Ch. 7 Gedung tua 1

“Maksudmu?” Laura menatap Louis tidak suka, semua orang juga tahu bahwa Louis adalah orang yang paling tidak menyukai Sean. Tidak ada yang tahu alasannya karena apa. Namun banyak rumor yang beredar bahwa Sean ikut terlibat dalam salah satu masalah pribadinya, hingga membuat kekasih Louis memutuskannya. Tidak ada yang tahu pastinya namun orang beranggapan bahwa Sean merebut kekasih Louis.

Adolf menjelaskan semuanya pada laura tentang apa yang mereka alami dimalam itu, dan tentang layar desktop yang ada di ponsel Billy. Laura mendengarkan dengan seksama dan wajahnya semakin buruk semakin dia mendengar.

“Aku kemari semalam dan bertemu dengan Sean, tapi dia tidak terlihat berbeda seperti yang kau katakan. Dia seperti biasanya” ucap Laura menjelaskan pertemuannya dengan Sean.

“Kami juga tidak melihatnya dengan jelas, tapi siapa lagi yang punya mata merah disini? Kau tidak akan mengatakan bahwa itu hantu bukan?” Louis berpendapat.

“Sebelumnya kalian mengatakan bahwa sosok yang kalian temui membawa benda berat? Apakah itu sejenis linggis?” tanya Laura serius.

“Mungkin saja, itu harus bisa digunakan untuk memukul dan harus memiliki berat yang cukup untuk mengancurkan kepalamu hanya dengan satu kali pukulan. Mengapa kau bertanya tentang itu?” Louis menatap Laura dan merasa bahwa anak itu telah menemukan sesuatu.

“Kemarin malam aku sempat terjatuh dan aku menemukan ada linggis disana itu hitam dan penuh karat. aku bangkit saat mengelus sakitnya dan saat aku menatap pada tempat dimana linggis itu seharusnya berada namun itu tidak disana lagi. Aku tidak percaya hal-hal mistis dan menghiraukannya” jelas Laura. Louis dan lainnya mendengarnya dan tiba-tiba saja mereka merasa merinding.

“Tapi aku tidak melihat sosok yang kalian katakan, jadi aku tidak yakin apa itu benda berat yang sama?” tanya laura sekali lagi.

Louis dan lainnya mendengarkannya, mereka juga tidak yakin dengan hal itu. Tidak ada yang melihat apa yang digunakan untuk membunuh wanita itu. Namun linggis sangat masuk akal untuk itu.

“Untuk sekarang kita hanya perlu menyelidiki dan mengawasi Sean, dia sangat mencurigakan. Dalam dua hal ini Sean terlibat didalamnya, mungkin dia sudah mengincar Laura namun semalam bukan waktu yang tepat karena ada beberapa penjaga juga dan keamanan juga diperketat jadi dia menunda aksinya?” jelas Adolf pada mereka semua.

“Aku masih heran. Sebelumnya aku tidak terlalu memperhatikan ini. Tapi seingatku saat aku meraih ponselku saat itu, tangan yang menggapainya lebih ramping dan lebih mungkin menjadi tangan wanita dibanding pria” jelas Billy pada mereka, menyampaikan pendapatnya.

Mereka memikirkan ini beberapa saat. Ketika Angela mengangkat suara.

“Apa itu orang yang berbeda?” tanya laura.

“Aku juga baru memperhatikan ini, saat kita mengambil ponsel Billy kita berada dilantai tiga dan seharusnya dia berada didalam ruangan. Tapi kita dihadang oleh sosok itu didepan dan dilantai dua. Secara teknis itu tidak mungkin kecuali dia bisa menembus tembok dan langsung turun kelantai dua dan menahan kita” jelas Louis diikuti anggukan oleh semuanya, itu terdengar masuk akal.

Laura mendengarkan sampai disini dan menjadi semakin curiga dengan Sean. Dia juga bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Sean? Dia misterius dan latar belakang keluarganya tidak diketahui dia hanya mengatakan bahwa dia hidup sendiri dan tidak mengingat apapun tentang keluarganya. Apa dia dibuang sejak lahir?

“Aku ingin bertanya sebelum itu. Apakah kau tidak diberitahu oleh ketua kampus tentang menjaga malam? Semalam aku bertanya kepada Sean mengapa dia disana dan mengatakan bahwa itu adalah perintah langsung dari ketua” tanya Laura pada Louis yang hanya menggelengkan kepalanya.

“Seharusnya tidak. Ketua tahu ini akan membahayakan mahasiswa dan tidak akan membahayakan mahasiswa untuk hal itu. Lagi pula ada penjaga dikampus. Aku juga tidak pernah melihat Sean meninggalkan bangkunya, kapan dia bertemu kepala fakultas?” jelas Louis menjelaskan yang dia ketahui.

“Jadi maksudmu Sean berbohong? Dia punya alasan lain melakukan itu?” Angela bertanya dengan ekspresi buruk, sejak tadi semua orang terus menyalahkan Sean sebagai penyebab dari insiden pembunuhan kemarin, bagaimana mungkin dia menerimanya?

"Aku akan membantu kalian mengawasi Sean, aku cukup dekat dengannya jadi aku akan mengurusnya” ucap Laura meyakinkan.

***

Hari itu berlalu dengan cepat, semua mahasiswa fakultas kesehatan bersiap untuk kembali.

“Sean!” Laura menghampiri Sean yang akan keluar dari kelas. Sean berbalik dan menatap Laura.

“Ingin pulang bersama?” tanya Laura padanya. Namun Sean tidak menjawab dan hanya melangkah pergi.

Laura juga melangkah pergi dan mengikutinya, berjalan dengan santai.

“Kau tinggal dimana? Kau tidak pernah mengatakan itu sebelumnya?” Laura bertanya dengan santai.

“Aku tidak akan pulang sekarang, aku punya urusan penting. Kembalilah dulu” Sean meninggalkan Laura dan berjalan kegedung utama fakultas. Laura ingin mengikuti namun hari sudah gelap jadi dia kembali dan mengabari Louis dan lainnya tentang Sean.

Sean berjalan dalam gedung utama beberapa saat sambil melirik Laura diujung matanya. Saat melihat Laura telah pergi dan kampus mulai sepi, Sean berjalan meninggalkan gedung utama dan berjalan terus namun bukan menuju pintu keluar melaingkan kebelakang gedung utama sebelum langkahnya terhenti didepan gedung tua yang kelilingi garis polisi yang sudah kusut dan pudar.

Sean menatap gedung yang sunyi dan gelap itu. Kakinya melangkah melewati garis polisi dan sekali lagi pandangannya tertuju pada gedung tua itu, namun itu bukan lagi gedung yang sunyi dan sepi sebelumnya karena tiba-tiba banyak sosok muncul dari sana. Wanita, pria, anak-anak, semua muncul seakan mereka merupakan penghuni tempat itu. Namun setiap dari mereka memiliki luka-luka yang mengerikan. Ada yang kehilangan matanya, wajah hancur, tubuh yang dipenuhi luka hingga organ-organnya seakan ingin keluar dari luka itu, beberapa memiliki kepala yang terpelintir sehingga kepalanya tampak menggantung, namun diantara semua itu, mereka memiliki persamaan. masing-masing dari mereka kehilangan matanya dan hanya meninggalkan kelopak mata yang hitam dan busuk. Sean bergerak maju dan menghiraukan hal-hal itu, sesaat kemudian sosoknya menghilang dalam kegelapan.

***

“Jangan menarik bajuku sialan!” Adolf mengumpat pada Billy yang terus saja menarik kemejanya.

“Aku sangat takut sekarang! Bagaimana jika orang yang kita temui malam itu muncul lagi?” Billy berkata dengan wajah pucat. beberapa saat lalu saat dia dengan nyamannya tidur dikasurnya yang empuk, tiba-tiba saja Louis dan Adolf datang kerumahnya dan mengajaknya kekampus yang menyeramkan dimalam hari. Mendengarnya saja Billy sudah sangat takut apalagi mengikuti ide gila mereka?! ‘aku ingin kembali!!’ Umpat Billy dalam hati.

“Diamlah kalian berdua. Laura mengatakan Sean menuju kebelakang gedung utama. Cepat bergerak atau kita akan kehilangan dia” Louis berjalan menyusuri gedung utama dan dengan cepat mereka bertiga tiba di depan sebuah gedung tua dengan garis polisi yang sudah kusut mengelilingi gedung itu.

“Tempat apa ini? Aku tidak pernah melihat ini sebelumnya?” Louis mengerutkan kening, dia sama sekali asing dengan gedung ini, dilihat sekilas saja itu sudah tampak seperti gedung yang tidak terpakai, ditambah dengan banyaknya tanaman merambat disana, hanya menambah suasana suram dan menyeramkan pada gedung tua itu.

___________

Dukung author dengan memberikan vote, like, tip dan share ke teman-teman kalian agar semakin banyak yang bisa menikmati ceritanya 😇**

Terpopuler

Comments

Sahrul Nisyam

Sahrul Nisyam

Biasanya yah kalau gedung tuh seram, apalagi kalau udah tua gitu

2020-08-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!