Sudah merasa sangat puas dengan tubuh dan sarang Rina, akhirnya Andi memakai pakaiannya kembali.
Sedangkan Rina dan Aziz pun saling beradu pandang dengan mata yang membola sempurna. Entah apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh Andi kepada mereka.
"Ma-maksud, Den Andi?" tanya Rina dengan suara terbata.
"Rama?" panggil Andi dengan tegas.
"Siap, Den." sahut Rama, yang berlalu meninggalkan mereka bertiga di dalam kamar itu.
Tak berselang lama kemudian, akhirnya Rama datang kembali bersama dengan Robi, sang pemain wanita, dan penggila semua wanita. Bahkan, hampir setiap wanita yang dekat dengannya, dia berhasil memasuki sarang mereka.
"Rama, Robi? Lakukanlah! Nanti setelah puas, kalian panggil Tono dan Dodi. Agar mereka juga bisa merasakan bagian mereka juga." tegas Andi sambil menyeringai licik.
Rina pun semakin membelalakkan matanya, saat mendengar ucapan Andi yang sangat terdengar gilaa. Saat tubuhnya sudah terasa sangat remuk, kini dia harus digilir oleh keempat rekan Andi.
"Ja-jangan, Den Andi! a-ampun! Saya tidak kuat lagi, Den. ampun! sakit, Den!" mohon Rina dengan suara parau.
Andi yang mendengar permohonan dari Rina, kini justru berdecih dan menatap penuh dendam kepada gadis yang berada di depannya.
"Hah? Apa tadi kamu bilang, Rin? Ampun? Oh, apakah ayahmu belum menceritakan semuanya kepada kalian, jika dia dan rekan badjingannya telah melakukan hal ini kepada kekasih ku, Arini? Bahkan hingga dia menghembuskan napas terakhirnya!" gertak Andi dengan rahang yang mengeras dan tangan yang terkepal kuat.
Rina yang mendengar ucapan Andi, semakin merasa terkejut sambil membelalakkan matanya. Dia tidak menyangka, jika ternyata pekerjaan sang Ayah sekotor itu. Pantas saja saat Anton mendekatinya, dia dengan mudahnya merampas keperawanannya, dengan menjanjikan kemewahan dan kenyamanan untuk keluarganya. Jadi ini adalah salah satu pekerjaan dari mereka.
"Apakah itu benar, Ayah?" tanya Rina dengan napas yang memburu.
"Cukup! kamu tidak perlu mendengarkan jawaban dari Ayahmu. Karena sebentar lagi, kamu akan merasakannya sendiri, Rina!" gertak Andi disertai dengan gigi yang bergemeletuk.
Rina pun hanya bisa memberontak, dan berharap ikatan di tangan dan kakinya bisa terbuka. Namun, saat dia meronta, maka ikatan tali tersebut justru semakin erat.
Tak membutuhkan waktu lama, saat Rina memberontak dan mengerahkan seluruh tenaganya. Kini Rama dan Robi sudah membuka semua pakaian mereka. Sehingga dengan rakusnya kedua orang tersebut menyambar bagian mereka masing-masing.
"Uuughh!"
Rina yang awalnya melakukan pemberontakan, kini kembali pasrah dan dirasuki oleh kabut gairaah. Robi yang sudah sangat handal dan berpengalaman, kini melakukan penyatuan terlebih dahulu kepada Rina. Sedangkan Rama, kini memasukkan pythonnya ke bagian atas.
Semakin cepat gerakan mereka, semakin menjadi pula permainan tersebut. Hingga akhirnya Rama melepaskan ular pythonnya, saat melihat wajah Rina bersemu merah, karena hampir kehilangan pasokan oksigen.
Setelah napas Rina kembali stabil, Robi pun melepaskan pythonnya dan berganti ke mulut Rina. Sedangkan Rama kini berganti memasuki sarang Rina.
"Uuughh! benar-benar sangat nikmaaatt!"
Rama pun meracau saat pythonnya berhasil melesat ke dalam sarang milik Rina. Robi pun juga ikut mengeraang nikmat dan semakin memperdalam python yang saat ini berada di bagian atas.
Secara bersamaan, akhirnya kedua pria matang tersebut melakukan pelepasan bersama. Tiga kali mereka melakukan pelepasan, akhirnya mereka berdua pun ikut puas.
Setelah itu, mereka langsung memakai pakaian mereka kembali dan segera memanggil dua rekannya, agar ikut merasakan sebuah kenikmatan surga dunia.
Akhirnya Tono dan Dodi memasuki kamar tersebut. Rina yang saat ini sudah terasa lemas, tidak bisa melakukan perlawanan kepada mereka.
