Hari-hari telah berlalu sejak acara pertunangan itu, dan tidak terasa Cyra dan Mirza sudah bertunangan sekitar tiga tahun yang lalu.
Cepat sekali bukan, padahal kelihatannya baru kemarin mereka bertunangan, dan selama tiga tahun ini baik Akmal maupun teman-teman Cyra, tidak ada yang mengetahui jika Cyra sudah bertunangan dengan seorang laki-laki.
Akmal sendiri juga tidak pernah tahu atau melihat sang Kakak jalan dengan seorang akhwat walau satu kali saja.
Jadi Akmal tidak tahu, jika gadis yang dia sukai sudah dijodohkan kepada sang Kakak yang sangat dia sayangi.
Aneh tapi nyata, memang nyatanya Akmal sampai tiga tahun ini tidak tahu, siapa nama bahkan wajah dari calon kakak iparnya, selain selalu tidak pernah di jawab oleh Mirza jika dia sedang bertanya, Akmal sendiri juga tidak terlalu suka ikut campur dengan urusan sang Kakak.
Akmal sendiri masih menyimpan perasaan sukanya kepada Cyra di dalam hati.
Ibarat kata, dia mencintai dalam diam, namun selalu memantau aktifitas Cyra secara diam-diam, sebab Akmal merasa malu jika sampai ketahuan oleh mahasiswanya atau Dosen yang lainnya, bahkan para orang penting yang ada di Universitas tempatnya mengajar.
Cyra sendiri terkadang merasa aneh dengan sikap sang Dosen yaitu Akmal, namun Cyra tidak mau mengambil pusing, sebab dia tidak mau merasa baper, karena hal itu sangat tidak baik untuk kesehatan hatinya, terutama dia sudah bertunangan dengan laki-laki lain.
Cyra sering memergoki Akmal sedang menatap ke arahnya dengan tatapan tidak biasa, dan jika Cyra melihat Akmal seperti itu, dia memilih menghindar daripada akan menimbulkan dosa.
Seperti saat ini saja contohnya, Cyra yang sekarang sedang duduk di kursi taman kampus sendirian, sambil membaca sebuah novel yang dia sukai, tiba-tiba atensinya teralihkan ke arah ponsel miliknya yang berdering dengan suara sedang.
Melihat hal itu, Cyra menghentikan membacanya untuk menerima telepon dari seseorang yang ternyata dari Mirza.
" Halo Assalamu'alaikum Kak ," sapa Cyra.
" Wa'alaikumussalam calon istriku ," jawab Mirza.
Cyra selalu tersenyum jika Mirza memanggilnya seperti itu.
" Ada apa Kakak menelpon Cyra?? ," tanya Cyra.
" Kangen, Kakak sangat rindu sekali denganmu ," jawab Mirza.
" Kita sudah dua minggu tidak bertemu ," kata Mirza lagi.
Pertemuan Mirza dan Cyra memang tidak intens, hal itu mereka lakukan untuk menghindari dosa, dan jika Mirza merasa rindu dengan Cyra, dia akan meminta ijin kepada Cyra untuk berkunjung ke rumah, kalau Cyra mengijinkan, Mirza akan jalan, jika tidak, yang bisa Mirza lakukan cuma memandangi foto Cyra saja di dalam ponselnya.
Ketika Cyra sedang asik menerima telepon dari Mirza, mata Cyra tidak sengaja melihat Akmal sedang berdiri bersandar di samping tiang sambil menatap ke arahnya.
Hal itu membuat Cyra menjadi risih dan malu sendiri, hingga dia sampai mengabaikan Mirza yang sedang berbicara dengannya.
" Cyra, apakah kamu masih mendengarkan Kakak?? ," tanya Mirza.
" Eh, masih Kak, maaf tadi Cyra sedang disapa oleh teman Cyra ," jawab Cyra terpaksa berbohong kepada Mirza.
Cyra berpura-pura tidak melihat Akmal, dengan mengalihkan pandangannya ke sembarang tempat, tapi tetap saja gestur tubuhnya menunjukkan sebaliknya.
" Kak, nanti Cyra telepon balik ya, Cyra mau membeli minum dulu, bye Kak Mirza ," kata Cyra.
" Bye calon istriku, semangat menuntut ilmunya ya ," jawab Mirza.
" Assalamu'alaikum ," salam dari Cyra, dan ketika sudah dijawab oleh Mirza, Cyra langsung mematikan sambungan teleponnya.
Setelah mematikan sambungan telepon dari Mirza, Cyra langsung bergegas pergi dari situ untuk menuju ke dalam masjid.
Akmal sendiri lalu tersenyum, ketika melihat Cyra sedang menghindarinya, dan Akmal malah seperti stalker untuk Cyra.
Tidak sadarkah Akmal, jika apa yang dia lakukan kepada Cyra, membuat Cyra merasa tidak nyaman sekali dengannya.
Hari ini tepat jam tiga sore adalah jam mata kuliahnya Akmal.
Setiap kali Akmal mengajar, Akmal sering menunjuk Cyra untuk maju ke depan, untuk membantunya menerangkan di depan kelas.
Akmal beralasan, jika Cyra sangat enak sekali didengar ketika menjelaskan, padahal itu semua cuma modus saja.
Padahal kenyataannya, Akmal memang ingin berdekatan dengan Cyra, karena dengan cara seperti itulah, dia bisa cukup dekat dengan Cyra.
Setiap di sepertiga malam, nama Cyra tidak pernah lupa Akmal sebut di dalam doanya, karena dia ingin sekali menjadikan Cyra sebagai istrinya.
Maut, jodoh, rejeki, hanya Allah yang tahu, dan kita sebagai manusia, yang bisa dilakukan cuma berikhtiar serta selalu berusaha mendapatkan keridhoan dari-NYA.
Hari berikutnya, ketika jam masih menunjukkan pukul dua siang, Akmal yang hari itu libur mengajar, dia yang sedang menonton televisi di ruang Keluarga, pandangannya tiba-tiba teralihkan ke arah sang Kakak yang sudah terlihat rapi sekali, dan juga wangi.
" Kakak sangat rapi sekali, mau ke mana Kak?? ," tanya Akmal.
" Mau bertemu sama calon istri ," jawab Mirza terlihat sangat senang.
" Kak, ikut ya ..... ," kata Akmal merengek seperti anak kecil.
Mama Jian yang baru saja ke luar dari dalam kamar, langsung menjawab perkataannya Akmal.
" Nanti kamu bisa mengganggu Kak Mirza jika kamu ikut, Akmal ," kata Mama Jian sambil duduk di sofa seberang Akmal.
" Tidak Ma, Akmal janji tidak akan menganggu Kakak, karena Akmal cuma penasaran saja sama calon Kakak ipar, sebab Kakak tidak mau terbuka sama Akmal ," jawab Akmal.
" Baiklah, ayo, cepat sana ganti baju, kamu ini seperti anak kecil saja ," jawab Mirza.
" Asyiiik, tunggu lima menit ya Kak, Akmal cuma ganti baju saja ," kata Akmal.
Mirza hanya mengangguk saja dan langsung duduk si sofa sebelah sang Mama.
" Bagaimana hubungan kamu dengan Cyra, Nak?? ," tanya Mama Jian.
" Baik Ma, bahkan semakin ke sini, semakin membaik, Cyra sudah sedikit demi sedikit terbuka sama Mirza ," jawab Mirza.
" Baguslah kalau begitu, Mama senang mendengarnya ," jawab Mama Jian.
" Lalu, kenapa kamu tidak memperbolehkan Mama sama Ayah memberitahukan tentang Cyra kepada Akmal?? ," tanya Mama Jian.
" Tidak apa-apa Ma, takut saja jika Akmal akan jatuh cinta juga sama Cyra ," jawab Mirza sambil tertawa.
" Kamu ini ada-ada saja Mirza, tidak mungkin Akmal akan merebut calon istri dari Kakaknya sendiri ," kata Mama Jian sambil menggelengkan kepalanya.
" Iya tidak apa-apa berjaga-jaga Mama, soalnya setan ada di mana-mana dan bisa menghasut hati manusia sesuka hatinya ," jawab Mirza.
" Mirza cuma mengantisipasi saja Ma, karena siapa sih laki-laki yang tidak akan mudah jatuh cinta dengan Cyra yang terlihat jelas sekali sangat sholehah ," kata Mirza lagi.
" Lalu kenapa sekarang kamu malah mengajaknya ikut denganmu, jika kamu takut Akmal akan jatuh cinta dengan Cyra?? ," tanya Mama Jian.
" Entahlah Ma, jika Allah meridhoi, pasti Akmal akan bertemu juga sama Cyra, jika tidak, ya nanti ada petunjuknya sendiri ," jawab Mirza.
Dan pembicaraan mereka terhenti ketika Akmal sudah ke luar dari dalam kamar dengan berpakaian rapi untuk ikut bersama sang Kakak.
" Ayo Kak, Akmal sudah siap ," kata Akmal.
Mirza hanya mengangguk saja kepada Akmal, dan baik Mirza maupun Akmal, lalu berpamitan kepada sang Mama untuk pergi ke rumah Cyra.
Ketika baru setengah perjalanan, tiba-tiba mobil milik Mirza mengalami pecah bab, dan lebih buruknya lagi, Mirza lupa membawa ban cadangan di bagasi mobilnya.
Terpaksa Mirza harus menunda perjalanannya, untuk membawa mobilnya ke bengkel terdekat, dan mungkin ini juga adalah petunjuk dari Allah, jika memang Akmal tidak diijinkan tahu, kalau Cyra adalah calon kakak iparnya.
Mirza juga sudah memberi kabar kepada Cyra, jika dia tidak jadi datang ke rumah, sebab mobilnya sedang mengalami sedikit musibah.
Cyra yang mengerti dan merasa khawatir, dia membalas pesan Mirza dengan doa, serta perkataan lembut yang menyenangkan hati ketika dibaca oleh Mirza.
...🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️...
...***TBC***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Femy Pantow
akmal gagal ketemu calon kakak ipar😀
2024-05-25
0
Sri Winarti
itu sebabnya allah blum memperkenankan kan akmal utk bertemu calon kk ipar,bisa berabe nnti😁😁
2023-07-08
3
Norfadilah
Kalau sudah KehendakNya apapun bisa terjadi.. 🤲
2023-06-21
1