Fakta Menyakitkan

Happy reading....

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, mereka pun akhirnya sampai di lokasi tersebut. Sebuah rumah tua yang sudah tidak terawat kini menjadi target mereka.

Rumah tua itu sebenarnya adalah markas Anton beserta anak buahnya. Andi sengaja melakukan pengintaian langsung ke lokasi itu, agar dia bisa mendapatkan informasi yang dia inginkan.

"Sebaiknya kita berpencar dan tetap hati-hati. Aku yakin jika Bang Anton pasti akan sangat jeli dengan sedikitpun kecerobohan yang kita lakukan. Jadi kalian harus tetap waspada dan terus memperhatikan di sekitarnya." jelas Andi sambil membisikkan kata-kata itu kepada ketiga rekannya.

Ketiga orang yang berada di depannya, langsung menganggukkan kepala dengan antusias. Dengan berpencar, mereka pasti akan mendapatkan informasi yang lebih detail dan akurat.

Andi yang saat ini sedang menyelinap di balik pintu, langsung memasang alat pendeteksi sekaligus perekam suara. Dia berjanji kepada dirinya sendiri, jika malam ini dia akan mendapatkan bukti itu.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya dia mendengar suara kakaknya yang sedang memberikan arahan kepada anak buahnya.

Dengan bantuan alat yang sudah berhasil dia pasang, akhirnya beberapa informasi telah dia dapatkan. Selama 30 menit berada di sana dan informasi yang dia dapatkan di rasa sudah cukup.

Andi langsung memberikan instruksi kepada ketiga rekannya untuk meninggal lokasi tersebut.

"Alhamdulillah, akhirnya kita mendapatkan beberapa informasi yang cukup penting. Yang harus kita lakukan sekarang adalah menyusun rencana kembali, dan lebih mematangkannya." jelas Andi saat mereka sampai di tempat semula bertemu.

"Iya, Den. Den Andi harus sabar ya? Semoga nanti kita akan mendapatkan lebih banyak informasi lagi dari mereka." ucap salah satu rekannya dengan penuh harap.

"Iya, Mang. Semoga semua rahasia ini segera terpecahkan, karena informasi yang kita dapatkan pun masih setengah-setengah dan belum ada titik terangnya sama sekali." ujar Andi dengan seulas senyum tipis.

Sejujurnya, di dalam hati, Andi sedang menahan amarahnya yang hampir meledak, saat dia mengetahui bahwa sang kakak menjadi dalang hilangnya Arini.

Jika tadi dia tidak bisa menahan amarahnya, mungkin rencananya saat itu akan langsung gagal. Bahkan dia juga tidak akan mendapatkan informasi apapun lagi nanti.

Jadi untuk sementara waktu, dia akan memendamnya terlebih dahulu amarah dan kebencian yang telah membakar hatinya.

'Kamu akan menyesal, Bang! Ku pastikan hidupmu juga akan hancur, seperti kamu menghancurkan hidupku dan masa depan ku. Dan aku juga akan membalas semuanya dengan setimpal!' janji Andi di dalam hati.

Setelah membubarkan diri, akhirnya mereka pun mengendarai kendaraan mereka menuju ke rumah masing-masing. Di sepanjang perjalanan, Andi masih memikirkan tentang bagaimana cara untuk memancing Kakaknya, agar dia bisa berbicara dengan jujur tanpa adanya paksaan.

Akan tetapi, semua itu rasanya sangat mustahil untuk dia lakukan. Dia sangat mengetahui dan memahami bagaimana perangai sang kakak laki-lakinya.

"Neng Arini? Aku berjanji akan membalaskan dendammu kepada mereka semua. Agar mereka tau, jika kamu tidak sendiri. Karena aku akan selalu ada untukmu, dan tidak akan pernah meninggalkan mu!" racau Andi di sepanjang perjalanan.

Sedangkan sepasang mata saat ini sedang memperhatikan Andi dari kejauhan, terlihat dari sorot matanya yang juga memendam rasa rindu kepada laki-laki yang pernah menjadi bagian dari hidupnya dulu.

"Maafkan Arini, Bang Andi! Arini sudah tidak bisa menemani bang Andi lagi. Tetapi Arini berjanji akan selalu menjadi tameng untuk Abang, selama Arini masih berada di sekitar desa ini." ujar arwah Arini yang masih memperhatikan pergerakan Andi.

Tak berselang lama kemudian, akhirnya Andi pun sampai di rumahnya kembali. Kemudian dia langsung memarkirkan kendaraan roda dua kesayangannya di garasi.

Dengan mengayun kaki jenjangnya, Andi langsung menuju ke dalam kamarnya. Kemudian dia langsung merebahkan tubuhnya.

Kini pandangannya terasa sangat kosong, karena baru saja dia mendapatkan fakta yang sangat mencengangkan untuknya.

"Kenapa kamu tega sekali kepadaku, Bang? Kenapa kamu selalu saja merenggut semua kebahagiaan ku? Kenapa Bang?! Kenapa?! Argh!" racaunya sambil mengacak-acak rambutnya.

Anton memang sejak kecil semena-mena kepadanya, bahkan Mamanya juga sama saja seperti sang kakak yang selalu bertindak seenaknya. Untung saja papanya selalu berada di pihaknya, dan dengan tulus selalu menyayanginya, meskipun sang mama selalu membedakan antara dia dan kakaknya.

"Brengsek! Sialan kamu, Anton!" hardik Andi yang terus-menerus merutuki semua perbuatan sang kakak.

"Lihat saja nanti, Anton! Akan ku balas lunas nanti! Ku pastikan hidupmu akan lebih menderita dariku!" janji Andi kepada dirinya sendiri.

Merasa muak dan geram kepada kakaknya, kini Andi sudah bertekad akan membuat perhitungan kepada sang kakak dengan caranya sendiri. Secara perlahan tapi pasti.

"ANTON BRENGKSEK!"

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

next.

2024-04-29

1

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Knpa Andi diperlakukan beda sm Mamanya,apa jngn2 ada rahasia dibalik itu semua??!!

2024-03-02

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

perang saudara

2023-12-21

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 69 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!