Happy reading...
Akhirnya malam yang mereka tunggu pun tiba, saat ini Anton telah mempersiapkan dirinya untuk melakukan penjebakan itu. Namun, saat hendak mengayunkan kakinya menuju ke arah pintu, tiba-tiba Andi datang dan menghadangnya.
"Bang Anton mau kemana?" tanya Andi dengan tatapan mata penuh selidik.
Anton yang terkejut dengan kedatangan Andi yang tiba-tiba muncul di depannya, kini langsung menetralkan kembali raut wajahnya.
"Untuk apa kamu bertanya-tanya? Bukankah sudah biasanya aku keluar di malam hari?" cetus Anton dengan santai.
Bukan Andi namanya jika mempercayai ucapan kakaknya begitu saja. Bahkan dia tau pasti, jika beberapa hari ini Anton selalu mendatangi markasnya. Tetapi Andi juga tidak mengetahui secara pasti, apa yang dilakukan oleh kakaknya di sana.
Saat ini Andi hanya mempunyai firasat yang tidak baik kepada kakaknya, sehingga dia bertekad untuk mengikuti semua pergerakan Anton dengan bantuan beberapa orang kepercayaannya.
Semua itu Andi lakukan, karena dia juga mencurigai bahwa hilangnya Arini ada sangkut pautnya dengan kakaknya.
"Aku hanya bertanya saja. Apa salahnya? Apa Bang Anton keberatan jika sekarang aku peduli kepadamu?" tanya Andi sambil menyandarkan punggungnya di daun pintu yang setengah terbuka.
"Ckk! Sejak kapan kamu menjadi perhatian kepadaku? Bukankah kamu sama saja dengan Papa, yang sama sekali tidak peduli tentang ku?" cetus Anton sambil berdecak.
Andi pun hanya terdiam sejenak, sembari berpikir tentang jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari kakaknya.
Setelah mendapatkan jawaban yang tepat, akhirnya Andi tersenyum smirk dan menatap lekat Anton.
"Maafkan aku, Bang! Karena tidak seharusnya aku mengacuhkan mu seperti Papa. Percayalah! Sekarang aku akan selalu berada di pihakmu." kilahnya sambil tersenyum lebar.
Anton yang belum mempercayai adiknya, kini justru tertawa cukup keras dan membuat Andi sedikit memudarkan senyumannya.
"Hahaha ... Apa kamu pikir aku bodoh, An? Apa kamu pikir aku bisa kamu kelabui? Bukankah kamu mendekati ku hanya untuk mencari informasi tentang hilangnya kekasihmu itu?" sangkal Anton sambil terkekeh.
Andi pun kembali tertegun, karena dia tidak habis pikir jika Anton akan berpikir sejauh itu tentang dirinya. Bahkan apa yang dia pikirkan saat ini, Anton pun bisa membacanya.
"Apa kamu pikir kamu sudah lebih hebat dariku, Andi? Yang harus kamu tau, jika kamu selamanya tidak akan pernah bisa menandingi ku. Bagiku kamu hanyalah bocah ingusan yang tidak bisa berbuat apapun." ejek Anton sambil menepuk-nepuk pundak Andi.
Andi pun bergeming, saat ini dia sedang mencerna setiap ucapan dan hinaan dari kakaknya. Bahkan, Anton seringkali mengucapkan kata-kata itu, ketika mereka sedang berdebat.
Setelah Anton puas menertawakan Andi, dia pun langsung berlalu begitu saja dan meninggalkan Andi seorang diri. Sedangkan Andi hanya bisa membalikkan badannya, dan menatap punggung Anton yang semakin menjauh dari pandangannya.
"Aku harus segera mengikutinya, agar aku bisa menemukan bukti yang ada." gumam Andi, yang masih bertekad untuk mengikuti kakaknya.
Tidak ingin membuang-buang waktu lagi, akhirnya Andi merogoh benda pipih dari sakunya, dan langsung memencet tombol berwarna hijau.
"Halo?"
........
"Aku tunggu di tempat yang kita sepakati!"
........
Setelah mendapatkan jawaban dari seseorang itu, akhirnya Andi segera memutuskan panggilan tersebut, dan bergegas untuk menyusul sang kakak yang telah berlalu sejak tadi.
"Aku pasti akan segera mendapatkan bukti itu!" gumamnya dengan mantap.
Di sepanjang perjalanan, Andi menyapu setiap jalan yang dia lewati. Menyusuri jalan setapak, dan ditemani oleh kegelapan malam.
Saat ini dia jadi teringat dengan kekasihnya yang terkadang duduk sambil memeluknya dari belakang.
"Aku sangat merindukanmu, Neng. Kamu dimana?" gumam Andi lagi, saat dia mengingat kembali saat-saat bersamanya dengan Arini Puspita.
Tak terasa akhirnya dia pun sampai di tujuannya, dan di sana juga sudah terlihat tiga orang yang sudah menunggunya.
"Maaf jika kalian menunggu lama!" ucap Andi yang merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa, Den. Kami juga belum lama sampai," ujar salah satu orang kepercayaan Andi.
"Iya, Den. Den Andi tidak perlu minta maaf kepada kami." ucap seseorang lagi, yang ikut menimpali ucapan rekannya.
"Betul, Den. Semoga saja malam ini rencana kita berhasil ya?" ucap salah satu orang yang berada di paling ujung.
Andi pun langsung menganggukkan kepalanya dengan semangat. Setelah melakukan perundingan kembali, akhirnya mereka langsung ke lokasi yang telah mereka sepakati.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ali B.U
next
2024-04-29
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
keluarga Arini mana kok gak ada ceritanya 🤔🤔🤔
2023-12-21
2
💞Erra Tarmizi💞
apa Arini tidak mempunyai orang tua lagi
2023-04-20
3