"Ya nggak apa-apa Non, ini sebagian akan diberikan ke anak yatim piatu yang di sana itu loh, Non. Hari ini akan memulai sesuatu yang yang baru di usaha Non, maka harus diawali dengan yang baik," kata bik Sumi pada ku.
"Ya sudah, mana kotaknya? Aku bantu memasukkan makanan dalam kotak nasi," kataku pada Tini.
"Nah itu dia Mbak Nai kita belum punya, aku tadi sudah nyuruh Bang Jo untuk beli kotak nasi di pasar," kata Tini sambil terkekeh.
Terdengar suara salam dari luar, membuatku bangun dari duduk ku sambil menjawab salamnya aku melangkah keluar rumah menemui Bang Jo yang sepertinya sudah kembali dari pasar.
"Sudah dapat kotaknya, Bang Jo?" tanyaku.
"Sudah Non, Apa perlu saya bantu, bawa ke sini saja masakannya, nanti kita kemas bersama-sama dengan Hari, kasihan tuh orangnya nggak ada kerjaan Non," kata Bang Bejo sambil terkekeh.
"Oh gitu ya, boleh deh, Bang Jo, Bang Hari. Bantu aku untuk kemas masakan di kotak ini yaa!" kataku sambil masuk ke dalam.
Tak lama kemudian aku kembali lagi bersama Mbak Tini membawa sebagian masakan untuk dikemas oleh Bang Jo dan Bang Hari. "Yang yang bagus ngemasnya loh, Bang Jo, Bang Hari. Jangan sampai kotor semua ya!" kata Tini mengomando.
"Beres Mbak Tini, Pasti rapi," kata Bang Jo sambil mengacungkan jempolnya ke arah kami.
Aku aku dan Mbak Tini pun kembali masuk ke dalam dan sarapan pagi bersama dengan bik Sumi.
Setelah itu kami pun bersiap-siap untuk berangkat ke rumah produksi makanan untuk anak-anak yatim akan diantar oleh Bang Jo.
Aku masuk ke dalam kamarku mengambil tas kecilku lalu menunggu Mbak Tini. Tak lama kemudian Mbak Tini pun keluar dari kamarnya. Kami mencium punggung tangan bik Sumi Kemudian kami keluar rumah dan masuk kedalam mobil yang sudah di siapkan Bang Jo.
Aku masuk kedalam mobil bersama mbak Mbak Tini kemudian kujalankan keluar rumah membelah jalanan di pagi hari. setelah satu jam kami menempuh perjalanan tibalah kami di rumah produksi.
Setiap hari kami selalu mendapatkan pesanan dari berbagai kalangan di kantor walau segalanya tidak sebesar dari yang aku dapatkan di Shahila Corp, sehingga pagi ini pun mereka sudah sibuk dengan tugasnya masing-masing dari mulai masak hingga mengemas masakan.
Aku turun dari mobilku menyapa mereka dan bertanya sekedar berbasa-basi. "Sudah pada sarapan semua nih," tanya kepada mereka.
"Sudah Non, apa ada traktiran lagi,"kata mereka serempak membuat aku tertawa.
''Kalau sekedar Nasi bungkus aja aku juga mampu setiap hari ngasih kamu makan tapi kalau restoran Jepang ya bisa kosong isi dompetku," kataku membuat mereka tertawa.
Aku pun sudah mulai sibuk untuk membuat rencana esok hari bersama dengan Mbak Tini kami melakukan pekerjaan sambil bersenda gurau sehingga tidak merasa capek.
Biasanya kami menerima pesanan dari mulai pagi siang dan sore. ketika masakan untuk pagi telah terkirim maka kembali memasak lagi untuk hari siang dan begitulah selanjutnya.
Semua bekerja sesuai dengan pekerjaannya sendiri-sendiri bagi yang berada di dapur mereka akan istirahat setelah masakan siap dan akan bekerja kembali ketika makanan dalam proses pengiriman di dalam rumah itu aku pun memberikan ruangan yang cukup besar untuk dijadikan tempat salat bagi mereka.
Di sini aku merasa sangat bahagia aku merasa bagian dari mereka walau mereka tidak mau mengubah panggilannya padaku dengan hanya memanggil namaku saja, Aku pun tak mempermasalahkan yangterpenting buatku adalah kenyamanannya bekerja.
Beberapa karyawan wanita sudah ada yang membawa teman atau saudaranya kemari untuk bekerja di bagian dapur dan bagian pengemasan.
Untung saja Rumah ini sangat besar jadi aku tidak perlu mencari rumah kembali ketika aku mendapatkan pesanan yang besar aku tinggal mengatur ruangan bersama karyawanku agar mereka yang bekerja merasa nyaman.
Waktu berjalan dengan cepat tak terasa sudah sore hari, aku pun memasuki kamarku yang ada di rumah produksi untuk membersihkan tubuhku lalu berganti pakaian rumahan, karena aku akan memasak untuk CEO Shahila Corp yang datang ke rumah produksi nanti malam.
"Aduh kasihan Mbak Nai dijadikan Inem sama Pak CEO Shahila Corp," celetuk mbak Tini menggodaku membuatku tertawa begitu juga karyawatiku yang ada di situ.
"Kalian jangan menertawakan aku ya? Aku begini demi kalian juga agar punya pekerjaan yang bisa membuat dompet kalian berisi," kataku pura-pura merajuk.
"Maaf, ya mbak Nai. maunya sih kita bantu apa daya pak CEO nya mau Mbak Nai yang masak, Terus kita bisa apa?" tanya mereka serempak.
"Kalian kompak banget sih godain aku," kataku sebal pada mereka.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments