Ch. 10 Petunjuk 1

Louis melihat reaksi Billy dan melihat kebelakangnya. Saat bersamaan sosok itu melayangkan linggis kearah Louis dengan cepat.

Trang!!

Louis bereaksi cepat dan menahan linggis itu dengan besi yang dipegannya. Adolf berbalik dan menatap Louis bertarung dengan sosok itu.

“Cepat lepas ikatannya!” teriak Louis yang langsung menyadarkan Adolf.

Dengan cepat Adolf membuka ikatan yang mengikat tubuh Billy, namun belum sepenuhnya ikatan itu terbuka saat ikatan itu tiba-tiba menghilang!

Adolf terkejut begitu juga Billy, namun saat berikutnya mereka tahu penyebab tali yang mengikat Billy menghilang.

Louis berlutut sambil menahan luka diperutnya. Dia terkena linggis dari sosok hitam tadi sebelum menyerang kepala yang dipegang oleh sosok itu dan saat berikutnya sosok itu menghilang bersamaan dengan kepala yang terlempar jauh namun sebelum kepala mencapai lantai atap Itu menghilang diudara tipis seakan menyatu dengan angin.

Adolf dan Billy bangkit dan mendekati Louis. Adolf membuka pakaian luarnya dan merobeknya dengan cepat sebelum melilitkannya pada luka dipinggang Louis. Wajah Louis menjadi lebih pucat dari sebelumnya karena kehilangan banyak darah.

“Kita harus pergi dari sini dengan cepat, dia harus dibawa kerumah sakit” ucap Billy yang kesadarannya telah kembali.

Adolf mengendong Louis dipundaknya karena keadaanya yang sudah setengah sadar.

Mereka menuruni lantai dengan cepat dan tiba dilantai satu. Billy yang memimpin jalan terus bergerak maju saat tiba-tiba langkahnya terhenti dengan tawa mengerikan yang menggema diseluruh gedung tua itu.

Sosok wanita tiba-tiba saja muncul diujung koridor didepan mereka, kakinya tidak mencapai lantai dan terkesan tubuhnya melayang diudara.

Wanita itu mengenakan pakaian putih dengan jubah luar putih yang sudah compang-camping, namun Adolf dan Billy tahu itu merupakan jubah kedokteran kampus mereka.

Wajah wanita itu tidak terlihat tertutupi oleh rambutnya yang panjang. Sosok itu diam dan tidak bergerak sedikitpun. Adolf dan Billy menahan nafas mereka jantungnya berdetak cepat.

Mereka menatap pada wanita itu, Billy bergerak sedikit ingin melangkah mundur, saat tiba-tiba wanita itu mendongakkan kepalanya dan menampakkan kelopak mata yang hitam dan busuk. Mulut wanita itu terbuka dan darah merembes keluar dari mulutnya.

Dia tidak hanya kehilangan matanya tapi juga lidahnya!!!!

Wanita itu meraung keras pada Adolf dan Billy saat tiba-tiba tubuhnya terjatuh ketanah dalam posisi merangkak. Dia bergerak cepat menggunakan tangan dan kakinya kearah Adolf dan Billy diikuti dengan raungan melengking mengerikan dari mulutnya.

Adolf tidak bisa berbuat apa-apa saat itu karena Louis berada dipundaknya, sedangkan Billy sudah gemetar ketakutan sejak tadi.

“Billy pukul kepalanya!!!” teriak Adolf pada Billy namun Billy sangat ketakutan dan tangannya bergetar hebat sebelum besi yang dipegangnya terjatuh dan dia terduduk dilantai, air matanya mengalir deras dan wajahnya pucat pasi.

"Apa yang kau lakukan?!! ini bukan saatnya untuk takut sialan!!! bangun dan pukul dia!!!" Adolf mengumpat saat melihat kebodohan Billy. Mereka diujung maut sekarang dan Billy masih sempat-sempatnya bertingkah bodoh begitu?!!! dia tidak ingin mati tapi takut melawan?!!! dia benar-benar wanita dalam cangkang pria!!!

Saat sosok itu hanya berjarak beberapa meter dari mereka, dia melayangkan tangannya pada Billy siap menyerang. Billy yang melihat itu merasa jantungnya akan berhenti berdetak saat itu juga, saat tiba-tiba teriakan keras terdengar dari belakang mereka berdua.

“Menyingkir dari sana!!!!” Sean muncul diwaktu yang tepat melewati Billy dan Adolf yang terkejut akan kedatangannya. Sean tidak memperdulikan mereka dan langsung melayangkan pukulan pada sosok wanita didepan mereka.

“Aaaaa!!!” tangan wanita yang hendak menyerang Billy terlepas dari tubuhnya dan terlempar kelantai.

Wanita itu menatap kosong kearah tangannya sebelum pandangannya jatuh pada Sean, wajahnya penuh dengan kemarahan dan kebencian sebelum mendekati Sean dengan teriakan melengking yang lebih keras dari sebelumnya.

Sean melayangkan besi ditangannya dan mengincar kepala wanita itu.

Teriakan wanita itu terhenti saat kepalanya terlepas dari tubuhnya, kepalanya terlempar menabrak keras ke dinding meninggalkan bekas darah yang gelap disana. Darah terciprat kepakaian dan wajah Sean.

Gerakan tubuh wanita itu tidak berhenti dan terus menyerang Sean dengan membabi buta, Sean menghilangkan lengan lainnya dan langsung menghentikan gerakan wanita itu, tubuhnya jatuh terporosot kelantai dalam posisi tengkurap.

Sean menendang tubuh wanita itu hingga terbalik dalam posisi terlentang, dan menusuk perutnya beberapa kali sebelum menusuk dada wanita itu beberapa kali hingga dia yakin wanita itu benar-benar tidak bergerak lagi.

Gerakan wanita itu terhenti saat itu juga meninggalkan tubuhnya dalam keadaan yang mengerikan.

Adolf tidak berkedip saat melihat situasi wanita itu, kondisinya benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi. entah kenapa tapi ada rasa tidak nyaman dalam hatinya. Namun dengan cepat menepis perasaan itu, bagaimanapun juga wanita itu menyerang mereka dan sudah sepantasnya mendapatkan apa yang dia dapatkan saat ini.

“Cepat!! Kita harus keluar dari sini!!” Sean menggendong Billy yang pingsan di punggungnya saat sosok wanita itu hampir mencapai wajahnya.

Jika bukan karena kedatangan tiba-tiba Sean yang langsung memukul wanita itu, mungkin Billy akan kehilangan kepalanya sekarang.

Adolf dengan cepat tersadar saat mendengar seruan Sean, mereka meninggalkan gedung tua itu, dan segera keluar dari kampus.

Malam itu merupakan malam terpanjang dan paling mengerikan yang pernah mereka alami.

***

Rumah sakit pukul 03.30

Louis terbaring diranjang rumah sakit dengan perban melilit perutnya, dan selang yang memenuhi seluruh tubuhnya, Karena kehilangan bannyak darah.

Louis jatuh dalam kondisi kritis dan membutuhkan darah dengan segera. Untung saja rumah sakit itu tidak kekurangan stok darah dengan berbagai golongan.

Adolf menatap pada Louis dari balik jendela kaca rumah sakit, sementara Sean duduk diruang tunggu bersama Billy yang kesadarannya telah kembali.

Adolf mengalihkan pandangannya pada Sean, dengan pandangan yang sulit diartikan.

“Aku selalu mempertanyakan ini sebelumnya" Adolf melangkah mendekati Sean dan Billy.

"Sean apa kau benar-benar manusia?” tanya Adolf dengan suara rendah.

Sean menatapnya dengan tatapan heran. Billy juga ikut mengalihkan perhatiannya pada Sean, sepertinya juga bertanya-tanya akan hal itu.

Tidak mendapatkan jawaban dari Sean melaingkan tatapan heran, Adolf berkata “Aku tahu ini gila, tapi kau selalu muncul entah dari mana dan setiap peristiwa yang terjadi dikampus kita kau pastinya terlibat didalamnya. Dan yang lebih anehnya lagi…matamu itu sangat aneh, kau memiliki mata yang sama dengan yang sosok yang menyerang kami sebelumnya. Jadi jangan merasa bahwa kami meragukan kemanusiaanmu. Kau patut dicurigai dan hanya kau dikampus kita yang memiliki mata seperti itu. Kau tidak akan percaya bukan? jika aku mengatakan aku menganggapmu hantu sebelumnya karena hal itu... Matamu itu seperti iblis..” jelas Adolf, membuat kerutan didahi Sean semakin dalam. Wajahnya yang dingin semakin dingin.

_______________

bagi yang belum memberikan like sejauh ini silahkan ulang kembali dan berikan like pada setiap chapternya. dan jika kalian berkenan bisa juga memberikan vote seikhlasnya.

Dukung author dengan memberikan vote, like, tip dan share ke teman-teman kalian agar semakin banyak yang bisa menikmati ceritanya 😇**

Terpopuler

Comments

Patina Sinta

Patina Sinta

vot satu2 nya sya ksihkn Thor smangat

2022-05-12

0

MamiihLita

MamiihLita

sean pake softlense x aahhh...

hehee

2021-03-06

1

Tifah Putri Kalimantan

Tifah Putri Kalimantan

iihhh ngeri bngt thor

2020-09-25

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!