Waktu berputar seirama detik jam dinding yang terus berjalan, mas Hardian berbicara panjang lebar menceritakan tentang masa kecilnya, teman-temannya, seolah selalu ada saja percakapan yang dibuat untuk bisa mengulur waktu agar lebih lama berbincang-bincang denganku.
Setiap kali kulihat jam dinding dia pun tahu keresahanku tapi sepertinya lelaki ini tidak mau peduli mungkin merasa bahwa waktu belum terlalu malam, sehingga dia tidak berniat untuk berpamitan lebih awal, kulihat kembali jam dinding sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.
Akhirnya Dia berpamitan. "Sepertinya sudah malam, sebaiknya saya pulang sebelum semakin larut, sampai jumpa Sabtu depan dengan menu masakan yang berbeda. Hahaha, masakanmu enak sekali kalau satu tahun aku kamu beri makanan seperti itu, pasti aku akan gendut karena akan suka menghabiskan setiap apa yang kau masak, yaa sudah aku pulang dulu Nai, Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam," jawab ku sambil mengantarnya keluar halaman rumah. Dia masuk kedalam mobilnya lalu membuka jendela dan tersenyum padaku kemudian menekan klakson dua kali serta mejalankannya keluar rumah.
Ku lihat karyawanku sudah stand by di pos keamanan padahal tadi mereka tidak ada di sana. Aku pun memaki mereka dengan berteriak cukup keras. "Dasar kalian yaa, tadi ke mana saja?"
Mereka tertawa sambil mengacungkan dua jarinya tanda peace.
Aku pun masuk ke dalam rumah dan kulihat Mbak Tini dan keempat karyawatiku berbincang-bincang dengan santainya, tidak tahu penderitaanku bagaimana."
"Kalian, itu tega membiarkan aku sendirian sama Pak CEO itu tadi," kataku merajuk.
"Kalau, kita bergabung nggak mungkin Mbak Nai, sekarang itu jadi manis sekali," kata Tini menggodaku.
"Semprul kalian!" makiku sambil masuk ke dalam kamarku. Mereka tertawa mendengar makianku.
Hari ini rasanya badanku begitu capek sekali, aku mengambil ponselku dan kulihat begitu banyak panggilan tak terjawab lalu ada sebuah pesan Wa yang ternyata dari dosenku .
My Cold dosen.
[ Kamu tidak datang ke bimbingan terakhir saya, ada apa? Apa kamu sakit atau kamu lupa? Jika kamu lupa, datang besok jam 07.00. Saya tunggu! Penerbangan saya tertunda hingga sore hari, jangan lupa bawa baju ganti! ]
Aku menepuk dahiku, setelah membaca pesan wa itu, 'Kenapa aku bisa lupa ya?' kataku dalam hati. Kemudian aku mengetik pesan Wa balasan agar dia tidak menelphonku.
Nafizah
[ Maaf, Pak saya lupa. Iya, siap bimbingan jam 07.00]
Aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diriku dan berganti pakaian yang lebih nyaman lagi, kubaringkan tubuhku di atas ranjang rasanya begitu nyaman setelah seharian beraktivitas.
Ini baru sehari masih ada tiga pertemuan lagi dengan CEO itu.
Suara gurauan dari luar kamarku antara Mbak Tini dan karyawati ku tidak membuatku tertarik untuk keluar kamar karena badanku begitu sangat capek. Akhirnya entah bagaimana aku pun terlelap dan terbangun ketika jam dinding berdentang tiga kali, aku bangun dari tidurku dan menggerakkan tubuhku kiri dan ke kanan sedikit meregangkan otot tubuhku yang terasa kaku.
Setelah itu aku turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diriku lalu menunaikan ibadah shalat malam, aku larut dengan doa dan dzikirku serta bacaan Quran ku hingga terdengar adzan subuh. Aku mengakhiri bacaan surat ku dam menutup mushaf Quranku lalu kucium dan kuletakkan di atas meja.
Aku pun keluar kamar dengan masih memakai mukena berjalanan menuju mushola tempat kami untuk menunaikan ibadah salat di sana terdapat karyawan dan karyawati ku, aku ikut shalat jamaah bersama mereka.
Matahari sudah mulai menampakan sinarnya, aku mulai mempersiapkan apa yang harus ku bawa untuk bimbingan sekripsiku, laptop dan sebagainya sudah masuk kedalam tas ku, dan aku sudah siap untuk berangkat ku ambil kunci mobilku dan keluar kamar.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments