Ch. 19 Penjelasan Sean 1

Pertanyaan Alex menghentikan tangan Sean yang masih hendak minum. Dia meletakkan botol airnya pada meja dan membalikkan badannya. Dia meraih bangku dan duduk disana sambil menatap Alex.

Alex memperhatikannya dan mereka saling menatap beberapa saat, sebelum Sean menghela nafas dan berkata “Aku akan mengakhiri ini semua” ucap Sean serius.

Alex yang mendengarnya menghentikan gerakannya dan meletakkan kertas itu kembali pada tumpukan kertas lainnya.

Alex menatap Sean dengan serius. “Kau tahu apa konsekuensi yang akan kau hadapi bukan? Kau masih ingin melakukannya, setelah tahu semua itu?” Alex tampak marah, juga sedikit rasa khawatir tentang tindakan yang akan Sean lakukan nantinya.

Sean bangkit dan berjalan kedinding. Pandangannya jatuh pada halaman universitasnya. Dia menatap seluruh gedung, mahasiswa dan teman-temannya yang sedang duduk bawah pohon saat itu.

Senyum kecil muncul dari bibir Sean. “Aku tahu. Aku akan melakukannya, apapun resikonya” Sean mengalihkan tatapannya dan beralih pada gedung tua yang berada dibelakang gedung utama itu. Dari posisi Sean sekarang dia bisa melihat gedung itu sepenuhnya karena jendela dari ruangan itu memperlihatkan gedung itu sementara sisi lain dari sana memperlihatkan halaman universitas.

“Kau bisa saja menghilang” Alex mengingatkan resiko terburuk yang bisa Sean hadapi. Namun Sean tidak bergeming dan tetap pada pendiriannya.

“Aku tidak tahu apa yang menungguku disana. tapi sekarang yang aku tahu saat ini…selama masih ada kemungkinan mereka bisa selamat, maka aku akan melakukannya” Sean menatap dengan wajah yang sulit diartikan pada Louis, Adolf, Billy, Laura dan Angela yang sedang bercanda dibawah pohon.

Entah sudah berapa lama dia tidak merasakan perasaan seperti itu, perasaan memiliki teman yang bisa kau lindungi dan andalkan.

‘aku jadi sedikit tidak rela untuk pergi…’

***

Louis berjalan disepanjang koridor sambil menatap kesegala arah, seolah mencari sesuatu.

“Dimana anak itu? Apa dia mati lagi?” tanya Louis saat tidak menemukan sosok Sean dimanapun.

Dengan perasaan kecewa Louis kembali kekelasnya. Tiba-tiba matanya menjadi cerah saat menemukan sosok yang dicarinya sedang duduk dengan bertopang dagu, menatap buku dihadapannya dengan serius.

“Sean!” panggil Louis pada Sean. Sean mengalihkan tatapannya dan menatap wajah berseri-seri Louis.

Entah kenapa Sean tidak pernah terbiasa dengan sikap Louis yang satu ini. Sean melambai dan menatapnya dengan senyum canggung.

“Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting. Bisa kita bicara sebentar?” tanya Louis dengan wajah serius.

Perubahan ekspresinya sedikit menakutkan…

Beberapa saat lalu dia masih berseri-seri dan dalam hitungan detik menjadi begitu serius? apa artinya ini? apa dia robot!

“Kau bisa bicara sekarang, aku sedang luang” ucap Sean menutup buku dihadapannya. Dan mengalihkan tatapannya pada Louis.

“Bisa kita bicara diatap? Disini sangat ramai, yang aku bicarakan sedikit bersifat pribadi” tawar Louis membuat Sean heran.

Masalah pribadi apa yang ingin Louis ceritakan kepadanya?. Mereka tidak dekat sebelumnya, dan hanya karena Louis baru saja kecelakaan mereka jadi sering bertemu. dan sekarang Louis menjadi sangat akrab dengannya seperti sahabat yang telah terpisah bertahun-tahun sampai membicarakan hal pribadi bersama?

Sean mengangguk dan mengikuti Louis menuju keatap gedung pelajaran.

Louis dan Sean berjalan keujung atap dan bersandar pada penghalang atap. Menatap universitas dari atas sana membuat mereka bisa melihat seluruh pemandangan universitas. suasana terlihat tenang dan damai, namun siapa yang tahu apa yang tersembunyi jauh didalam kedamaian itu.....

“Kau ingin membicarakan apa? Kau bisa mengatakannya sekarang” Sean memulai berbicara saat Louis tak kunjung membuka mulut, selama beberapa waktu.

