Akmal yang melihat sang Kakak tersenyum sendiri ketika membaca sebuah pesan di dalam ponselnya, dia pun menjadi sangat penasaran.
" Dari siapa sih Kak,? sepertinya asik sekali sampai tersenyum sendiri dan tidak mempedulikan jika ada Akmal di sini ," tanya Akmal.
" Dari dia, katanya di jalan dekat rumahnya sedang ada kecelakaan parah, jadi kita beruntung tidak jadi berkunjung ke rumahnya ," jawab Mirza.
" Iya, setiap musibah yang kita alami pasti ada hikmah dibaliknya ," kata Akmal.
" Dan jika kita terus berlanjut, kita pasti akan terjebak di dalam kemacetan itu ," kata Akmal lagi, dan Mirza langsung saja mengangguk membenarkan.
Sekitar tiga puluh menit kemudian, akhirnya ban mobil milik Mirza selesai diperbaiki oleh montir, dan Mirza pun yang sudah menyelesaikan pembayaran langsung tancap gas untuk kembali pulang ke rumah sang Ayah.
Mama Jian yang sedang menyiram tanaman di halaman rumah, sedikit terkejut melihat mobil milik sang putra sedang memasuki halaman rumah.
Mirza yang sudah memarkirkan mobilnya dengan sempurna, dia dan Akmal langsung turun dari dalam mobil untuk bersalaman dengan Mama Jian.
" Lho Nak, ko kalian berdua sudah pulang, cepat sekali? ," tanya Mama Jian.
" Kita tidak jadi berkunjung ke rumah calon Kakak ipar Ma, sebab tadi mobil Kak Mirza mengalami pecah ban ," jawab Akmal.
" Innalillahi, tapi kalian berdua tidak kenapa-kenapa kan?? ," tanya Mama Jian merasa khawatir.
" Mama sudah melihat sendiri, dua putra kesayangan Mama tidak kenapa-kenapa saat ini ," jawab Mirza.
" Akmal mau masuk dulu, mau ganti baju ," kata Akmal dengan tiba-tiba.
" Mungkin ini seperti yang kamu maksudkan Mirza ," kata Mama Jian selepas Akmal pergi.
" Jika Allah belum meridhoi Akmal tahu siapa calon Kakak iparnya ," kata Mama Jian lagi.
" Iya Ma, pasti ada hikmah di setiap hal yang terjadi di hidup kita ," jawab Mirza.
" Kita tidak tahu apa rencana Allah untuk Mirza, setidaknya Mirza ingin melakukan yang terbaik dan menghindari yang namanya perselisihan ," kata Mirza lagi, dan Mama Jian hanya mengangguk saja membenarkan.
" Mirza masuk ke kamar dulu ya Ma, mau ganti baju juga ," kata Mirza.
" Iya Nak ," jawab Mama Jian.
Mirza langsung berlalu masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Mama Jian yang ingin melanjutkan lagi menyiram tanaman.
Singkat cerita, dua minggu sudah berlalu, dan saat ini adalah hari yang sudah ditunggu-tunggu oleh Hamzah bersama Misha, sebab malam nanti adalah malam pertunangan mereka.
Cyra, Deena, dan juga Kalila, mereka bertiga di undang khusus oleh Misha, untuk menemaninya bertunangan dengan Hamzah.
Ternyata eh ternyata, Hamzah juga mengajak ke dua sahabatnya yaitu Akmal dan Abraham, untuk menemaninya juga meminang Misha.
Akmal cukup terkejut ketika baru saja masuk ke dalam rumah Misha bersama rombongan Keluarga Hamzah, langsung melihat Cyra berdiri diantara barisan Keluarga Misha.
Jantung yang awalnya berdetak normal, sekarang menjadi bertalu-talu seperti pertanda mau perang.
Akmal terus mencuri pandangan ke arah Cyra, hingga membuat Cyra merasa malu sendiri, sebab dia menyadari jika Akmal sedang curi-curi pandang ke arahnya.
