Happy reading...
Sesuai dengan perintah Anton, akhirnya jasad Riski telah siap untuk dimakamkan. Namun, alangkah terkejutnya mereka yang hadir di pemakaman itu, saat mereka melihat darah terus menerus keluar dari liang lahat tersebut. Bukan hanya itu saja, darah yang keluar kini berbau busuk dan menerobos masuk ke setiap indera penciuman mereka.
Anton yang melihat peristiwa itu, semakin merasa sangat geram. Dia meyakini jika ini semua adalah ulah dari arwah penasaran Arini.
"BRENGSEK! SIALAN! BANGSAAT!" umpatnya sambil menatap ke arah liang lahat yang berada di depannya.
Setelah melontarkan umpatan itu, tiba-tiba petir menyambar beberapa pohon di sekitar tempat itu, disertai angin yang berhembus kencang.
"Astaghfirullah! Apa lagi ini, Ya Allah?" pekik salah satu ustadz yang turut mendampingi pemakaman tersebut.
Andi yang saat ini juga menyaksikan sendiri bagaimana kejadian yang sangat langka terjadi, kini ikut terperangah dan merasa sangat terkejut.
"Ada apa sebenarnya? Mengapa kejadian ini harus terjadi kepada orang Bang Anton?" gumam Andi saat menyaksikan kejadian janggal tersebut.
Setelah di bantu beberapa warga untuk mendo'akan sang jasad, akhirnya apa yang mereka lihat menghilang dalam sekejap. Terasa aneh, bahkan semua ini seperti melihat acara sulap saja.
Proses pemakaman itu akhirnya selesai, setelah melewati beberapa drama dan hambatan. Kini mereka semua akhirnya pulang ke rumah masing-masing, dengan perasaan yang berkecamuk di dalam hati mereka.
***
Tak terasa adzan ashar pun berkumandang dengan merdu. Andi dan Juragan Karsa yang sedari tadi masih memikirkan tentang kejadian janggal itu, kini mereka mulai menyadari. Jika ketetapan, kuasa dan azab itu benar-benar nyata.
Setelah menunaikan kewajiban mereka, kini mereka kembali berbincang dan membahas kembali tentang hilangnya Arini.
"Bagaimana, An? Apa kamu belum juga mendapatkan kabar dari Arini? Apa dia benar-benar hilang?" tanya Juragan Karsa yang memastikan bagaimana keadaan karyawan serta calon menantunya itu.
Entah apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran Andi, kini dia pun menanggapi pertanyaan dari sang Ayah, hanya dengan gelengan kepala yang lemah.
"Bagaimana mungkin? Bahkan ini sudah tiga hari. Apa kamu yakin, jika Arini sama sekali tidak memberikan kabar apapun sebelum dia pergi?" tanya Juragan Karsa lagi.
Dan jawaban itu pun masih sama, hanya gelengan kepala disertai dengan tatapan mata sendu.
Kemudian Juragan Karsa pun menghela napas panjang, dan menatap kosong ke depan serta mengatupkan bibirnya kembali.
'Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu, Neng Geulis?' gumam Juragan Karsa dalam hati.
Sedangkan Andi masih memikirkan tentang mimpi yang kemarin siang. Mimpi yang sangat terasa nyata dan benar-benar tidak bisa untuk dia lupakan begitu saja.
Tap...
Tap...
Tap...
Kini tatapan mata mereka teralihkan, oleh kedatangan orang yang selalu membuat hati mereka bergemuruh.
"Anton?" panggil Juragan Karsa saat melihat putra sulungnya melewatinya begitu saja.
Tiba-tiba suara langkah kaki itu langsung terhenti, karena sang empu kini memutar tubuhnya ke arah sumber suara.
"Ya." sahut Anton singkat.
"Duduk! Papa ingin bertanya tentang sesuatu hal yang sangat penting kepadamu!" titah Juragan Karsa sambil menegakkan kembali duduknya.
Andi yang tadi sibuk dengan pikirannya sendiri, kini dia juga turut menyimak obrolan kedua laki-laki beda usia itu.
"Ada apa, Pa? Tidak biasanya Papa mengajakku berbicara seperti ini? Apakah ini sangat penting sekali?" tanya Anton tanpa basa-basi.
"Ya. Dan Papa harap kamu bisa bekerjasama dengan kami. Katakanlah sejujurnya kepada Papa, tanpa ada satupun yang kamu tutupi!" tegas Juragan Karsa sambil menatap lekat wajah sang putra.
Anton yang melihat perubahan raut wajah sang Ayah, kini hanya mengernyitkan dahinya, sambil menatap penuh selidik kepada kedua orang yang berada di depannya.
"Katakanlah, Pa! Jangan bertele-tele seperti ini! Aku tidak ingin membuang-buang waktuku secara percuma. Karena sedetikpun waktuku sangat penting dan berharga." ujar Anton dengan angkuhnya.
Andi yang mendengar ucapan sang kakak, kini hanya memutar bola matanya. Dia merasa sangat jengah dengan sikap dan tingkah laku kakaknya, yang sama sekali tidak pernah sedikitpun menghormati sang Ayah.
"Apa yang sebenarnya terjadi kepada anak buahmu itu? Mengapa kematiannya terasa sangat janggal dan tidak wajar?" tanya Juragan Karsa, langsung pada intinya.
Anton yang sudah menduga akan mendapatkan pertanyaan itu dari sang Ayah, kini telah menyiapkan jawaban yang tepat untuk mengelabui kedua laki-laki beda usia itu.
"Ya, mana aku tau. Bukankah aku juga baru datang tadi pagi, setelah karyawan Papa yang memberitahunya? Mengapa Papa tidak menanyakannya kepada karyawan Papa itu?" kilah Anton dengan sejuta kebohongan yang telah dia lakukan.
Anton sengaja mengatakan kebohongan itu, karena tidak mungkin baginya untuk mengatakan semua kebenaran dan fakta yang telah mereka lakukan.
"Ekhem! Apa Bang Anton yakin, tidak menyembunyikan apapun dari kami?" tanya Andi yang tiba-tiba ikut menimpali perbincangan antara Kakak dan ayahnya.
Anton kemudian mengalihkan pandangannya ke arah sang adik. Kemudian dia tersenyum smirk dan terkekeh kecil.
"Jika kalian meragukan ucapanku, mengapa kalian menanyakan tentang hal ini kepadaku? Seharusnya kalian menanyakannya secara langsung kepada jasad Riski, sebelum dia dimakamkan tadi." ujar Anton dengan entengnya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Kustri
menutupi kebohongan dgn kebohongan yg lain
2024-06-21
1
Ali B.U
next
2024-04-29
1
❤️🔥ℝ❤️🔥
anton dpet karma terkhir
2024-03-29
1