Happy reading....
"Kita harus merayakan hari kemenangan kita, karena malam ini kita telah memenangkan jackpot yang sangat besar!" rancau Anton sambil menggamit kedua wanita yang saat ini menemaninya.
Ya, mereka saat ini sedang berada disebuah bar kecil yang terdapat di desa itu, atau lebih tepatnya dikenal sebagai cafe & karaoke.
"Siap, Boss." sahut salah satu anak buahnya.
Sambil ditemani oleh beberapa pemandu karaoke, mereka menghabiskan beberapa botol anggur dan Vodka, sehingga kesadaran mereka sat ini mulai terkikis.
"Ayo, sayang! Kalian harus bisa memuaskan kami malam ini, dan kalian akan kami berikan bonus yang sangat besar!" rancau Anton lagi dengan diiringi gelak tawanya yang renyah.
Saat mereka sedang bersenang-senang, tanpa mereka sadari bahwa saat ini ada sepasang mata yang merah menyala penuh dendam sedang mengincar nyawa mereka.
"Awas kalian! Kalian akan membayar mahal untuk ini! Dan aku tidak akan pernah melepaskan kalian semua!" sumpah seseorang yang saat ini menyaksikan pesta tersebut.
***
"Tumben sekali, biasanya Arini datang paling awal untuk bekerja. Kenapa hari ini, sudah hampir siang dia tidak terlihat sama sekali? Apa dia sakit?" tanya Juragan Karsa, saat berkeliling untuk mengecek hasil panenannya.
"Entahlah, Juragan. Tidak seperti biasanya dia tidak memberikan kabar kepada kami," ujar salah satu buruh yang bekerja di perkebunan teh tersebut.
Juragan Karsa yang notabennya adalah orang yang rendah hati dan dermawan, pasti selalu jeli dan teliti jika mengenai karyawannya. Apalagi dia juga mengetahui jika sang putra bungsu telah menjalin hubungan dengan salah satu karyawannya itu.
Juragan Karsa memang tidak mempermasalahkan tentang hubungan mereka, bahkan dia dengan senang hati memberikan restunya untuk sang putra bungsu.
Andi yang baru saja datang, kini langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok yang telah mencuri hatinya.
Setelah dia menyapu setiap sudut perkebunan teh itu, dia merasa kecewa karena tidak menemukan sang kekasih hatinya.
"Apakah hari ini Arini tidak masuk kerja, Pa?" tanya Andi dengan raut wajah yang kecewa.
"Entahlah, An. Dia sama sekali tidak mengabari Papa, bahkan dia juga tidak menitipkan pesan kepada karyawan yang lain. Dan ini tidak pernah dia lakukan sebelumnya, atau jangan-jangan terjadi sesuatu kepadanya?" ujar Juragan Karsa yang kini ikut mencemaskan calon menantunya.
"Apa lebih baik kita datangi saja rumahnya, Pa? Agar semuanya jelas dan kita tidak menduga-duga seperti ini," usul Andi yang akhirnya disetujui oleh Juragan Karsa.
"Baiklah. Ayo! Lebih baik kita segera kesana, dan memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja," ujar Juragan Karsa, yang saat ini berjalan beriringan dengan sang putra bungsu.
Setelah menyusuri jalan setapak yang sering dilewati oleh Arini dengan kendaraan roda dua, akhirnya merekapun sampai di depan rumah bunga desa itu.
Tok... Tok... Tok...
"Neng Arini? Ini Abang datang. Apa kamu ada di dalam?" panggil Andi sambil celingukan mencari sang kekasih hatinya.
Setelah beberapa saat menunggu, dan sama sekali tidak ada sahutan dari dalam rumah sederhana itu. Dengan raut wajah kecewa, Andi menghampiri Juragan Karsa yang saat ini menungguinya di atas kendaraan roda dua tersebut.
"Bagaimana? Apa dia tidak ada di dalam?" tanya Juragan Karsa saat melihat raut wajah sendu putranya.
"Tidak ada, Pa. Tidak seperti biasanya dia menghindar dan menghilang begitu saja dari Andi. Bahkan, kemarin kami masih bersenda gurau saat di sedang beristirahat," ujar Andi sambil berjalan gontai.
"Yasudah. Sekarang kita pulang dulu. Siapa tau nanti sore atau malam, Arini sudah kembali ke rumah ini lagi. Bisa saja dia pergi terburu-buru, sehingga dia lupa memberikan kabar kepada kita," ujar Juragan Karsa yang mencoba menenangkan Andi.
"Baiklah," sahutnya dengan suara lemah.
Akhirnya kedua orang itu meninggalkan rumah sederhana itu, dan kembali ke rumah mereka dengan perasaan yang kecewa. Karena apa yang mereka cari, belum juga mereka temui.
Di sepanjang perjalanan, Andi masih memikirkan tentang Arini. Dia berpikir jika tidak biasanya dia menghilang begitu saja, tanpa memberikan kabar terlebih dahulu kepadanya.
"Ada apa sebenarnya, sayang? Mengapa kamu tidak memberikan kabar terlebih dahulu kepadaku sebelum pergi? Dan di mana kamu saat ini?" gumam Andi lirih.
Tak terasa akhirnya kedua laki-laki beda usia itu sampai di rumah mewah mereka. Saat hendak memasuki rumah itu, mereka berpapasan dengan Anton yang sudah terlihat sangat rapi dengan pakaiannya.
"Mau kemana lagi kamu, Anton?" tanya Juragan Karsa yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Ckk! Sejak kapan Papa ikut campur urusan ku? Biasanya Papa sama sekali tidak peduli tentang apapun yang aku lakukan. Bukankah Papa hanya peduli dengan Andi saja? Bahkan, saat terjadi sesuatu kepadaku, Papa sama sekali tidak peduli 'kan?" sindir Anton sambil tersenyum smirk.
Andi yang sudah merasa sangat geram, dengan tingkah kakaknya yang sama sekali sudah tidak memiliki sopan santun kepada orang tua, kini mengepalkan tangannya dan hendak berjalan ke arah sang kakak.
"Jaga ucapanmu, Bang! Apa kamu tau? Jika Papa selalu memikirkan tentang dirimu, saat kamu selalu bertindak seenaknya saja tanpa memikirkan bagaimana perasaannya?" maki Andi dengan rahang yang mengeras.
"Wah, wah. Ternyata anak kesayangan Papa sudah mulai berani ya? Apa aku boleh mencubitnya sedikit, agar dia sadar diri? Jika dia bukan lawan yang sebanding denganku?" tantang Anton sambil tersenyum meremehkan.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Kustri
apa arini hidup sendiri
2024-06-21
3
Ali B.U
next
2024-04-29
1
Hesti Garut
makin seruuu
2024-04-20
0