Terlihat oleh ku mbak Tini sedang membuat sarapan tetapi aku tidak berselera untuk makan, pasalnya kemarin mas Hardian membuatku terpaksa ikut menghabiskan masakan dengan tipu daya kata-katanya yang kata ini pedas coba deh kamu makan dan berjuta kata lagi menjebakku memakan makananku sendiri.
"Loh, mau kemana mbak Nai?" tanya mbak Tini padaku
"Mau mampir sebentar ke hatinya pak dosen agar di bikinkan skripsi yang bagus, biar gak mikir terlalu berat," gurau ku pada mereka sambil tertawa.
"Waduh, yang tadi malam bagaimana dong? singgah sebentar apa mau menetap nih?" tanya mbak Tini menggodaku.
"Tau ah, gelap," kataku sambil mengangkat bahuku lalu berjalan keluar rumah, sayup-sayup masih terdengar mbak Tini bertanya padaku, "Mbak Nai ngak sarapan?'' Ku lambaikan tanganku sambil terus berjalan memberi jawaban tidak.
Sesampainya di luar aku masuk dalam mobilku dan langsung menjalankannya keluar dari rumah produksi melintasi jalanan yang masih sepi dengan udara pagi yang yang dingin.
Satu jam perjalanan telah terlewati aku pun sudah berada di area parkir gedung apartemen tempat tinggal dosenku. Akupun keluar dari mobilku berjalan melewati lobby lalu masuk kedalam lift hingga mengatarkanku apartemen dosen ku.
Aku mengetuk pintu beberapa kali hingga terbuka terlihat lelaki tampan berdiri dan tersenyum kepadaku lalu mengajakku masuk dalam. "Masuk Zah!" perintahnya padaku.
Aku pun masuk ke dalam dan duduk di sofa di ruang pertemuan. sementara itu Pak Angga masuk ke dalam dapur mengambil makanan dan minuman yang telah disiapkan entah kapan.
Sambil menaruh hidangan di atas meja Pak Angga bertanya padaku, ''Kemarin ke mana saja Zah? Saya telepon kenapa tidak dijawab?" tanyanya padaku
"Maaf Pak saya kemarin itu lagi sibuk rapat proyek baru sama karyawan saya," kataku padanya.
"Kamu itu harusnya menyalakan notifikasimu untuk hal-hal yang penting seperti ini Zah, masih untung kamu dapat dosen pembimbing seperti saya kalau yang lainnya nggak akan peduli, kamu hari ini dapat bimbingan atau tidak, mana ada dosen telepon mahasiswanya untuk mengingatkan tentang bimbingannya, tentu yang harusnya ingat itu kamu," jelas pak Angga dengan tatapan tajam padaku.
"Iya, Pak Angga saya salah," kataku pada pak Angga.
"Bukan masalah kamu itu mengaku salah atau tidak, yang penting itu kedisiplinan Zah, orang akan sukses kalau kita disiplin, Saya tidak mau ini terjadi lagi kalau saya sudah melakukan video call dengan kamu dan kamu nggak respon berarti bimbingan itu sudah selesai," jelasnya penuh dengan penekanan.
"Maaf pak tolong kasih lembek sedikit lah sama saya, saya itu kan juga cari uang sendiri, nah kalau saya lupa itu kan bukan salah saya Pak," kataku dengan muka memelas.
"Kalau bukan salah kamu apa salah saya?" tanya pak Angga dengan tatapan dingin
"He he he, salah jobnya, Pak. Datangnya bersamaan dengan bimbingan Bapak jadi saya kan lupa," kataku sambil terkekeh.
Terdengar di telingaku helahan nafas panjang Pak Angga.
"Keluarkan laptopmu!'' perintah Pak Angga padaku.
Aku mengeluarkan laptopku dari dalam tasku sambil berusaha untuk bernegosiasi kembali. "Tolonglah kalau Bapak mau video call ke saya itu, kasih pesan dulu jam berapa Bapak akan video call? Nanti saya akan pasang alarm, Pak. Untuk mengingatkan saya tetapi kalau saya tidak ingat boleh saya video call balik yaa, Pak. Please?" tanyaku pada Pak Angga.
"Ini kalau bukan kamu nggak ada penawaran loh, Zah," kata Pak Angga penuh dengan penekanan
"He hehe, iya Pak bapak baik deh," kataku sambil tersenyum
"Ini nggak gratis loh, Zah," kata pak Angga
Aku menelan salivaku sendiri mendengar jawaban Pak Angga.
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments