Happy reading....
Gilang tak lain dari putra asistennya, ayah dari Hardian mendampingi dengan setia anak majikannya itu.
Empat tahun yang lalu Hardian bertemu dengan Nafizah di sebuah club sedang bersitegang dengan wanita parubaya pemilik Club. Nafizah adalah anak semata wayang mami Kailah pemilik club dan karoke terbesar.
Gadis berhijab itu tidak pernah setuju dengan usaha maminya itu dia selalu menentangnya.
''Mami, berhentilah dengan usaha ini! Apakah Mami tidak berfikir bahwa ini usaha haram? Pandanglah gadis-gadis itu, seperti Mami memandang ku,” kata Nafizah dengan menatap sendu wanita paruh baya itu.
''Issh, kau kira mudah mencari uang halal? Usahaku tidak sebesar ini jika berpatokan dengan itu Nai. Lagi pula, aku tak pernah menyuruh mereka menjual tubuhnya. Aku hanya menyurunya menemani bos-bos itu jika mereka melakukan di luar jam kerja dan di luar club ini, Mami tidak mau bertanggung jawab.nToh uangnya buat mereka sendiri, Mami tak pernah mengambil sepeserpun,”sanggah mamy Kailah.
”Tapi tetap saja, Mami yang menyediakan tempat dan peluang pada mereka untuk melakukan dosa!” kata Nafizah meninggikan suaranya.
”Jika kau tak suka, tidak usah kau pakai uang Mamimu ini. Berusahalah sendiri untuk menghidupimu! Tapi jangan pernah tinggalkan rumahmu,” kata mami Kailah.
“Aku tak pernah mau pakai uang Mami. Aku bisa menghidupi diriku dengan usahaku sendiri! Percuma aku kemari untuk menyadarkan Mami, aku pulang, Mam,” dia bekata sambil beranjak dari tempat duduknya.
“Rudi antar dia pulang! Jangan sampai ia di ganggu oleh pria hidung belang!” seru mamy Kaila pada pengawalnya. Nafizah besama Rudi meninggalkan club itu.
Perdebatan itu tidak luput dari pengelihatan dua pemuda yang berusia 22 tahunan, yaitu Hardian dan Gilang sekertarisnya yang duduk di sofa tak jauh dari tempat duduk ke dua wanita itu.
Hardian sedikit heran kenapa seorang gadis berhijab berani datang ketempat ini. Di dekatnya di kelilingi pria-pria sangar dengan postur tubuh kekar dan tegap tak lain dan tak bukan adalah pengawal mami Kailah. Hardian menatap dua wanita yang berbeda usia itu dengan segala perdebatan mereka sambil mencecap minumannya.
Hardian menghampiri mamy Kaila, ''Siapa itu tadi Momy? Bolehkah dia menemaniku besok malam!” pinta Hardian sambil duduk di sofa berhadapan dengan mami Kaila
“Jangan macam-macam kau, dia putriku! Walau aku bejat, tak kuijinkan dia sepertiku,” bentak mamy Kailah.
Hardian tergelak, "Hahaha ... ternyata Mami punya putri yang berbading 180 derajat dengan Mami? Boleh aku mendekatinya, Mam?”
“Jika kau ingin mendekatinya, jangan pernah kemari lagi! Berubahlah, pantaskan dirimu dengannya. Aku tak ingin anakku terjebak dengan pria seperti dirimu. Jika kau belum berubah jangan dekati putriku!'' katanya sambil beranjak dan berlalu ke ruang pribadinya.
Hardian terpaku mendengar ucapan mami Kaila. Dia menghelah napas beranjak dari tempat duduknya, dan berlalu meninggalkan club sambil berkata, "Ayo pulang Gilang!''
Mereka berjalan keluar dari club menuju area pakiran dan masuk kedalam mobil hitam mewah. Hardian duduk di jok bagian belakang dan Gilang duduk di belangkang kemudi, lalu segera menancapkan gasnya meninggal club. Mobil itu berjalan dengan kecepatan sedang membelah jalanan di gelapnya malam.
Setelah 30 menit sampai di halaman sebuah Mansion yang sangat mewah dengan halaman yang sangat luas. Berjajar pepohonan bermacam-macam buah dan sebuah taman yang luas dengan beraneka ragam bunga yang tertata rapi. Tak jauh dari taman bunga terdapat Gazebo.
Mobil mereka memasuki gerbang yang telah di buka oleh satpam, sepuluh menit kemudian, sampailah mereka dan berhenti tepat di depan mension itu.
Gilang terlebih dulu keluar dan membukakan pintu untuk tuannya, lalu mereka berdua masuk ke dalam Masion itu. Dan sudah di sambut beberapa pelayan yang membungkuk hormat saat kedua pria itu berjalan melewatinya.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Afrina Amrin
baru mampir ,kyknya bagus ceritanya ...semangat thor
2023-05-20
1