Mirza Zimraan Attar Khaliq, yang berarti anak laki-laki yang baik, murni, suci, bersih, kreatif dan sangat dihormati.
Sama seperti namanya pemberian dari sang Ayah, jika Ayah Rafiq ingin Mirza lebih dihormati oleh semua orang kalau sudah besar, yang mana akan membuat dirinya bersama sang istri menjadi bangga kepadanya.
Yaps, sepertinya doa dari sang Ayah terkabul, karena sikapnya yang baik, lembut dan kreatif, Mirza dari kecil sudah sering memenangkan banyak perlombaan dan juga bisa membuat semua orang merasa segan kepadanya sampai di umurnya yang sekarang sudah menginjak ke tiga puluh dua tahun.
Alhamdulillah, apa yang Mirza dapatkan, tidak membuat sikapnya menjadi takabur dan suka merendahkan orang lain.
Sejak lulus kuliah dulu di Kairo mesir, Mirza langsung aktif terjun mengembangkan Yayasan milik Keluarganya untuk menjadi lebih baik lagi.
Dan Mirza juga langsung diangkat oleh sang Ayah untuk menjadi kepala sekolah di SMP yang ada di Yayasan tersebut.
Ayah Rafiq percaya, jika Mirza sang anak sulungnya mampu mengembangkan sekolah tersebut menjadi lebih maju lagi dari sebelumnya.
Terbukti dengan banyaknya juara yang diraih SMP tempat Mirza menjadi kepala sekolah.
Selain menjadi kepala sekolah, Mirza juga seorang guru di SMP dan juga SMA milik Keluarganya.
Mempunyai gedung yang satu lingkup dan saling berdekatan tidak membuat Mirza kesusahan jika pergantian jam mata pelajaran.
Dia cuma perlu jalan kaki saja dan meninggalkan mobilnya di salah satu sekolahan tersebut.
Jika sang adik Akmal banyak mahasiswi yang mengidamkannya, begitu juga dengan sang Kakak yang banyak para guru wanita yang mengidamkan Mirza menjadi calon suaminya.
" Pagi Pak Mirza ," sapa dari semua murid yang berpas-pasan dengannya.
" Pagi juga ," jawab ramah dari Mirza sambil tersenyum.
" Assalamu'alaikum Pak Mirza ," sapa dari para muridnya lagi.
" Wa'alaikumussalam ," jawab Mirza.
Begitu terus yang dilakukan oleh Mirza ketika dia berada di lingkungan sekolah.
Melihat sang kepala sekolah tampan nan sholeh sudah datang, para guru wanita yang masih jomblo, langsung pada merapikan penampilan mereka, supaya sang kepala sekolah muda, mau melirik ke arahnya.
" Yaaah, Pak Mirza pergi, huft!! ," gerutu pelan dari salah satu guru wanita.
Karena Mirza memilih langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruang kerjanya sendiri.
Mirza lalu bekerja, dan dia membaca semua laporan yang ada di atas meja kerjanya, setelah itu menyiapkan beberapa mata pelajaran yang akan dia ajarkan kepada para murid-muridnya.
Mirza tidak menuntut para muridnya pintar, namun dia menuntut semua muridnya mengerti, karena dengan mengerti, mereka semua bisa akan terus mengingatnya hingga dewasa kelak.
Serta Mirza juga berharap, supaya semua murid-muridnya bisa mengamalkan ilmu yang mereka punya kepada sesama.
Mirza sendiri sudah cukup lama menjadi seorang guru, walau gaji tidak seberapa, namun dia tetap menekuninya dengan tulus dan juga ikhlas.
Mirza sendiri juga sudah PNS sama seperti Akmal, dan pendapatan yang didapatkan oleh Mirza maupun Akmal tidak cuma dari mengajar saja, melainkan dari bisnis sampingan yang mereka jalani selama ini.
Walau Mirza seorang laki-laki, namun dia tidak malu untuk terjun ke dunia bisnis fashion. Mirza mempunyai dua buah butik yang menjual khusus baju muslim untuk para laki-laki dan satunya khusus untuk para perempuan.
Sedangkan Akmal sendiri dia memiliki sebuah toko sparepart atau suku cadang motor dan juga mobil terlengkap di kotanya.
Mirza dan Akmal bukan tipe laki-laki yang suka berpangku tangan, walau mereka terlahir dari Keluarga kaya, namun mereka mengerjakan semua bisnisnya sendiri dari nol tanpa campur tangan dari sang Ayah.
Meninggalkan Mirza, kita beralih ke Akmal lagi.
Selesai mengajar kelas tersebut, Akmal langsung berpindah ke kelas berikutnya.
Di saat Akmal sedang berjalan, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya, dan Akmal pun langsung saja menghentikan langkah kakinya lalu berbalik badan untuk melihat siapa yang sudah memanggilnya tadi.
" Oh, Pak Rajendra, ada apa Bapak memanggil saya? ," tanya Akmal kepada Rajendra.
" Pak Akmal apakah akan mengajar di kelas satunya lagi? ," tanya Rajendra kepada Akmal.
Rajendra ini juga salah satu Dosen yang ada di kampus tersebut, dan dia seumuran dengan Mirza.
" Iya, memangnya ada apa Pak Rajendra? ," tanya Akmal.
" Oh, saya cuma ingin menyampaikan pesan dari Pak Rektor, jika nanti ada mahasiswi baru di kelas bapak, namanya Cyra, dia adalah mahasiswi pindahan dari luar kota, dan Cyra ini keponakan dari Pak Rektor ," jawab Rajendra kepada Akmal.
" Ok, terimakasih informasinya Pak, kalau begitu saya permisi, sudah telat ," kata Akmal sambil tersenyum ramah.
" Jangan galak-galak ya sama dia, nanti saya doakan jatuh cinta lho ," canda dari Rajendra kepada Akmal.
" Pak Rajendra bisa saja ," jawab Akmal sambil tersenyum.
Akmal pun lalu melanjutkan lagi langkah kakinya untuk masuk ke dalam kelas berikutnya.
Sama seperti biasanya, Akmal mengucapkan salam terlebih dahulu ketika akan memasuki kelas, dan salam tersebut langsung dijawab serempak dari para mahasiswanya.
Baru saja Akmal ingin memulai kelasnya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kelas dan Akmal langsung saja menyuruhnya masuk.
Gagang pintu sudah berputar, lalu masuklah seorang mahasiswi bercadar dan yang terlihat cuma matanya saja yang teduh.
Semua mata memandang ke arah mahasiswi tersebut, yang pakaiannya terlihat benar-benar sangat syar'i sekali.
" Permisi Bapak, maaf saya terlambat, tadi saya dari ruangan Pak Rektor dulu ," kata mahasiswi tersebut kepada Akmal.
" Apakah kamu mahasiswi baru itu? ," tanya Akmal.
" Benar Pak ," jawab mahasiswi tersebut.
" Kalau begitu perkenalkan diri kamu kepada mereka semua ," kata Akmal.
" Baik Pak ," jawab mahasiswi itu lagi.
Mahasiswi itu lalu mulai memperkenalkan diri dihadapan kelas kepada teman-teman barunya.
Sedangkan Akmal, memilih duduk di kursinya sambil mendengarkan dan memperhatikan mahasiswi baru tersebut yang sedang berbicara.
" Assalamu'alaikum semua ," kata mahasiswi itu.
" Wa'alaikumussalam ," jawab serempak dari semua orang.
" Namaku Cyra Adeeva Rasyid, kalian semua bisa memanggil saya Cyra, dan semoga kita semua bisa berteman baik selama kita menuntut ilmu di sini ," salam perkenalan dari Cyra.
" Hai Cyra, suara kamu merdu sekali, semerdu suaraku jika mengucapkan kata ijab kabul atas namamu ," canda dari salah satu mahasiswa kepada Crya.
Dibalik niqab yang dipakainya, Cyra tersenyum mendengar gombalan dari teman barunya itu, begitupun dengan Akmal yang tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, melihat tingkah mahasiswanya.
" Ingat Paijo, nanti ada yang marah lho ," jawab dari salah satu mahasiswa yang selalu memanggil Paijo, padahal nama aslinya Ali.
" Sudah-sudah, kalian kenapa bertengkar sih, malu sama Cyra ," kata Akmal kepada ke dua mahasiswanya itu.
" Pak Akmal, boleh minta tolong tidak ," kata mahasiswa yang bernama Fadli.
" Mau minta tolong apa Fadli? ," tanya Akmal.
" Tolong dong Pak berdiri di sebelah Cyra sebentar saja ," jawab Fadli.
Akmal pun menurut, dan dia lalu berdiri tidak jauh di samping Cyra.
" Ehem-ehem, tes-tes ," kata Fadli sambil berdiri.
Semua mata saat ini sedang tertuju kepada Fadli, karena mereka sudah sangat penasaran sekali apa yang ingin dikatakan oleh Fadli kepada Akmal.
" Si Ali sedang makan sambal terasi
Makannya pakai nasi di pinggir kali
Aduh Pak Akmal dan Cyra sungguh sangat serasi
Membuatku jadi patah hati berkali-kali ,"
Walah, si Fadli ternyata sedang bercanda kepada Akmal menggunakan pantun.
Dan Pantun dari Fadli sukses membuat kelas itu menjadi heboh dengan suara tawa untuk Fadli.
" Terimakasih-terimakasih, jika minta tanda tangannya, nanti saja, karena Pak Akmal saat ini sedang melotot ke arahku ," kata Fadli lagi sambil melakukan cium jauh kepada semua orang.
Padahal kenyataannya, Akmal tidak melotot, bahkan dia sedang tertawa geli melihat tingkah mahasiswanya yang bernama Fadli, yang selalu bisa membuat suasana kelas menjadi berwarna.
Akmal juga melirik sekilas ke arah Cyra, dan dia sangat tahu, jika Cyra juga tertawa serta terhibur dengan candaan dari Fadli tadi.
" Silahkan duduk Cyra, jangan dengarkan dia, mungkin Fadli belum minum obatnya ," kata Akmal kepada Cyra.
" Iya Pak Akmal ," jawab Cyra sambil tersenyum dan menundukkan kepalanya.
" Kamu silahkan duduk, carilah tempat yang kosong, karena saya akan memulai pelajarannya ," kata Akmal lagi.
" Baik Pak ," jawab Cyra masih dengan menunduk.
Cyra langsung saja memilih tempat duduk yang kosong, dan Cyra langsung saja diajak berkenalan oleh beberapa mahasiswi yang duduk dekat dengannya.
Cyra sendiri anak pertama dari Abi Rasyid Ilyas dan dan Umma Nada, Crya juga mempunyai seorang adik yang bernama Saqif Gibran Rasyid yang baru berumur delapan tahun.
Cyra dengan adiknya selisih umur sekitar sepuluh tahun, dan saat ini Cyra sendiri sudah berumur selapan belas tahun, baru saja lulus SMA.
Keluarga Cyra sangat taat dengan Agama, itulah mengapa Cyra memakai niqab di umurnya yang masih muda, karena sejak kecil niqab adalah sahabat terbaiknya Cyra.
Mempunyai mata yang teduh, kulit yang bersih dan suara yang lembut, semua orang sudah bisa menebak, jika wajah dibalik niqab itu sangatlah cantik.
Karena memang kecantikan Cyra itulah yang membuat Umma Nada dan Abi Rasyid mewajibkan Cyra memakai niqab.
Crya juga anak yang cerdas, selain dia suka menghabiskan waktunya untuk membaca novel islami, Cyra juga terkadang sering murojaah supaya hafalannya tidak lupa.
Walau Cyra baru saja masuk ke dalam kelas, tapi Cyra sudah paham apa yang sedang disampaikan Akmal di di depan kelas.
" Apakah di sini ada yang bisa menyebutkan salah satu saja dalil tentang perintah sholat di dalam Al-Qur'an? ," tanya Akmal kepada semua mahasiswa atau mahasiswinya.
" Kemarin Bapak sudah menjelaskannya kepada kalian semua lho, masa satu pun tidak ada yang hafal ," kata Akmal lagi.
Namun tiba-tiba pandangan Akmal teralihkan kepada Cyra yang mengangkat tangan terlebih dahulu di antara yang lain.
" Iya Cyra ," kata Akmal.
" Di dalam surat Al-Isra ayat 78 yang artinya : "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat) ," jawab Cyra kepada Akmal.
" Dan ada lagi di dalam surat An-Nisa ayat 103, surat Hud ayat 114, surat Ar-rum ayat 17-18, surat Al-Baqarah ayah 43, 45 dan 110, surat Az Zariyat ayat 56, surat Al Bayyinah ayat 5, dan yang terakhir surat Al Hajj ayat 78 ," jawab Cyra sangat lengkap sekali.
" Wao ," jawab Akmal sambil memberikan tepuk tangan untuk Cyra.
Tepuk tangan yang Akmal lakukan mengundang yang lainnya jadi ikut bertepuk tangan juga.
Tidak cuma Akmal saja yang merasa takjub, akan tetapi semua orang yang ada di dalam ruangan kelas tersebut.
" Kamu sangat pintar sekali Cyra, bisa hafal semuanya ," puji Akmal dengan tulus.
Mendengar dan melihat sendiri, jika Cyra mahasiswi yang cerdas, ada nilai tersendiri di dalam hati Akmal untuk Cyra, namun itu bukan cinta.
" Itu otak apa google komputer ," kata Fadli untuk Cyra.
Cyra yang mendapat pujian dari semua orang, dia hanya tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya dan beristighfar, takut jika dia takabur.
" Lihatlah Cyra, baru saja masuk ...... ," perkataan Akmal di sela oleh Fadli lagi.
" Tidak mau ke luar-ke luar Pak Akmal, dia nyaman di dalam ," kata Fadli kepada Akmal.
" Sembarangan saja kalau berbicara itu tutup spidol ," jawab Akmal.
Semua orang langsung saja tertawa lagi dengan heboh mendengar candaan Fadli kepada Akmal.
Begitulah Akmal, santai dalam mengajar, dan dia bisa menjadi teman untuk para murid-muridnya.
Tidak terasa jam mengajarnya pun selesai, Akmal langsung saja membubarkan kelasnya, karena dia ingin segera menunaikan sholat dhuhur yang sedikit terlambat.
...🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️🎗️...
...***TBC***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Femy Pantow
cyra mahasiswi baru...bikin tertarik😀...nilai plus utk cyra dr akmal...lucu jg fadil🤣
2024-03-23
0
Chiisan kasih
mirza belike, capek gueh bales salam dari kalian hahha
2023-07-12
2
Sri Winarti
lnjut...
2023-07-06
1