Rina hanya bisa pasrah dan terisak. Kini air matanya pun membanjiri pipinya. Aziz pun hanya bisa membenturkan kepala belakangnya ke dinding. Dia tidak bisa melihat putri kesayangannya bernasib tragis dan mengenaskan.
Andi yang melihat tingkah Aziz, kini kakinya langsung melangkah mendekati kursi tersebut dengan seringai liciknya.
"Apa yang Anda lakukan, Pak Aziz? Jangan menyakiti diri Anda sendiri! Karena pertunjukan ini masih panjang. Bahkan satu putri dan istri Anda juga belum mendapatkan hadiah dari saya. Apakah Anda tidak ingin menyaksikannya juga?" cecar Andi dengan suara lembut, sambil menarik rambut Aziz ke belakang.
Aziz yang tidak bisa mengeluarkan suaranya, hanya bisa merutuki dengan suara yang sama sekali tidak terdengar oleh mereka.
Sedangkan Andi yang merasa penasaran, apa yang ingi dikatakan oleh Aziz, kini langsung membuka lakban hitam tersebut.
"Den Andi, saya mohon hentikan! jangan lakukan itu kepada putri-putri dan istri saya, Den! saya tau Den Andi hanya ingin membalaskan dendam untuk Neng Arini. Tetapi saya mohon, jangan libatkan keluarga saya!" pinta Aziz dengan suara parau.
Mendengar permintaan Aziz. Andi pun langsung tertawa lepas, seperti orang kesetanan. Saat ini Andi seperti sudah kehilangan akal sehatnya, sehingga dia bisa berbuat sekeji dan sehina ini kepada gadis yang tidak bersalah.
"Apa Anda ingin saya berhenti? Baiklah. jika itu keinginan Anda, Pak Aziz. Tetapi setelah Anda menyaksikan beberapa pertunjukan yang akan saya berikan kepada Anda. Dan Anda wajib untuk melihatnya. Karena saya yakin, Anda pasti akan menyukainya.''
"Rama? Robi? Masuk!" titah Andi dengan suara lantang.
Seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Saat ini istri dan putri bungsu Aziz yang baru berusia 16 tahun, kini sudah tidak mengenakan sehelai pakaian. Bahkan mereka diseret oleh kedua pria matang tersebut.
"Wah, wah.. ternyata putri bungsumu juga lumayan juga, Pak Aziz. Sepertinya python ku juga tertarik kepadanya. Ah, sepertinya dia masih terlihat segel." ujar Andi saat melihat pemandangan yang sangat membuat gairaahnya kembali memuncak.
"Den Andi, jangan Den! saya mohon, jangan! empt!"
Tidak ingin mendengar ocehan Aziz lagi. Akhirnya Andi kembali menutup mulut Aziz dengan lakban hitam tersebut.
Dengan cepat Andi menyeret paksa putri bungsu Aziz, setelah dia membuka pakaiannya kembali. Jika ditanya mengapa Andi bisa segilaa itu. Jawabannya hanya sederhana, yaitu Balas dendam.
Kini hatinya benar-benar telah ditutup oleh rasa dendam tersebut, sehingga hati nuraninya pun sudah tak mampu lagi untuk menahan perbuatan tercelanya itu.
Rintihan demi rintihan kini kembali terdengar dan memenuhi seisi kamar tersebut. Saat Andi berhasil menerobos pertahan putri bungsu Aziz, akhirnya dia tertawa penuh kemenangan. Karena apa yang dia harapkan sebelumnya, saat ini telah tercapai bersama dengan penyatuannya.
Erangan dan rintihan terdengar saling bersahutan, sehingga membuat Aziz semakin tidak karuan. Melihat ketiga wanitanya harus ikut menanggung perbuatan brengseknya.
Setelah merasa puas, akhirnya mereka melakukan hal yang semestinya. Bukan membunuh mereka, melainkan membiarkan mereka tetap hidup dan mereka sendiri yang menginginkan kematian tersebut.
Saat ini lokasi mereka pun juga sangat sulit dijangkau oleh siapapun, termasuk Anton sekalipun. Karena lokasi tersebut sangat jauh dari keramaian dan terdapat di tengah hutan.
"Kalian akan mendapatkan jackpot setelah ini!"
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ali B.U
skip
2024-04-30
1
Puteri Mawineywell
judulnya kebangkitan arini
tp yg balas dendam andi 🥲
2024-04-26
0
puji indari
berarti andi gaj jauh bedanya sama antim. sedendam2nya jgnlah 1 kluarga dibuat kayak gitu
2024-04-23
1