Ch. 6 Pembunuhan 2

Louis, Adolf, Angela dan Billy berkumpul di atap kampus.

“Apa maksudnya ini?” Angela menatap ketiganya dengan penuh pertanyaan.

“Billy apa kau yakin saat itu, kau melihat ada yang menarik ponselmu masuk keruangan itu?” tanya Louis.

“Aku sudah mengatakan ini sebelumnya tapi tidak ada yang percaya padaku dan malah mengatakan aku berhalusinasi. lihat sekarang? Aku tidak berbohong bukan? Lagi pula untuk apa aku melakukannya?” jelas Billy pada teman-temannya dengan wajah cemberut.

“Jadi.. apa ini artinya pembunuhan ini telah direncanakan?” Adolf mengusap dagunya penuh selidik.

“Apa maksudmu ini dilakukan oleh orang yang sama?” Angela menatap mereka.

“Aku tidak tahu, tapi jika itu benar maka…..Sean harus kita awasi” ucap Louis

“Apakah kita perlu memberi tahu Laura? Dia sangat dekat dengan Sean dan mungkin akan menjadi target berikutnya” Adolf menatap mereka.

“Bisa saja. Laura juga termasuk orang yang pandai dan bisa membantu kita menyelidiki anak itu” saran Louis dan disetujui oleh semuanya.

***

Malam itu Sean habiskan dengan menelusuri Kampus Universitas.

"Sean?" suara manis terdengar dari belakang Sean, dia berbalik dan menemukan Laura yang sedang memeluk buku tebal didadanya. Dia menggunakan pakaian kasual diadukan dengan sweeter biru gelap.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sean heran.

"Ah, aku lupa mengembalikan buku tadi, jadi aku mengembalikannya sekarang. tidak perlu marah ketua aku sudah meminta izin pada penjaga diluar" ucap Laura sambil tersenyum, malihat wajah masam Sean.

"Mereka mengizinkamu? Aku saja sebagai ketua harus membujuknya berkali-kali sampai diizinkan masuk" tanya Sean menyipitkan matanya, "apa yang kau lakukan pada mereka?" tanya Sean..

"Ahh.. itu.." Laura menceritakan saat dia mengatakan pada penjaga bahwa itu adalah hari terakhir dia harus mengembalikan buku, dan besok itu akan diperiksa lagi. Awalnya penjaga tidak mau melakukannya namun dengan sedikit bujukan dan beberapa makanan ringan penjaga itu mengizinkannya masuk beberapa menit. Mungkin dia juga bisa mengerti kesusahan mahasiswa yang harus membaya denda.

"Kau anak yang buruk" ucap Sean sebagai tanggapannya. Wajahnya masih sama dinginnya namun ada sedikit senyum diwajahnya.

"Ah…kau tersenyum..ternyata kau bisa melakukannya juga?" Laura menatap Sean tidak percaya. Sean terlihat semakin tampan saat tersenyum dan itu tidak bisa disanggah.

"Apa maksudmu?" Sean menaikkan alisnya heran.

"Kau tersenyum. Itu hal yang sangat langka. Akan lebih baik jika kau sering melakukannya. Aku yakin akan banyak anak yang menyukaimu" ucap Laura canggung.

“Kenapa? Aku tidak punya alasan yang cocok untuk itu. Dan aku juga tidak ingin mereka dekat denganku. jadi untuk apa?” Sean menatap penuh pertanyaan pada Laura. Kenapa dia harus tersenyum agar disukai orang lain? Bukankah itu aneh?

Laura hanya menatapnya dan larut dalam pikirannya. Mungkin Sean tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kaku dan tidak harmonis hingga dia seperti itu? Dingin dan cuek?

Suasana canggung membuat Laura mencari bahan obrolan.

"Apa yang ketua lakukan dikampus malam-malam begini?" tanya Laura memecah Susana.

"Hanya memastikan kejadian yang sama tidak terulang lagi" Sean menjawab sambil terus menatap kedepan. Sebagai ketua angkatan dia memiliki tanggung jawab untuk memastikan tidak ada hal buruk yang terjadi lagi disana.

Ditambah lagi kecelakaan kemarin merupakan teman seangkatannya walaupun dia tidak mengenalnya. Jadi dia sebagai ketua angkatan memiliki wewenang untuk menjalangkan tugas itu.

"Hanya kau? Aku tidak diberitahu soal ini. Apa aku tidak dibutuhkan?" Laura heran mengapa hanya Sean. Kenapa tidak dengan dia dan Louis? Mungkin dia masih bisa dimengerti karena dia adalah wanita, tapi Louis juga laki-laki dan seharusnya juga menerima tanggung jawab ini.

“Begitulah” jawab Sean singkat. Jelas tidak ingin membahas masalah ini lagi.

“Ingin aku membantumu? Aku punya waktu sekarang” Laura menawarkan.

“Tidak perlu. Aku bisa sendiri, lagi pula lelaki dan perempuan di tempat seperti ini tidak akan baik bukan?” jelas Sean.

“Baiklah. Kalau begitu aku akan keperpustakaan dan mengembalikan buku” Laura berbalik

“Ingin kutemani?” saran Sean.

“Tidak perlu, aku bisa menjaga diriku sendiri. Bukankah tidak baik laki-laki dan perempuan bersama ditempat yang gelap?” ucap Laura dengan senyum menggoda.

“Baiklah. Terserah padamu saja” Sean tidak menanggapi candaan Laura dan melangkah pergi dari sana.

Laura menggelang kepalanya. Dia merasa Sean bukan hanya dingin dan cuek tapi juga tidak peka.

***

Laura meletakkan bukunnya diperpustakaan dan hendak melangkan pergi saat tiba-tiba sebuah buku terjatuh dari raknya. Laura melangkah dan mengambilnya

“Hm? Bukankah buku ini adalah buku yang waktu itu?” Laura menatap buku dengan judul ‘I m scary’ yang kebetulan adalah buku yang ditemukannya tempo hari.

Laura hendak membukanya namun langsung menghentikannya saat mengingat bahwa Sean juga ada dikampus saat itu. Jadi Laura memasukkannya kedalam sweeternya dan melangkah keluar dari sana.

Laura menyusuri koridor dan melihat sekeliling mencari keberadaan Sean namun tidak menemukannya. Sean menggunakan senter dan seharusnya akan mudah untuk menemukannya hanya dengan melihat pantulan cahaya.

“Apa dia sudah kembali?” Laura berbalik dan melangkah keluar dari gedung, namun tiba-tiba kakinya terbentur pada sesuatu hingga dia terjatuh.

“Aw! Apa itu?” Laura mengarahkan senter ponselnya pada benda yang menghadang jalannya dan menemukan sebuah linggis hitam berkarat disana.

“Siapa yang menaruh hal-hal seperti ini sembarangan?” Laura bangkit dengan sedikit meringis. Mengelus kakinya beberapa kali hingga dia bisa berdiri dengan baik lagi. Menatap kebawah namun linggis itu sudah tidak ada disana.

“Hm? Dimana alat itu? Apakah aku salah lihat sebelumnya?” Laura menngaruk kepalanya dan menghela nafas ringan. Menghiraukan hal itu dan melangkah pergi.

Tanpa laura sadari, ditempat dimana dia berdiri sebelumnya Linggis itu berpindah ketangan seseorang dengan tubuh tinggi dan penuh luka tusukan dalam diseluruh tubuhnya, tak ada kepala diwajah itu, meninggalkan leher tandus dengan darah yang mencuat dari sana seakan baru saja dipenggal. Ditangan kanannya dia menenteng sesuatu yang bulat dan berambut. Itu adalah kepalanya! wajahnya gelap, dengan mata semerah darah dengan pupil hitam pekat. Bibirnya terangkat menampakkan gigi taring yang panjang berlumuran darah.

Dia menatap lekat pada sosok Laura sebelum tertawa lantang dengan suara mengerikan.

***

Hari berikutnya Laura datang terlambat. Dia menghabiskan malam ingin membaca buku yang baru saja dia dapatkan namun dia malah melihat bahwa buku itu tidak bisa terbuka. Sangat aneh dan membuat Laura semakin penasaran dengan isinya. Dia punya dugaan dalam pikirannya yang membuatnya tidak nyaman.

“Laura” Laura berbalik saat mendengar seseorang memanggilnya.

“Louis? Ada apa?” Laura menatap Louis sesaat namun tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh Louis.

“Apa yang kau lakukan? Kita akan kemana?” Laura ingin memberontak saat melihat Louis menariknya melewati tangga dan menuju atap kampus.

Louis tidak menanggapinya dan hanya terus menariknya pergi. Sesampainya diatap Laura lansung dilepaskan dan melihat disana dia tidak sendiri. Adolf, Billy dan Angela juga berada disana menatapnya dengan tatapan yang membuat Laura menaikkan alisnya heran.

“Kenapa kalian mengajakku kemari?” tanya Laura saat mereka sudah duduk dengan mereka dalam posisi berbentuk lingkaran.

"Apa kau merasa bahwa Sean itu aneh?” Louis langsung pada inti masalahnya.

_______________

Dukung author dengan memberikan vote, like, tip dan share ke teman-teman kalian agar semakin banyak yang bisa menikmati ceritanya 😇

Terpopuler

Comments

Liliani latif

Liliani latif

dibaca ngeri tidak di baca penasaran!!! aahhh lanjut baca aja...

2020-09-29

2

Sahrul Nisyam

Sahrul Nisyam

Gue juga ngerasa Sean aneh bet. Jangan bilang dia yang bunuh teman"nya

2020-08-05

0

Anisa Rahmawati

Anisa Rahmawati

Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya.

oleh sebab itu janganlah berhenti di tengah jalan dan teruslah berkarya.

semangat selalu thorrr 😊

2020-07-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!