bossnya, sembari menahan rasa sesak di bawah sana.

'Ah, Sial! Ular python ku juga sudah meronta-ronta ingin segera mencicipi sarang itu. Cepatlah, Den! dan berikan jatahku juga!' gerutu Rama dalam hati.

Sedangkan Aziz kini hanya semakin terisak, saat melihat Rina yang sangat menikmati permainan Andi. Dadanya semakin bergemuruh, dan dia pun semakin meronta-ronta ingin segera menolong sang putri kesayangannya.

Namun, semua itu mustahil untuk dilakukan olehnya. Karena ikatan tersebut sangat kuat dan sulit untuk dilepaskan.

'Ya Tuhan, apakah ini ganjaran yang Engkau berikan kepadaku, melalui Den Andi? Apakah harus keluarga ku yang menanggung ini semua?' racau Aziz dalam hati.

Cukup lama permainan itu berlangsung, akhirnya mereka berdua mendapatkan pelepasannya masing-masing. Andi dan Rina pun saling meracau dan saling menyebutkan nama mereka.

"Den Andi ...!"

"Arinii... Uuughh! kamu nikmat sekali, Sayang!"

Ternyata saat Andi melakukan penyatuan dengan Rina, dia berfantasi tentang Arini. Bahkan, saat di dalam permainannya pun yang ada hanya bayangan Arini yang melintas dala pikirannya.

"Huh? Aku kira kamu gadis baik-baik, Rina. Ternyata kamu hanyalah barang bekas juga, sama seperti Ayahmu yang hanyalah sebuah sampah! CIH! Tetapi tak mengapa, kamu ternyata sedikit lumayan juga. Mari kita lakukan kembali, Sayang." cecar Andi sembari melakukan penyatuan kembali dengan Rina.

Kini ular pythonnya pun kembali melesat ke dalam sarangnya. Meskipun sebenarnya hati Andi enggan melakukannya, akan tetapi rasa dendamnya kini yang semakin mendorongnya untuk melakukan hal tersebut.

Entah berapa kali Andi melakukan penyatuan dan pelepasan bersama dengan Rina. Hingga akhirnya Rina pun meringis dan merintih saat menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"A-ampun, Den! sak-it!" rintih Rina, saat merasakan sarangnya terasa sangat perih.

"Hah? Ampun! Baiklah, aku akan mengampuni mu! tetapi setelah ini akan ada yang menggantikan diriku!"

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

kriwil

kriwil

masih menang anton dapat perawan 😅

2024-07-06

0

kriwil

kriwil

menjijikan balas dendam buat zina malah dapat nya bukan perawan lagi 🤣🤣🤣

2024-07-06

0

Mumun Vira

Mumun Vira

jujur q kecewa sih tpi mau gimana lgii author nya buat alurnya seperti ini

2024-06-29

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 69 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!