Happy reading....
Dengan cepat Kang Toro meraih tubuh kurus Ujang, kemudian menggendongnya di depan dan berlari ke arah pos ronda.
"Uh! Capek banget aku, Jang. Dia ngikutin kita tidak?" keluh Kang Toro dengan napas yang terengah-engah.
Ujang yang sudah turun dari gendongan Kang Toro, kini mulai menyapu setiap kegelapan di sekitarnya. Bahkan, berulang kali dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka.
"Insya Allah sepertinya aman, Kang." ucap Ujang yang masih terlihat sedikit linglung.
Setelah beberapa saat, akhirnya Kang Toro berhasil mengatur napasnya kembali. Kini mereka berdua kembali berjalan menuju ke pos jaga mereka, dan memasang tajam mata mereka. Saat ini perasaan takut hinggap dalam diri mereka, setelah melihat sosok arwah penasaran yang sangat mirip dengan Arini, sang bunga desa.
Sedangkan Arwah Arini kini hanya mengawasi mereka dari kejauhan. Karena tujuannya sebenarnya bukan untuk menakut-nakuti kedua orang itu dan warga disekitarnya.
Dia hanya ingin membalaskan dendam untuk dirinya sendiri kepada kelima laki-laki biadab itu. Karena mereka berlima dengan tega menguburnya hidup-hidup, hingga dia menghempaskan napas terakhir di gundukan tanah tersebut.
***
Keesokan harinya..
Desas-desus tentang penampakan arwah penasaran pun akhirnya dengan cepat menyebar di desa itu. Tak terkecuali Anton dan keempat anak buahnya, yang juga terkejut dengan berita terupdate hari ini.
"Boss, apa benar jika arwah penasaran itu adalah Arini? Apa arwahnya penasaran, karena ingin membalas dendam kepada kita?" tanya salah satu anak buah Anton.
Anton yang merasa geram dengan berita yang beredar, akhirnya rasa penasaran itu hadir di dalam hatinya. Dan dia bertekad untuk mengajak keempat anak buahnya untuk melakukan penyelidikan tentang isi yang sangat cepat beredar itu.
"Diam! Kita tidak boleh tinggal diam. Kita harus melakukan sesuatu, seperti melakukan penyelidikan tentang arwah penasaran yang di mirip dengan Arini." ujar Anton sambil tersenyum smirk.
Bukannya merasa takut, Anton justru merasa sangat tertantang oleh arwah penasaran tersebut. Jika memang benar arwah penasaran itu adalah Arini, maka dia akan melenyapkan kembali arwah tersebut.
Tentunya dengan bantuan orang kepercayaannya, yang selama ini memberikan beberapa jimat dan tameng agar dia menjadi kebal.
"Kalian tenang saja, kita akan bersenang-senang kembali dengan arwah penasaran itu. Dan kita juga akan melenyapkan kembali untuk keduakalinya arwah gadis sialan yang meresahkan warga sekitar." tegas Anton dengan mantap.
Sedangkan keempat orang yang berada di depannya, hanya bisa terperangah dengan ucapan yang terlontar dari mulut Boss besar mereka.
Mau tidak mau, mereka akhirnya menyetujuinya. Meskipun sebenarnya mereka sangat enggan, untuk menuruti perintah dan ide gila dari Boss mereka.
Namun, mereka juga tidak ingin mendapatkan masalah karena melakukan penolakan. Mereka juga tau pasti, bagaimana perangai seorang Anton, yang sangat terkenal dengan kesadisan dan kebengiasannya.
"Bagus. Kalian memang anak buahku yang sangat penurut." ujar Anton yang sangat merasa puas dengan sikap penurut anak buahnya.
Di perkebunan teh..
"Apa benar kamu melihat arwah penasaran yang sangat mirip dengan Arini, Jang?" tanya Andi yang saat ini sedang mengintrogasi Ujang dan Kang Toro.
"Benar, Den Andi. Saya melihatnya dengan kedua mata kepala saya sendiri. Tetapi jika Den Andi masih meragukan saya, Aden bisa menanyakannya juga kepada Kang Toro. Karena semalam hanya kami berdua yang bertugas untuk berjaga di pos ronda." terang Ujang dengan sopan.
Kemudian Andi mengalihkan pandangannya ke arah Kang Toro. Sedangkan kang Toro yang mendapatkan tatapan tersebut langsung membuka suaranya, dan menjelaskan semuanya secara terperinci kepada Andi.
"Iya, Den Andi. Saya juga melihatnya sendiri arwah penasaran yang sangat mirip dengan Neng Arini. Bahkan arwah penasaran itu juga memanggil nama kami berdua secara bergantian. Ya, meskipun setelah itu kami lari dari tempat itu dan kembali ke pos jaga. Tetapi kami sangat yakin, jika arwah penasaran itu benar-benar Neng Arini." ujar Kang Toro dengan mantap.
Ujang yang melihat perubahan raut wajah Andi, langsung menyenggol lengan Kang Toro. Agar dia segera terdiam dan tidak melanjutkan cerita mereka.
"Em, maafkan kami, Den Andi! Jika kami membuat Den Andi merasa sedih, karena cerita kami tadi." ucap Ujang yang merasa tidak enak, karena perubahan raut wajah Andi.
Dengan cepat, Andi langsung memaksakan seulas senyum di kedua sudut bibirnya, sambil menggelengkan kepala.
"Saya tidak apa-apa kok, kalian tidak perlu merasa tidak enak hati kepada saya. Karena setelah ini, saya akan melakukan penyelidikan sendiri untuk mencari kebenaran yang sebenarnya." tegas Andi dengan seulas senyum.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Kustri
kirain toro & ujang anak buah anton
2024-06-21
1
Ali B.U
next
2024-04-29
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
nyawa di bayar nyawa Anton tunggulah karma mu
2023-12-21
4