Acara pertunangan Misha dan Hamzah berjalan sangat lancar sekali, ke dua belah Keluarga sepakat akan menikahkan Misha dan Hamzah nanti setelah Misha selesai kuliah yang kurang satu tahun lagi.
Hamzah tidak keberatan, karena waktu satu tahun tidaklah lama, yang terpenting sekarang mereka sudah ada ikatan di antara dua buah Keluarga.
Selesai acara inti, mereka lalu melanjutkan dengan acara makan-makan.
Keluarga besar Misha sudah menyiapkan banyak sekali makanan untuk menyambut sang calon besan mereka.
Ketika Akmal melihat Cyra sedang berbincang dengan Deena, Akmal pun mencoba mendekati mereka berdua.
" Ehem, bolehkah Bapak bergabung dengan kalian berdua?? ," tanya Akmal.
" Pasti Bapak ingin berbicara dengan Cyra bukan dengan Deena ," kata Deena.
" Jika diijinkan ," jawab Akmal.
" Tentu saja boleh Pak, silahkan ," kata Deena.
Deena sangat tahu sekali, bahkan dia juga merasa, jika sang Dosen tampannya ada rasa dengan sahabatnya, jadi ketika Akmal mendekat ke arahnya dan juga Cyra, Deena memilih untuk menghindar sejenak.
Cyra sebenarnya merasa keberatan jika Deena pergi meninggalkannya sendirian bersama Akmal.
Walau di situ ada banyak orang, tetap saja Cyra merasa malu duduk berdekatan dengan Akmal.
Deena yang sudah pergi hadapannya, membuat Akmal mencoba mengajak berbicara Cyra.
" Cyra ," panggil Akmal.
" Hmm, iya Pak ," jawab Cyra sambil menunduk.
" Panggil Kakak saja bagaimana,? seperti kamu memanggil Hamzah dan Abraham ," kata Akmal.
" Karena rasanya tidak enak di dengar, jika kamu memanggil saya Bapak jika tidak berada di kampus ," kata Akmal lagi.
" Baiklah Kak Akmal ," jawab Cyra.
Akmal langsung tersenyum mendengar panggilan terbaru dari Cyra.
" Apakah kamu merasa kesulitan di mata kuliah saya Cyra?? ," tanya Akmal.
" Tidak terlalu Kak Akmal, masih bisa Cyra pelajari dengan baik ," jawab Cyra.
" Baguslah, jika kamu merasa kesulitan, kamu bisa bertanya langsung kepada saya ," kata Akmal.
" Baik Kak Akmal ," jawab Cyra.
Akmal yang sedang melakukan pendekatan kepada Cyra, tanpa mereka sadari, jika Hamzah dan Abraham memperhatikan Akmal secara diam-diam.
" Lihatlah Bray, teman kamu itu, sepertinya dia sudah mulai berani bergerak ," bisik Hamzah kepada Abraham.
" Iya, semoga saja jalannya mulus melebihi jalan tol yang kadang berlubang lupa ditambal ," jawab Abraham.
" Bisa saja kamu obeng kembang ," kata Hamzah.
" Enak saja aku di samakan dengan obeng kembang, kamu tuh sekrup baut ," jawab Abraham tidak terima.
Hamzah langsung tertawa cekikikan ketika disamakan dengan sekrup dan baut.
Percakapan absurd mereka malah merambah ke mana-mana, karena celetukan nyasar dari Hamzah tadi.
Kembali ke Akmal lagi.
Akmal merasa senang sekali bisa berbincang dengan Cyra cukup dekat seperti saat ini, walau sebenarnya daritadi dirinyalah yang selalu bertanya terlebih dahulu kepada Cyra.
Tidak terasa waktu kunjungan silaturrahmi dari Keluarga Hamzah selesai juga. Mereka semua lalu berpamitan pulang kepada Keluarga Misha, dan mengucapkan banyak terimakasih karena sudah di sambut dengan baik.
Sebelum Akmal ikut pulang dengan mereka, Misha tiba-tiba memanggilnya.
" Pak Akmal ," panggil Akmal, dan baik Akmal maupun Hamzah langsung menolehkan kepalanya kepada Misha.
" Ada apa Misha? ," tanya Akmal.
" Cyra kebetulan tidak membawa mobil tuh Pak, apakah Bapak tidak berinisiatif untuk mengantarkannya pulang ," kata Misha.
" Apaan sih kamu Misha, aku bisa pulang sendiri, atau pulang bersama Deena ," kata Cyra kepada Misha.
Misha sengaja berkata kepada Akmal, karena niat Misha ingin menjodohkan Cyra dengan Akmal.
Wajar saja sih jika Misha ingin menjodohkan Cyra dengan Akmal, karena Cyra sendiri belum terbuka kepada ke tiga sahabatnya, jika dirinya sudah mempunyai tunangan sejak tiga tahun yang lalu.
Akmal yang mendengar perkataannya Misha, tentu saja tidak merasa keberatan jika untuk mengantarkan Cyra pulang.
" Oh, kalau begitu ayo Cyra, Kakak akan mengantarmu pulang ," kata Akmal.
" Maaf Kak Akmal, Cyra pulang sendiri saja, terimakasih atas tawarannya ," tolak Cyra.
" Ini sudah malam Cyra, sudah hampir jam sebelas malam ," kata Akmal.
" Tidak apa-apa Kak, tadi Ayah katanya juga akan menjemput Cyra di sini ," jawab Cyra menolak.
" Oh baiklah kalau begitu ," jawab Akmal.
" Kamu hati-hati di jalan, dan Kakak pamit pulang terlebih dahulu ," kata Akmal lagi.
Akmal langsung mengucapkan salam dan langsung juga di jawab oleh Cyra, Deena, Kalila maupun Misha.
Sepeninggal dari Akmal, Cyra pun mencoba jujur dengan ke tiga sahabatnya, jika dia sudah mempunyai tunangan sejak tiga tahun yang lalu.
" Apakah kamu tidak berbohong kepada kami Cyra?? ," tanya Misha.
" Jangan bilang, kamu berbicara seperti ini, karena tidak ingin kami jodoh-jodohkan dengan Pak Akmal ," kata Deena juga kepada Cyra.
Untuk lebih meyakinkan perkataannya, Cyra langsung memperlihatkan foto pertunangannya dengan Mirza tiga tahun yang lalu.
Deena, Kalila, serta Misha, langsung terpesona melihat wajah dewasa dan mapan dari Mirza yang ketampanannya tidak perlu diragukan lagi.
" Dia dan Pak Akmal sama-sama tampan, aah aku jadi iri denganmu, bisa didekati banyak laki-laki tampan Cyra ," kata Deena yang jomblo sendiri diantara mereka berempat.
" Cyra kapan-kapan kenalkan dia dong sama kita-kita ," kata Kalila.
" Lain kali saja ," jawab Cyra.
" Kamu jahat ih Cyra, sudah bertunangan sejak tiga tahun lalu, tapi baru cerita sekarang ," kata Misha berpura-pura merajuk.
" Iya nih, Cyra tidak asik orangnya ," sahut Kalila dan juga Deena.
Cyra hanya bisa tersenyum melihat ke tiga temannya sedang merajuk dengannya, dan Cyra tidak lupa juga meminta maaf kepada mereka bertiga karena sudah tidak jujur selama ini.
Yang namanya teman baik, pastilah akan mudah memaafkan dan memaklumi, karena setiap hal tidak perlu dan tidak harus diceritakan kepada orang lain.
Rasulullah Saw bersabda: "Janganlah kalian saling membenci, mendengki, membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Ingat haram bagi seseorang muslim tak bicara kepada saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Al-Bukhari).
...🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️...
...***TBC***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Femy Pantow
belum tahu mereka akmal adiknya mirza😀
2024-05-26
0
Sri Winarti
menjawab kebenaran dg hadis,itu pertanda dia bnr" mengamalkan apa yg ia pelajari👍🏻
2023-07-08
3
wil wil
hmmmm.... aku suka crya menjaga jarak yang bukan muhrimnya..dan setia pada kak Mirza.. 🤗🤗🤗
2023-04-26
2