Ch. 17 Menjadi rekan 1

Angela memanggil Adolf dan Billy saat melihat Louis menjadi gelisah di tempat tidurnya, wajah Louis sangat pucat dan semakin pucat setiap saat membuat Angela khawatir. Dokter sudah memeriksa keadaannya dan mengatakan itu hanya gejala ringan, sebentar lagi Louis akan sadar.

Adolf datang bersama Billy, Laura dan Sean. Saat Angela memberitahu kejadian yang menimpa Louis sebelumnya dia langsung mengabari Laura yang saat itu sedang bersama Sean. Mereka berdua langsung ikut kerumah sakit karena khawatir.

“kau bilang dia akan baik-baik saja? Tapi kenapa dia belum sadar juga?” teriak Adolf pada Sean yang hanya menggelengkan kepalanya pada Adolf. Angela tidak pernah berhenti menangis didekat Louis dan menggenggam tangannya erat.

“kenapa dia belum sadar juga?...” gumam Angela disela isakannya.

Louis yang sudah sadar perlahan membuka matanya, mengerjap dan menemukan dia berada dirumah sakit sekarang.

Ada perasaan lega, bercampur dengan sedikit kemarahan dan kekesalan.

Diruangan itu Billy dan Adolf duduk dikursi dengan wajah khawatir, Angela duduk disampingnya dan terus menangis, sementara Laura mencoba menenangkan gadis itu dan mengusap-ngusap pungungnya sambil mengatakan semuanya akan baik-baik saja.

Louis tersenyum ringan melihat sepupunya itu. Namun senyumnya terhenti saat melihat pemuda yang sedang bersandar pada dinding didekat pintu, dia tampak sedang membaca buku, dengan sampul putih dan gambar seperti larutan-larutan dan semacamnya, sepertinya buku tentang kimia?

Pemuda itu memiliki rambut hitam halus terlihat sangat lembut saat tertiup angin. Wajahnya dingin, dengan kulit putih sehalus giok. Matanya yang merah darah menatap dengan serius pada buku ditangannya.

Louis melihat ini, dan langsung saja teringat akan Sean yang baru saja dilihatnya.

Andaikan mereka dibiarkan berdiri berdampingan mereka akan dikira saudara kembar, terlepas dari sifat mereka yang berlawanan, dan mata merah Sean dihadapannya ini.

Pandangan Sean teralihkan dari buku saat merasakan ada seseorang yang menatapnya, pandangannya jatuh kearah Louis yang menatapnya dengan wajah yang sulit diartikan.

Sean merasa ada yang salah dengan Louis, apa dia kerasukan? Louis yang dikenal Sean tidak akan melihatnya dengan tatapan seperti itu. Apa sosok hitam yang ditemuinya memukul kepalanya hingga otaknya bergeser dan menjadi baik seketika? Mereka berdua musuh bebuyutan ingat!

Louis melihat Sean menatapnya dan keheranan memenuhi wajahnya. Louis tertawa kecil. Sean yang kaku dan dingin sangat membuatnya muak, namun saat melihat wajah yang kaku tiba-tiba menjadi linglung seperti itu, membuat Sean terlihat seperti orang bodoh.

Angela menatap Louis saat mendengar tawa kecil keluar dari mulut Louis.

“Kau sudah sadar?!” Angela langsung memeluk Louis erat-erat sambil terus bercerita tentang bagaimana dia sangat khawatir dan tidak tidur selama dua hari karena khawatir pada Louis. Louis hanya mengusap kepalanya ringan.

“Syukurlah kau sadar juga” ucap Laura juga dengan wajah lega.

Adolf dan Billy juga langsung berlari kesana dan merasa lega saat melihat Louis benar-benar sudah sadar.

“Kau membuat kami khawatir kau tahu?! Setelah kau sembuh aku akan menghajarmu lagi hingga kau tidak akan punya keinginan untuk sakit lagi!” seperti biasa Adolf mengumpat pada Louis namun ekspreisnya sama sekali tidak sejalan dengan ucapannya.

“Tidak akan lagi…” jawab Louis dengan suara lemah dan tersenyum lembut pada teman-temannya.

“Kau baru menjawabku sekarang?!” Adolf mendengus, entah itu kesal atau terlalu senang.

Reaksi Billy sama dengan Angela, dia langsung memeluk Louis yang baru saja sadar dan menangis tentang betapa khawatirnya dia.

“Louis sahabatku yang paling baik, aku tidak makan dengan baik karena khawatir padamu, aku juga tidak tidur dengan bai_Aw!” ucapan Billy terhenti saat Adolf memukul kepalanya.

“Tidak makan dengan baik? Tidak tidur dengan baik? Lalu siapa yang menghabiskan set pitza tripleBox kemarin? Dan yang membuatku harus tidur disofa karena mendengkur sangat keras?! katakan siapa itu?!” Adolf menjitak kepala Billy karena berbohong dan bersandiwara.

Sean juga mendekati mereka namun tidak mengatakan apa-apa.

“Kau makan semua set pitza triple box sendiri?” Louis menarik kerah Billy yang masih menangis. “Kau tahu aku sangat lapar dan kau makan dengan enak disaat aku sedang sekarat?!” Louis mengucapkan dengan wajah marah yang dibuat-buat.

“Kita akan makan banyak pitza malam ini, aku akan mentraktir kalian semua!” ucap Billy dan langsung mendapat pelukan dari Adolf dan Billy.

“Kau memang paling pengertian” Louis dan Adolf berkata bersamaan.

“Aku akan kembali sekarang, ada yang harus kulakukan” Sean pamit kepada mereka semua.

“Kenapa ingin kembali? Sebaiknya kau ikut kami makan saja?” itu Louis yang meminta membuat Angela, Adolf dan Billy menatapnya heran hingga mulut mereka membentuk huruf O.

Louis yang selama ini membenci Sean hingga ketulang mengapa menjadi lunak sekarang? Apa perang antara mereka berdua telah usai.

Angela adalah orang yang paling bersemangat atas perkataan Louis, itu artinya tidak akan ada lagi yang melarangnya dekat dengan Sean mulai sekarang. Angela hanya berharap mereka berdua menjadi teman yang akrab agar dia bisa terus bersama baby Seannya…..

Sean yang tidak terbiasa dengan sikap Louis yang seperti ini juga cukup terkejut, namun tetap menolak permintaan Louis secara halus, takut membuat pihak lain marah lagi padanya. Bagaimanapun juga dia tidak ingin terus bertengkar dengan Louis karena hal yang tidak jelas.

“Kalau begitu saat aku keluar nanti, maka kita semua akan makan malam bersama. Aku akan memberikan jamuan yang enak untuk kalian” sekali lagi ucapan Louis membuat mereka yang ada diruangan itu terkejut, mereka semua tidak terbiasa dengan sikap yang ramah dan lembut ini.

Sean hanya mengangguk ringan dan pergi dari sana.

“Sean tunggu!” Laura berteriak dan menghentikan langkah Sean. “Aku juga akan kembali sekarang. Sebelumnya aku sedang melakukan hal penting dengan Sean, tapi mendengar bahwa kondisimu sedang tidak baik, jadi aku menundanya. Sekarang karena kau sudah lebih baik, aku akan melanjutkan yang tertunda sebelumnya” jelas Laura.

“Apakah itu urusan angkatang?” tanya Louis pada Laura.

Laura tidak tahu harus berkata apa dan hanya mengangguk ringan dan mengiyakan pendapat Louis.

“Apakah kalian butuh bantuan?” tanya Adolf. Namun segera dibantah oleh Laura.

“Tidak perlu, itu bukan masalah besar. Aku dan Sean sudah lebih dari cukup, sebaiknya kalian disini dan menjaga Louis. Dia baru saja sadar dan membutuhkan banyak perawatan sekarang” Laura menolak dengan halus niat baik mereka semua. Adolf dan lainnya juga tidak membahasnya lebih jauh dan membiarkan kedua orang itu pergi.

“Ayo kita makan pitza yang banyak malam ini!” ucap Adolf diikuti dengan antusiasme Louis dan lainnya.

***

Laura berjalan bersama Sean dijalan. Hari itu sudah malam namun masih banyak orang yang beraktivitas diluar rumah. Angin sepoi-sepoi meniup rambut mereka berdua.

“Jadi, apa kau akan mengatakannya sekarang” ucap Laura memecah keheningan.

Sebelumnya dia meminta Sean untuk menjelaskan tentang buku hitam dengan judul ‘I am Scary’ namun dia harus menunda semuanya karena pemberitahuan mendadak Adolf tentang kondisi Louis.

“Itu hanya buku biasa, seperti yang kau lihat” ucap Sean ringan, namun Laura jelas tidak mempercayainya.

“Jika itu hanya buku biasa apa kau bisa menjelaskan bagaimana gadis itu menjadi seperti dikendalikan oleh orang lain?. Jika itu hanya terjadi sekali, mungkin aku akan mempercayainya, tapi Adolf, Billy dan Angela jelas juga dipengaruhi oleh buku itu.

Sean mendengar ini namun masih tetap memilih untuk menutup mulut.

Laura menghela nafas dan melanjutkan “Sebelumnya aku tidak terlalu heran dengan buku itu, tapi sejak malam terakhir kita bertemu disekolah aku melihat buku itu lagi. Dan karena kau tidak ada disana saat itu, aku menyembunyikannya dan membawanya kembali kerumahku” Laura terus menjelaskan dan melihat bahwa sean jelas terkejut dengan hal itu. membaca

“Jadi karena itu aku tidak melihatnya beberapa hari terakhir” pikir Sean dalam hati dan hanya menatap diam pad Laura.

“Kau pasti tau semua ini, jadi aku akan mengatakan semuanya padamu” Laura menatap Sean tidak memberikan jawaban kembali melanjutkan ceritanya.

__________

**Buat yang sudah membaca sejauh ini silahkan berikan vote dan like pada setiap chapternya.

Dukung author dengan memberikan vote like tip dan share ke teman-teman kalian agar semakin banyak yang bisa menikmati ceritanya 😇**

Terpopuler

Comments

Sahrul Nisyam

Sahrul Nisyam

Turut berduka buat Sean

2020-08-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!