Kangen Sama Kang Bejo

Happy reading....

"Nah, kembali kita bahas rapat kita tadi Mbak Nai, ini saya sudah mau serius," kata Tini memasang muka datarnya kepada ku.

"Walah serius model kayak apa sampeyan itu, Mbak. Baru satu menit serius satu jam kumat lagi haha hehenya," kataku sambil tertawa.

Itulah Mbak Tini yang selalu saja bisa membuatku melupakan kesedihanku, dia selalu saja mencari cara agar aku bisa merasa lebih beruntung dari orang lain.

Aku benar-benar sangat beruntung mempunyai bik Sumi yang mencintaiku layaknya anak kandung sendiri dan mbak Tini seperti saudaraku sendiri.

"Gini Mbak untuk masalah tenaga, kita minta tolong saja sama karyawan dan karyawati kita barangkali ada temannya atau keluarganya yang butuh kerja boleh langsung di bawah kesini tapi yaa gitu mbak harus ada tanda tangan kontrak kerja selama lima tahun, karena kawatirnya kontrak kita gak di perpanjang mereka masih nuntut pekerjaan, Mbak," kata Tini mulai membahas job desk kami.

Aku nggak heran Mbak Tini bisa bicara begitu saat benar-benar serius karena dia juga lulusan sarjana dengan nilai yang tinggi, namun ia tak mau melamar kerja di perusahaan sebab dia Ingin mendukung adiknya untuk maju yaitu aku.

Kadang aku terpesona dengan segala ide-idenya sesungguhnya yang paling berperan di sini adalah dia.

Aku kembali mendengarkan penuturannya.

"Nah kalau Armada kita tidak usah menambah, juga karyawan, kalau kita butuh tambahan armada pakai mobil Mbak Nai juga bisa, dan si Bejo satpam di rumah mami bisa di tarik ke sini sewaktu-waktu jika kita butuh tenaga sopir tambahan untuk mempercepat waktu," katanya sambil terkekeh.

"Bilang saja kalau Mbak Tini itu kangen sama Bang Bejo, apa pulang dulu, ke rumah kangen-kangenan sama si mbok," kataku padanya.

"Iya Mbak Nai sampyan kok ngerti kalau aku ini kangen si mbok, tapi Mbak Nai yang paling penting itu mencari udang di balik shusi, di restoran jepang, ini sudah gawat darurat Mbak Nai," katanya sambil tertawa.

"Baik, kita pesta kecil-kecilan Mbak umumkan sama semua untuk ikut," kataku pada Mbak Tini

Akhirnya kami pergi bersama-sama ke restoran Jepang ada sekitar 20 orang yang bekerja di tempat ku.

dengan Armada yang kami punya Mereka pun berangkat bersama-sama dan sebagian ikut di mobilku. setelah satu jam perjalanan kami pun sampai di restoran Jepang. aku memesan tempat privasi untuk semua pekerjaku.

kami masuk ke ruang privasi dimana di sana kami bisa bebas bercerita dan bersenda gurau bersama mereka Aku terasa hidup dan merasa bahagia serasa mereka adalah keluargaku. mereka memesan apa yang mereka inginkan tidak ada batasan apapun Mbak Tini pun sudah mulai kalab pesan ini dan itu lalu tidak lupa Dia mengingatkan padaku. " Nanti aku pesan yang di bungkus yaa, buat mbokne, Mbak Nai." Aku mengangguk sambil tertawa.

Kadang aku juga heran sama Mbak Tini di era modern ini dia tidak pernah mengganti sebutan dari ibunya, dari dulu dia selalu memanggil mbok pada ibunya itu, walau dulu sering dibully oleh teman-teman kuliahnya, dia hanya tertawa dan cuek saja. Entahlah Kadang aku merasa menjadi Mbak Tini mungkin sangat menyenangkan karena dia tidak pernah memikirkan anggapan orang tentang dirinya, baginya inilah aku maka terimalah aku apa adanya itulah Mbak Tini.

"Ayo Mbak sudah tak pesankan makanan kesukaanmu tak lihat dari tadi bengong meluluh, apa perlu tak pesankan es krim buat sampeyan, Mbak?" tanyanya padaku dan aku menggeleng lalu tertawa.

"Aku seneng lihat mereka gembira, sudah lama ya Mbak kita gak kumpul seperti ini," kata ku pada Mbak Tini

" Lah sampeyan sibuk sama skripsi Mbak Nai," jawab Mbak Tini.

Selesai makan aku dan Mbak Tini pulang ke rumahku maklum anak mboke lagi rindu berat. sedangkan semua pekerjaku kembali kerumah produksi.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah, Setelah sampai aku dan mbak Tini keluar sambil membawa beberapa kotak makanan. Aku melihat ke arah Bang Bejo. "Bang Jo, sini ini buat buat sampeyan sama Bang Hari," kata ku padanya.

Bang Jo pun berlari kearah ku untuk mengambil makanan yang ku berikan padanya. "Trimakasih, Mbak, Nai," katanya padaku tetapi tatapannya pada Mbak Tini yang sudah lebih dulu masuk kedalam rumah. Bang Jo terlihat sangat kecewa karena tidak bisa bertemu langsung dengan Mbak Tini, dia pun pamit padaku untuk kembali ke pos, sedangkan kami masuk ke dalam rumah.

BERSAMBUNG.....

Terpopuler

Comments

karissa 🧘🧘😑ditama

karissa 🧘🧘😑ditama

sampe sini crta ny bgus thor,aku suka👍👍🤩

2024-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Tuduhan Palsu
2 Jangan Dekati Putriku
3 Mencari Informasi
4 Tak Sabar
5 Aku Akan Pergi
6 Masa Kecil Yang Pahit
7 Cari Cara Membeli Sahamnya
8 Akan Ku Pikat Kau
9 Kalau Boleh Memilih
10 Kangen Sama Kang Bejo
11 Ada Kami
12 Di Goda
13 Yang Manis Itu, Kamu.
14 Kalian Tega
15 Gak Gratis!
16 Melihatnya
17 Jaga Mereka
18 Terserah Kau!
19 Jangan Pergi Nai.
20 Pov Nafizah : Saingan Bertambah.
21 Tak Perlu Mengurusi Orang Lain
22 Sudah Resign
23 Aku Buruk Di Matanya
24 Kau Sangat Menyebalkan.
25 Surat Dari Mami.
26 Jadian
27 Maafkan Aku
28 Kau Mengenal Yusuf?
29 Menikahlah Dengan Naura
30 Kenapa lama Sekali, Pih?
31 Mengamankan Bukti
32 Apa Mereka Akan Rujuk?
33 Sebuah Rindu
34 Pov Mirna
35 Lompat
36 Penolong
37 Bunuh Diri
38 Memulai Aksi
39 Bebas
40 Mengunjungi Hardian
41 Dasar Curang!
42 Ikan Yang Menggelepar
43 Ngajak Bulan Madu
44 Lombok
45 Jangan Ngeyel
46 Jangan Terlalu Dekat
47 Pulang
48 Bayi Besar
49 Luka Lama
50 Beda kasus
51 Kembali dengan Bukti
52 Terimakasih
53 Sedikit Pergerakan
54 Banyak Muram
55 Jangan Ragu
56 Oh My Good
57 Bab > 57
58 Kami Akan Menikah
59 Jangan Naura
60 Bab > 60
61 Di Buka Kembali
62 Tantangan Nafizah.
63 Kenapa Jadi Pemaksa
64 Bab 64
65 Saksi
66 Sadar
67 Bebas
68 Bayar Dengan Hidupmu
69 Akhir Cerita
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Tuduhan Palsu
2
Jangan Dekati Putriku
3
Mencari Informasi
4
Tak Sabar
5
Aku Akan Pergi
6
Masa Kecil Yang Pahit
7
Cari Cara Membeli Sahamnya
8
Akan Ku Pikat Kau
9
Kalau Boleh Memilih
10
Kangen Sama Kang Bejo
11
Ada Kami
12
Di Goda
13
Yang Manis Itu, Kamu.
14
Kalian Tega
15
Gak Gratis!
16
Melihatnya
17
Jaga Mereka
18
Terserah Kau!
19
Jangan Pergi Nai.
20
Pov Nafizah : Saingan Bertambah.
21
Tak Perlu Mengurusi Orang Lain
22
Sudah Resign
23
Aku Buruk Di Matanya
24
Kau Sangat Menyebalkan.
25
Surat Dari Mami.
26
Jadian
27
Maafkan Aku
28
Kau Mengenal Yusuf?
29
Menikahlah Dengan Naura
30
Kenapa lama Sekali, Pih?
31
Mengamankan Bukti
32
Apa Mereka Akan Rujuk?
33
Sebuah Rindu
34
Pov Mirna
35
Lompat
36
Penolong
37
Bunuh Diri
38
Memulai Aksi
39
Bebas
40
Mengunjungi Hardian
41
Dasar Curang!
42
Ikan Yang Menggelepar
43
Ngajak Bulan Madu
44
Lombok
45
Jangan Ngeyel
46
Jangan Terlalu Dekat
47
Pulang
48
Bayi Besar
49
Luka Lama
50
Beda kasus
51
Kembali dengan Bukti
52
Terimakasih
53
Sedikit Pergerakan
54
Banyak Muram
55
Jangan Ragu
56
Oh My Good
57
Bab > 57
58
Kami Akan Menikah
59
Jangan Naura
60
Bab > 60
61
Di Buka Kembali
62
Tantangan Nafizah.
63
Kenapa Jadi Pemaksa
64
Bab 64
65
Saksi
66
Sadar
67
Bebas
68
Bayar Dengan Hidupmu
69
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!