(Pov Nafizah)
Suara trali besi di pukul sebanyak tiga kali
mampu membuatku terjengkit dan bangun dari lamunan, Kirara yang berada di dekatku tertawa. aku memukul lengannya karena dia tidak memberitahuku, kalau ada sipir penjara yang datang di sel kami.
"Tahanan 343 ada kunjungan tamu!" teriaknya memangil ku sambil membuka pintu trali besi tahanan kami.
Aku bangun dari dudukku dan keluar mengikuti petugas itu ke ruang penerima tamu tahanan. Sesampainya di sana aku melihat dua orang lelaki yang ku kenal menantiku di tempat duduk. Mereka adalah gilang dan Pak Angga aku menghampiri serta duduk di depan mereka. Gilang mengangguk dengan hormat. "Nona Anda semakin kurus, maafkan saya belum bisa menemukan pelaku yang sebenarnya."
"Bagaimana keadaan mas Hardian?" tanyaku berharap ada kabar baik dari asistennya.
Gilang hanya mengeleng. Sementara itu Pak Angga menatapku dengan sendu. "Kenapa tak memberitahuku tentang keadaanmu segera?"
"Saya tidak mau menganggu pendidik Bapak di sana tapi hari ini saya sangat senang Anda datang menemui saya, saya minta tolong pada Bapak untuk bisa mengungkap kebenaran dari kasus saya ini," pintaku pada dosen ku.
Aku beralih menatap Gilang. "Aku dengar ada rekaman sisi Tv yang menunjukan aku datang dua kali sebelum kejadian dan setelahnya. Padahal aku datang setelah kejadian itu terjadi. Itu artinya ada orang lain yang mempunyai mode dan warna baju yang sama. Bukankah hanya di produksi satu saja?" tanyaku pada Gilang sambil menarik nafas dalam.
"Betul Nona, saya sudah kesana pemilik menegaskan hanya memproduksi satu yaitu milik Anda," jawab Gilang.
"Siapa yang mau terseret dengan pusaran kasus ku, Mas?" tanyaku kembali padanya
"Aku akan membantu mu, Zah," kata Pak Angga padaku.
"Trimakasih, Pak," ucapku tulus pada dosenku
"Mari kita bekerja sama, untuk mengungkap kasus ini tuan Gilang. dua tahun lamanya kasus ini tidak ada titik terangnya dan kita tidak mungkin menunggu majikan Anda terbangun dari koma bukan?" tanya pak Angga pada Mas Gilang.
"Tentu betul apa yang anda katakan Tuan, karena saya pun tidak bisa membiarkan Nona terlalu lama di sini" kata Gilang pada Pak Angga.
"Saya mau tanya pada Anda tuan Gilang, berapa orang yang tahu tentang apartement majikan Anda?" tanya Pak Angga,
"Ada empat orang tuan yaitu saya, Nona Nai, Mira dan Chira. Namun untuk Mira tidak mungkin karena saat itu bersama saya mewakil tuan Hardian meeting dengan klien. dan Alibi dari Nona Chira bahwa dia sedang berada di Amerika untuk pengobatan ibunya di sana," jawab Gilang
"Baiklah Tuan saya minta carikan data yang selengkap-lengkapnya tentang Nona Chira.
Anda juga tidak bisa mengabaikan Nona Mira untuk hal ini bisa jadi Nona Mira pelakunya dengan menyuruh seseorang.
saya akan mendekati Nona Chira sementara Anda mendekati Nona Mira sealami mungkin. Apa Anda bisa tuan Gilang?" tanya pak Angga
"Akan saya usahakan, Tuan," kata Gilang.
"Aku di sini selama satu Minggu, sebelum pulang aku akan mengunjungi mu, Zah.
Doakan kami agar bisa menemukan bukti bahwa dirimu tidak bersalah," kata Angga pada ku.
"Trimakasih, doaku menyertai kalian berdua," ucapku dengan tulus pada mereka.
Kami tak bisa berbincang-bicang lagi karena waktu kami sudah habis. Aku membawa rantang berisi makanan dari mami yang di titipkan Gilang untukku, kembali ke dalam sel tahanan ku.
Setelah tiba di sel, aku di sambut dengan pertanyaan sahabatku. "Siapa yang datang apa calon suamimu?"
"Bukan, asistennya dan juga dosenku," kataku padanya.
"Wah, wah sainganku bertambah satu orang," katanya terkekeh.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments