Ch. 13 Petunjuk 4

“Kau ingin mengatakan bahwa kau bertemu dengan hantu dan mereka membunuh gadis itu dengan linggis, dan mereka mengejarmu dan mengikatmu saat kau hampir mati tiba-tiba ikatannya menghilang? Mengatakan bahwa kepalanya telah dipukul namun dia masih bisa hidup dengan menenteng kepalanya dengan santai?” Adolf menyemprot Billy dengan teriakan dan Billy hanya bisa diam dengan hal itu, ini pertama kalinya dia melihat Adolf semurka itu selama pertengkaran mereka.

“Ap..apa lagi…” gumam Billy disela ketakutannya…

“Apa kau ini idiot!!!! Apa kau pikir mereka akan mempercayaimu?!! MEREKA AKAN MENGANGGAPMU GILA!!” teriak Adolf pada Billy yang benar-benar idiot dari yang teridiot!!

Dia ingin mengatakan yang sebenarnya?! Bukannya polisi akan mempercayainya tapi akan menyuruhnya untuk pergi ke perusahaan penerbit dan menyampaikan ceritanya dan menyuruhnya untuk ‘kenapa kau tidak membuat buku cerita saja’!! itu lebih berguna!!

“Adolf benar, polisi tidak akan mempercayai ini. Mereka hanya akan menganggapnya lelucon yang bagus yang pernah mereka dengan selama abad ini jika kau mengatakannya” sela laura mengambil alih pembicaraan saat situasinya semakin memburuk.

“Sebelum itu…aku ingin kalian melihat ini..” Laura meraih tasnya dan mengeluarkan sebuah buku, tampak seperti buku harian jika dilihat sekilas. Sampulnya berwarna hitam gelap, segelap malam. Di atasnya terdapat sebuah tulisan kecil berwarna merah darah dengan gaya yang aneh, itu tampak seperti seseorang yang menuliskan karakter-karakter itu dengan darah segar yang masih basah hingga cairannya mengalir membentuk gaya tulisan yang menyeramkan. Judul dari buku itu juga aneh, ‘I am Scary’ apa itu buku harian atau diary seseorang? Apa yang dia takutkan?

“Buku apa itu?” tanya Adolf langsung mengalihkan perhatiannya dari Billy dan mendekati laura. Billy dan Angela juga mendekat dan mengamati buku aneh itu. Buku itu selain aneh juga memiliki aura yang aneh, itu seperti aura kelam dan suram, yang bisa menarik siapa saja yang melihatnya untuk ikut merasakan kesuraman disana.

“Aku menemukan buku ini di_” belum selesai Laura berkata saat melihat ketiga orang itu mematung. Laura merasa aneh dan menatap ketiganya dengan heran.

Adolf, Billy dan Angela menatap pada buku itu dengan tatapan kosong. Seakan mereka bukan berada disana.

“Kalian baik-baik saja?” Laura mengalihkan tatapannya payd Adolf, Billy dan Angela bergantian.

Namun kondisi mereka semua sama, menatap kosong kearah buku yang sekarang ada ditangan Laura.

"Hei, kalian masih disana kan?” Laura melambaikan tangannya pada mereka bertiga namun mata mereka tidak merespon seperti mereka tiba-tiba menjadi buta. Laura mengikuti tatapan ketiganya dan menatap buku yang ada ditangannya.

“Apa yang terjadi? Mereka menjadi aneh…seperti…” Laura tiba-tiba tersadar dan matanya terbelalak.

Ini seperti kondisi gadis yang membaca buku ini waktu itu!!

Laura menatap mereka lagi, memanggil-manggil nama mereka namun tidak ada tanggapan.

Laura memasukkan buku itu kedalam tasnya kembali dan saat itulah ketiganya memperlihatkan reaksi yang berbeda dari sebelumnya. Laura menepuk pundak ketiganya dan benar saja mereka merespon!

Semua karena buku itu!!

Adolf, Billy dan Angela memegang kepala mereka saat mereka tiba-tiba tersadar.

“Laura? Apa yang terjadi?” Adolf menatap Laura dengan wajah linglung. Begitupun dengan Billy dan Angela.

“Apa yang ingin kau perlihatkan sebelumnya?” tanya Angela pada Laura, dia ingat sebelumnya laura mengatakan ingin memperlihatkan sesuatu…

Laura menatap ketiganya dan menemukan mereka benar-benar linglung. Seperti tidak mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

‘apa ingatan mereka dihapus?' Laura bertanya-tanya dalam pikirannya.

“Ah..itu…sebelum kalian datang kemari. Aku melihat anak kecil yang aku ceritakan sebelumnya di gedung tua itu” Laura berbalik dan menunjuk gedung tua tidak jauh dari sana.

Dia tidak berniat mengatakan tentang buku itu saat melihat reaksi ketiganya, dan memilih mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak melihat apa-apa disana" ucap Billy menatap Laura dengan tanya. "Mungkin kau salah lihat"

"Aku juga berharap aku salah lihat..." Laura berkata dengan wajah memelas.

“Apa itu artinya…semua yang terjadi berkaitan dengan gedung tua itu?” Adolf menyampaikan kesimpulannya.

“Aku rasa juga begitu” Angela dan Billy juga menyetujui pernyataan Adolf. Sementara mereka sibuk dengan perkiraan mereka, Laura juga larut dalam pemikirannya sendiri.

Mengapa mereka bertingkah seperti itu? Mereka hanya melihatnya dan langsung seperti itu.

Sebelumnya saat Laura sendiri yang mengambil buku itu, tidak terjadi hal apapun yang aneh pada dirinya, kecuali dia tidak bisa membuka buku itu.

Namun melihat reaksi ketiga temannya, Laura berfikir apakah buku itu hanya bisa dibuka oleh orang-orang tertentu? Tapi apa syarat untuk bisa membukanya?

Sebelumnya Laura berfikir bahwa wanita yang terbunuh waktu itu hanya masalah kecil, namun sekarang dia merasa bahwa itu adalah kunci dari semua yang telah terjadi.

Tiba-tiba Laura teringat Sean yang pernah menghentikannya membaca buku itu. Apakah Sean tahu semua ini? Karena itu dia menghentikan Laura membacanya?

***

Sean sedang berkeliling diperpustakaan terlihat sedang mencari sesuatu.

“Dimana buku itu?” Sean bertanya-tanya sambil terus mencari namun buku yang dicarinya tidak ada. Sean mencari ditempat buku-buku lama dan rak disana cukup tua sehingga tidak banyak mahasiswa yang membaca disana.

“Mencari sesuatu tuan Kingston?” suara manis terdengar dibelakang Sean. Dia berbalik dan menemukan Laura yang bersandar dengan santai pada rak buku didepan Sean, sambil menatap Sean dengan pandangan bertanya-tanya.

"...Tidak...aku hanya merapikan buku_"

"Jangan mencoba untuk berbohong, kau tidak pandai melakukannya" Laura berjalan santai kearah Sean dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Kau mencari ini bukan?" Laura memperlihatkan sebuah buku kecil ditangannya, Itu buku dengan sampul hitan pekat dan tulisan merah, semerah darah dengan judul ‘I am scary’.

Mata Sean terbelalak sesaat, namun segera wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran dan pertanyaan..

“Tenang saj, aku tidak akan terpengaruh dengan aura buku ini” Laura memberikan buku itu pada Sean yang langsung menerimanya dalam diam. Namun tatapannya masih belum terlepas dari laura.

“Bagaimana kau…”

“Bagaiamana aku tidak terpengaruh?. Aku juga tidak tahu, tapi itu benar-benar tidak bekerja padaku” Laura duduk pada kursi didekat rak buku itu, lalu menatap Sean.

“Jadi sekarang, maukah kau menceritakan tentang ada apa dengan buku ini sebenarnya?” tanya Laura ringan.

Sean masih belum pulih dari keterkejutannya saat mendengar pertanyaan Laura. Dia segera tersadar dan menghela nafas berat.

Ekspresinya sedikit rumit, itu masih penuh kejutan, namun juga sedikit ada perasaan senang disana, serta rasa enggan.

Hal seperti ini tidak pernah telintas dalam pikiran Sean sekalipun….

***

Louis terbaring lemas diranjang rumah sakit. Kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya dan dia dipindahkan keruang rawat inap, namun dia masih belum sadar juga.

Lupakan itu, sekarang keadaan Louis tidak seperti biasanya. Keringat dingin memenuhi tubuhnya, wajahnya pucat dan dahinya berkerut dalam. Dia seperti ingin berteriak namun tidak bisa. Ingin membuka matanya tapi tidak memungkinkan. Louis merasa seperti ada yang menahan dirinya, untuk membuka matanya.

_________

**Bagi yang sudah membaca sejauh ini silahkan berikan vote dan like pada setiap chapter pada ceritanya.

Dukung author dengan memberikan vote, like, tip dan share ke teman-teman kalian agar semakin banyak yang bisa menikmati ceritanya 😇**

Terpopuler

Comments

Sahrul Nisyam

Sahrul Nisyam

Kenapa nggak sekalian mati aja sih ni Louis

2020-08-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!