Louis mengalihkan tatapannya dan menatap Sean sesaat sebelum mengalihkan tatapannya lagi pada pemandangan didepannya.

“Sebelum itu, aku ingin kau mengatakan yang sebenarnya padaku...” Louis berbalik menghadap kearah Sean yang terlihat heran dengan tangan didepan dada.

“Apakah kau benar-benar Sean Kingston?” tanya Louis dengan suara rendah dan penuh keseriusan.

Sean mengalihkan tatapannya dan menatap Louis yang sepertinya bukan meminta jawaban namun lebih seperti untuk menjebak Sean agar mengatakan yang sebenarnya yang sebelumnya sebenarnya telah dia ketahui jawabannya. Terlihat seperti hanya ingin memastikan bahwa perkiraannya benar.

“Aku tidak mengerti apa maksudmu. tentu saja aku adalah Sean, siapa lagi?" Sean mengalihkan kembali tatapannya pada halaman universitas, dan tidak menanggapi Louis yang hanya tersenyum kecil melihat reaksinya.

“Sean Kingston, mahasiswa kedokteran yang ahli dalam ilmu forensic, ilmu racun dan masih banyak lagi, penuh dengan rasa penasaran yang tinggi, mahasiswa pertama dan terakhir yang memiliki laboratorium pribadinya sendiri diuniversitas, mahasiswa terbaik yang hanya muncul seratus tahun sekali, dan merupakan jenius terbaik dari generasinya dan…..” Louis menghentikan ucapannya dan menatap sean yang jelas terkejut dengan ucapan pihak lain. seakan rahasianya telah diungkap, dan dia tidak bisa bersembunyi lagi

“Dan…meninggal disebuah gedung tua, karena rasa penasarannya yang gila untuk mengungkap kasus pembunuhan salah satu investor universitas X. apa aku benar?...” Louis melihat Sean yang membelalakkan matanya tidak percaya, hingga seperti matanya ingin segera keluar dari kelopaknya.

Sean masih terdiam sementara Louis yang sudah menduga reaksi Sean akan seperti ini hanya diam dan menatap universitas X. Louis membiarkan Sean terbiasa dengan keterkejutannya terlebih dahulu. Sean menatap Louis dengan wajah penuh kejutan bercampur dengan keheranan dan rasa tidak percaya.

Beberapa saat kemudian Sean terlihat tenang, dia mengalihkan pandangannya dari Louis sebelum bertanya dengan suara rendah. “Bagaimana kau bisa tahu hal ini?”. Sean tidak berniat untuk membantah lagi, karena sadar Louis sudah tahu terlalu jauh, dan dia tidak mempunyai kesempatan untuk berbohong lagi.

“Bisa dibilang Time Sleep?. Jadi , apakah aku benar” Louis lebih seperti meminta kepastian dari pada jawaban. Seakan jawaban itu sudah pasti.

Sean menghela nafas sebelum mengangguk. “Tapi tidak sepenuhnya benar juga” ucapan Sean membuat Louis tersentak dan sikunya terpelesat dari tiang. Dia masih salah menebak setelah melewati chapter sejauh ini?!

“Aku memang Sean Kingston namun bukan Sean Kingston yang sama dengan yang kau ketahui. Mungkin kau berfikir semua hal ini berkaitan denganku. Walaupun tidak sepenuhnya salah tapi lebih banyak keliru daripada benar juga” jelas Sean lagi yang membuat rasa percaya diri Louis sepenuhnya benar-benar jatuh.

Dia benar, namun tidak sepenuhnya? Dan itupun lebih banyak keliru? Lalu apa artinya spoiler dari masa lalu itu?

"Lalu bagaimana dengan kematianmu?__Eh maksudku Kematian Sean Kingston?_"

Louis bertanya dengan wajah bodoh, dia ingin bertanya tentang Sean Kingston yang lain bukan Sean Kingston dihadapannya namun pertanyaan malah terdengar aneh.

Sean menggeleng pelan dan menjelaskan kejadian sebenarnya pada Louis.

_______________

Dukung author dengan memberikan like, vote, tip dan share ke teman-teman kalian agar semakin banyak yang bisa menikmati ceritanya 😇

Terpopuler

Comments

Tifah Putri Kalimantan

Tifah Putri Kalimantan

💪💪💪💪 thor 🤗😍😍😍

2020-09-25

1

Sahrul Nisyam

Sahrul Nisyam

Semangat terus Thor

2020-08-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!