Aku mulai membuka amplop yang diberikan Yusuf padaku kulihat putri kecilku sudah dewasa sekarang, mengenakan busana muslim dan hijab. Kupandangi wajah putri kecil itu lalu beralih pada Kayla wanita yang membawa hatiku pergi, masih sangat cantik namun matanya terlihat tidak bersinar, tatapannya kosong. aku mengusap sudut mataku yang mulai basah.
Ku kusimpan amplop dalam laci kerjaku dan menguncinya lalu aku beranjak dari tempat dudukku keluar dari ruangan kerjaku di apartemen yang tersembunyi dari kedua orang tuaku dan Mirna istriku.
aku keluar dari apartemen itu masuk lift dengan hati yang tak menentu. 'Apa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu,' pikirku
aku mencoba mencari kebenaran dalam peristiwa itu sampai sekarang pun aku belum tahu apakah Kayla benar-benar menghianatiku ataukah itu adalah bagian dari permainan orang tuaku, Aku pun tidak tahu.
pikiranku dipenuhi dengan tanda tanya dalam peristiwa itu hingga tak terasa aku sudah berada di lantai dasar, pintu lift terbuka aku pun keluar menuju area parkir dan masuk ke dalam mobilku yang kujalankan dengan kecepatan sedang sambil otakku terus berputar mencari jawaban semua pertanyaan itu, hingga aku sampai di rumah, security segera membuka pintu gerbang untukku dan Aku pun menjalankan mobilku masuk ke dalam halaman depan rumahku.
Aku keluar saat putriku Naura berlari menyambutku. "Daddy kenapa baru pulang?" tanyanya sambil menggelayut di lenganku. "Sudah jam 22.00, kau belum tidur sayang?" tanyaku kepada Naura putriku yang berumur 15 tahun.
"Aku menunggumu Daddy, akhir-akhir ini Daddy pulang selalu larut malam," katanya padaku.
"Ayo kita masuk!" ajakku kepada Naura.
aku dan Naura masuk ke dalam rumah dan ternyata Mirna pun juga masih belum tidur. "Kenapa sekarang sering pulang malam? Apa kau menyembunyikan sesuatu padaku?" selidiknya padaku.
"Jelas aku punya banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan, Apa aku selalu harus melaporkan kegiatanku padamu?" tanyaku sambil menatap tajam padanya
"Tidak sayang, maafkan aku," kata Mirna istriku sambil memelukku.
"Ha,haha, aku tidak ikut-ikut silakan kalian bermesraan di kamar saja, aku mau pergi tidur saja." Terdengar celoteh Naura yang sedang mengolok-ngolok kami yang terlihat mesra dimatanya.
Ditariknya tanganku oleh Mirna dan diajak masuk ke dalam kamar lalu dia mengunci pintunya rapat. Sambil berkata dia membuka kancing kemejaku dan memainkan tangannya di dadaku aku memejamkan mataku terasa sesak didadaku aku teringat tatapan kosong kayla. "Aku takut kau kembali padanya, aku sangat mencintaimu Erwan."
'Bagaimana aku bisa kembali padanya Setelah semua itu terjadi,' kataku dalam hati.
Tangan istriku semakin dalam menggodaku.
"Maaf, aku sangat lelah sekali, jangan sekarang!" kataku sambil menyingkirkan tangannya dari tubuhku lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhku, aku masih mendengar samar-samar dia menggerutu, "kau masih mencintainya Erwan."
Tak lama kemudian aku pun keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk sebatas pinggangku aku berjalan di walk in closet dan menganti baju dengan piyama lalu berjalan menuju ranjang, dan membaringkan tubuhku di atas ranjang dan tidur memunggungi istriku Mirna, terasa olehku tangannya menyusup dan memeluk perutku dari belakang. ku pejamkan mataku mengusir kembali ingatan itu.
Di pagi harinya aku terbangun saat istriku belum bangun, Aku ingin sekali menemui putriku, maka putuskan hari ini ingin pergi ke Indonesia.
Aku berjalan menuju kamar mandi Aku membersihkan tubuhku dan segera berganti pakaian, setelah itu kukemasi pakaianku kedalam koper, aku dikejutkan oleh suara yang ada di belakangku. "kau akan ke mana? Aku ikut," katanya yang adalah Mirna.
"Kenapa kau selalu saja ikut ke manapun aku pergi? Aku sedang rapat dengan klien!" debatku sedikit meninggi.
"Kau bisa bertemu dengan klien dan aku bisa berbelanja dengan putriku Aku tidak mau kecolongan kau menemui dia," kata Mirna lagi yang membuatku semakin muak.
"Terserah kau," kataku sambil pergi meninggalkan koperku yang ada di walk in kloset dengan hati kesal.
Aku harus mencari cara agar bisa bertemu dengan putriku tanpa sepengetahuan Mirna.
Hari itu akhirnya aku berangkat bersama-sama dengan istri dan anakku Indonesia Aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan Nafizah nanti.
Aku bersama Mirna seolah tidak bisa bergerak dan bernafas selalu saja curiga padaku jika aku akan bertemu dengan Kayla mungkin orang berpikir bahwa aku sangat bahagia dengan keluarga baruku tapi kenyataannya aku seperti hidup di neraka
terlalu banyak Bara api yang siap membakar hatiku setiap hari, jiwaku juga terkekang.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments