Cakra menatap bingung kearah Abian yg sudah rapi dengan jaket kulit berlambang kepala serigala hitam dengan mata merah dipunggung nya sebagai identitas dari Black Wolf.
" Mau kemana Bos?" tanyanya bingung. Ia merasa seperti orang linglung yg tidak tau apa apa saat ini.
" Arena." satu kalimat dari Abian membuat Cakra mengerti.
" Kenapa gue gak tau?" Tanya nya lagi.
" Lo kan mesenin bakso si es kiko , tadi." Celetuk Bagas yg duduk disampingnya.
" Gue ketinggalan info penting gara gara es kiko, sialan." Dengusnya.
" Siapa yg ngajak balapan? gue tebak pasti si singa." Bagas menatap nanar Cakra. Dia yg nanya dia juga yg ngejawab. Dasar cakar ayam.
" Siapa lagi kalo bukan dia yg berani nantangin si bos balapan." Cakra menyetujui ucapan Bagas. Memang sejauh ini yg berani menantang ketua Black Wolf hanya Leon seorang. Tak ada kapok kapok nya memang si Leon nantangin Abian yg ujung ujungnya pasti akan ada baku hantam di akhir acara.
Sepertinya sudah menjadi tradisi bagi geng Tiger untuk melakukan baku hantam ketika balapan selesai karena tak terima ketua mereka kalah. Memang dasarnya gak tau diri ya gitu. Udah kalah gak terima pula.
" Niko sama kutub, kemana?" Tanya Cakra lagi. Telinga Bagas rasanya panas sedari tadi terus mendengar pertanyaan Cakra.
" Banyak tanya, Lo cakar ayam." Sungut Bagas kesal.
" Malu bertanya sesat di jalan. Nah menurut pepatah itu gue harus nanya biar gak sesat dijalan." Ucap Cakra sok bijak.
" Lo bukannya malu malah ngelunjak."
" Gue kan penasaran Gas. Siapa tau kan itu bocah malah mampir ke jembatan ancol."
" Jembatan ancol pala Lo. Udah buruan Lo mau ikut gak sih." Ucap Bagas yg sudah mengenakan jaket kebanggannya.
" Ya ikut lah. " Cakra dan Bagas segera menyusul sang ketua yg sudah stand bay diatas motor besarnya.
Brum brum brum
Abian mulai menyalakan mesin motornya yg juga diikuti oleh kedua sahabatnya. Abian memainkan gas motornya sebelum melaju ke arena balapan yg sudah mereka sepakati.
Suara sorakan dan teriakan terdengar kencang hingga memekakkan telinga. Area barisan penonton nampak penuh dengan orang orang yg akan menonton balapan malam ini. Tentu hal itu sudah hal yg lumrah bagi mereka atau bahkan sudah menjadi tradisi.
Abian dan kedua sahabatnya baru datang. Deru mesin motor mereka memecah kerumunan didepan mereka. Orang orang nampak memberi jalan untuk mereka. Siapa yg tidak tau dengan Muhammad Abian Rizky Ramadhan. Pemuda dingin yg cuek akan sekitar tak lupa dengan jabatannya saat ini yg menjabat sebagai ketua geng motor Black Wolf.
Abian menunggangi kuda besinya hingga kegaris start dimana balapan akan dimulai. Evans nampak berbisik yg diangguki oleh Abian setelahnya.
" Hati hati." Evans menepuk bahu kiri Abian sebelum balapan dimulai.
Brum
Brum
Brum
Leon tersenyum miring dibalik helm full face nya. Akan ia pastikan kemenangan akan menjadi miliknya malam ini.
" Udah siap untuk kalah?" Ucap Leon yg seakan yakin jika ia akan menang.
" Pastiin buat gak kembali nangis untuk yg sekian kalinya." Rahang Leon nampak mengetat di balik helm ketika mendengar ucapan Abian.
" Kita liat siapa yg akan menang." Bukannya tersulut akan ucapan Leon. Abian malah tersenyum miring dibalik helmnya.
Seorang perempuan dengan body bak gitar spanyol nampak berdiri ditengah mereka dengan bendera ditangannya.
Suara deruman gas motor yg dimainkan membuat suasana semakin ricuh. Suara para penonton memenuhi arena balapan yg bersorak untuk idola mereka masing masing.
ABIAN GO
GUE JAMIN KEMENANGAN AKAN JADI MILIK BLACK WOLF UNTUK YG KESEKIAN KALINYA
LEON AYO. KALAHIN KETUA BLACK WOLF
LEON
ABIAAN
" Ready?." kata perempuan tadi yg mengangkat tinggi bendera ditangannya.
" Go." ketika bendera dijatuhkan. Abian dan Leon dengan cepat melaju motor mereka hingga ke garis finis.
" Gue tebak pasti si bos yg bakal menang." Ucap Cakra .
" Pasti. Otak si Leon kayaknya udah miring. Udah sering kalah malah nantangin lagi." Niko menggelengkan kepala tak habis pikir dengan jalan pikir Leon yg menurutnya sangat kekanak kanakan.
" Lo yakin semuanya aman?" tanya Bagas yg nampak khawatir.
" Hm. Semua arena balap udah gue cek. Mereka memasang jebakan di beberapa titik dan gue udah kasih tau Abian." Jika ingin mendengar seorang Evans berbicara panjang lebar maka ini lah saat nya. Evans hanya akan bicara panjang jika situasi serius dan genting.
" Semoga si bos gak terluka malam ini." Ucap Bagas yg masih cemas. Ia tak akan lega jika belum melihat Abian sampai ke garis finis dengan keadaan bersih tanpa lecet sedikit pun.
Evans yg mengerti kecemasan Bagas menepuk bahu pemuda itu sebagai tanda jika Abian akan baik baik saja.
" Gue harap gitu." ucapnya.
Ditengah arena balap. Abian sedikit oleng karena motornya yg ditendang oleh Leon. Abian tak tinggal diam. Ketika berada ditikungan yg dibisikkan oleh Evans Abian menyalip motor Leon hingga membuat Leon keluar area.
" Sial." Umpat Leon tak terima.
Sedangkan Abian tersenyum miring. Ingin menjebaknya? Sepertinya Leon harus berlatih lebih keras.
Saat ini Abian memimpin balapan mereka. Leon nampak tertinggal jauh di belakangnya. Tinggal satu putaran lagi dan balapan menyebalkan ini akan selesai.
Ketika hampir ditikungan kedua. Mata Abian melirik samping kiri tempat area penonton. Abian lantas tersenyum miring ketika melihat salah satu anak buah Leon yg sudah siap dengan sebilah pisaunya ditangannya.
Ketika ia sampai tepat ditikungan sebilah pisau tadi melayang kearahnya. Namun Abian yg sudah memprediksi semuanya dengan cepat melepas tangannya dari stang motor dan memundurkan tubuhnya kebelakang hingga pisau tadi tidak berhasil mengenai tubuhnya.
Brum brum
Wushh
Abian berhasil melewati garis finis. Sorakan kemenangan terdengar menggema ditelinganya.
" Apa gue bilang." Ucap Cakra menghampiri Abian.
" Selamat Bos. Seperi biasa pulang membawa kemangan." Ucap Niko seraya bertos ala laki laki.
" Gak ada yg luka kan? Ada yg sakit?." Bagas membolak balik tubuh Abian untuk mengecek apakah Abian terluka.
" Aman." Bagas menghembuskan napas lega mendengar jawaban Abian.
" Lo kenapa sih. Udah kayak emaknya aja." Celetuk Niko menatap ngeri Bagas yg mengecek tubuh Abian.
" Bisa habis gue sama kanjeng ratu kalo anaknya lecet." Ucap Bagas.
" Lah kanjeng ratu nelpon, Lo?" tanya Niko penasaran.
" Iya lah bego. Makanya gue khawatir sama ni anak. Bisa mati berdiri gue di buat kanjeng ratu." Ucap Bagas lagi seraya tersenyum lega. Setidaknya ia berhasil menjaga amanah kanjeng ratu agar putra sulungnya tidak lecet.
" Mampus." Ejek Cakra .
5 menit kemudian. Leon baru saja melewati garis finis. Wajahnya nampak tak bersahabat. Ia melepas kasar helmnya dan membantingnya.
" Sialan. " Umpatnya. Lagi lagi ia kalah melawan Abian. Kenapa semesta seakan tak merestui dirinya untuk menang melawan Abian.
" Gimana rasanya kalah, untuk ke 40 kalinya?" Ucap Cakra dengan senyuman mengejeknya.
" Panas lah pasti. Udah ngajakin balapan eh taunya kalah." Sambung Niko.
" Diem, Lo." Leon menatap marah kearah dua pemuda yg sedang duduk angkuh diatas motor mereka.
" Lah kok ngamok." Ucap Niko tertawa.
" Kali ini gue emang kalah. Tapi gue pastiin besok gue bakalan menang." Ucap Leon menatap tak suka Abian.
" Besok kapan? Perasaan Lo ngomong gitu mulu. Tapi gak pernah menang." Bukan Niko yg menjawab tapi Bagas.
" Tahun depan kali." Celetuk Evans.
" Gue akan rebut semua milik, Lo. Lo gak pantes ngedapetin semua itu."
" Yakin? Bukannya Lo yg gak pantes?" Ucap Evans tersenyum miring.
" Udah . Kalo kalah y kalah aja. Gak usah sok kayak bisa ngalahin si Bos aja." Leon menatap geram pemuda yg duduk santai di motor Abian sembari memakan permen kaki.
" Maksud Lo apa ha?" Anggota Tiger yg tak terima ketua mereka di hina lantas emosi mendengar ucapan Niko.
" Lah kan bener. Ketua Lo emang gak pernah menang lawan Ketua kita."
" Ketua Lo pakai cara curang." Ucap salah satu anggota Tiger.
" Gak tau diri." Bukan Abian namun lagi lagi Evans yg berbicara. Abian sedari tadi hanya diam menyimak adu bacot yg tak bermutu didepannya.
" Bukannya geng Lo, curang? Pecahan kaca dengan paku di tikungan pertama , lemparan pisau di tikungan kedua." Geng Tiger dibuat bungkam dengan ucapan Evans.
" Gak tau diri emang. Ngatain kita curang padahal dia sendiri yg curang. Cuaks." Ucap Bagas.
" Maksud Lo apa ha?"
" Lo yg apa, ha? Kalo gak bisa bersaing secara sehat gak usah ngajak balapan." Cakra yg tadi duduk diatas motornya turun dan hendak menerjang salah satu anggota Tiger yg menyulut emosinya sedari tadi.
" Mau ngapain?" Bagas refleks menahan tubuh Cakra agar tak meninju wajah lawan. Bisa panjang urusannya jika mereka yg memulai baku hantam duluan.
" Takut? "
" Ngapain takut sama geng sampah kayak kalian." Cakra berusaha menerjang Oben yg menatapnya dengan senyuman mengejek.
" Geng Lo yg sampah." Sahut Oben.
" Sesuai perjanjian. Jangan pernah ganggu warga di pasar melati lagi." Kata Abian datar.
" Ok. Tapi gantinya cewek Lo buat gue." Leon tersenyum sinis melihat Abian yg mengetatkan rahangnya. Begitu juga dengan inti Black Wolf yg lain. Mereka seketika menatap tajam Leon yg membawa Sava dalam pembicaraan mereka.
Sava? Tentu karena selama ini Abian belum pernah dekat dengan gadis manapun di SMA Cendrawasih. Kedekatan Sava dan Abian saat Sava dihukum tentu dengan cepat sampai ke telinga musuh. Mengingat jika sebagian anak buah Leon bersekolah disekolah mereka.
" Dia cantik juga. Siapa namanya? Oh ya Sava." Abian berusaha mengatur emosinya agar tak tersulut akibat ucapan Leon.
" Bangsat. Gak usah bawa bawa cewek dalam masalah kita." Sungut Cakra tak terima.
" Kenapa? Takut kalo cewek Lo jatuh cinta sama gue."
" Sava punya selera tinggi kali." Leon tak mengindahkan ucapan Bagas.
Leon mendekati Abian dan tersenyum miring.
" Gimana jika dia mendesah penuh kenikmatan di bawah gue. Pasti sangat seksi."
Bugh
Satu pukulan mendarat sempurna di wajah mulus Leon. Tangan Leon terangkat agar anggotanya tak ikut campur.
Leon tersenyum miring menatap Abian remeh.
" Kenapa? Bukankah kita bisa berbagi."
Bugh
Lagi lagi Abian memukul wajah Leon hingga sudut bibirnya berdarah.
" Jangan pernah ngebayangin hal kotor, dengan cewek gue." Tekan Abian tajam.
Abian menarik kerah baju Leon dan menatapnya tajam. Leon sedikit gemetar kala melihat tatapan tajam bak silet dimata pemuda didepannya.
" Gue pastiin hidup Lo akan menderita. Jika Lo sentuh satu helai rambut, cewek gue." Tekan Abian.
Bugh
Abian memukul wajah Leon untuk ketiga kalinya sebagai peringatan. Abian mendorong tubuh Leon hingga tubuh laki laki itu terjerembab kebelakang.
" Gue ratain geng Lo sampai Lo sentuh cewek , Gue." Abian berkata dingin dan datar hingga membuat lawan bicaranya gemetar.
" Cabut." Perintah Abian Pada anggotanya.
" Lain kali. Siapin mental kalo gak mau kalah untuk 41 kali nya."
" Hanya cowok bajingan yg libatin cewek dalam masalahnya."
" Cupu."
" Mending Lo turun pangkat deh. Jadi ketua kok egois."
Leon mengeram marah mendengar ucapan inti dari Black Wolf yg meremehkan nya. Akan ia buat Abian menderita hingga meminta ampun padanya.
Sava? Nama yg cantik
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments