03

Sava dan ke dua sahabatnya tampak tertawa entah karena apa. Mereka yg baru saja berjalan meninggalkan area parkir harus menghentikan langkah mereka ketika seseorang meneriaki nama Sava.

" WOY, SAVA." Teriak orang itu sambil berlari.

" Ngapain lo lari, Pram?" tanya Sava bingung.

" Hehe, gak papa. Pengen jalan bareng lo aja ke kelas." kata Pramu tertawa menampilkan gigi rapinya.

" Oh, ayo." ajak Sava berjalan duluan dan disusul oleh Pramu. Sedangkan Jihan dan Dyra mendengus kesal kala Pramu sudah menyabotase sahabat mereka.

" Pramu sialan. Maen sabotase sahabat orang aja." Delik Jihan kesal.

" Enek gue liat si Pramu. Kalo udah ada dia pasti si Sava di tempelin mulu."

"Kayak nya kita kudu jagain bocil kita dari si brengsek Pramu, Dyr." Dyra mengangguk lalu menyusul Sava dan Pramu yg sudah berjalan menjauhi mereka.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada segerombolan pemuda yg menatap mereka dari arah parkiran.

" Mereka pacaran?" tanya Cakra saat melihat Pramu yg berjalan berdekatan dengan Sava.

Bagas menggeleng. " Kayaknya enggak deh." ucapnya.

" Dari mana lo tau?" Tanya Niko.

" Ya tau lah gue kan masuk akun gosip kelas XI IPS 2." Ucap Bagas bangga.

" Si Pramuniaga itu suka sama Sava, tapi Sava kayaknya gak suka sama tuh penjaga toko." Jelas Bagas.

Cakra mengangguk. Semangat yg tadi hilang kini sudah terisi kembali setelah mendengar penjelasan Bagas.

" Masih ada harapan buat, gue." Cakra merapikan rambutnya kebelakang dan hal itu membuat kadar ketampanannya bertambah.

" Mana mau Sava sama modelan playboy kayak, lo" Bagas Menoyor kening Cakra hingga sang empu mundur beberapa langkah.

" Orang ganteng kayak gue siapa sih yg gak mau." ucapnya sombong.

" Ganteng kalo diliat dari lubang semut." Tiba tiba Evans berucap yg membuat Cakra langsung memegangi dadanya.

" Abang jahat." ucapnya men drama seperti orang kesakitan.

" Kelas." Abian yg sudah jengah dengan tingkah absurd sahabatnya langsung berjalan menuju kelas mereka.

Tanpa disadari diam diam Abian mengepal erat tangannya melihat adegan tadi. Berani sekali pemuda itu berdekatan dengan miliknya. Miliknya? entahlah yg pasti Abian tertarik pada gadis yg sudah menabraknya kemarin.

....

Sava merenggut kesal ketika ia lupa membawa buku tugasnya. Sedangkan teman temannya sudah maju satu persatu untuk mengumpulkan tugas mereka.

" Tugas lo mana, Va?"

" Gue lupa bawa , Dyr." Wajah Sava sudah cemberut. Pasti ia akan dihukum setelah ini.

" Lah gimana dong?" tanya Jihan.

" Gimana lagi, y dihukum lah." ucap Sava kesal.

Obrolan mereka terhenti kala Bu Maya selaku guru bahasa indonesia disekolah mereka memanggil nama Sava.

" Sava Fairuz Mahira." Panggil Bu Maya.

Sava berdiri dan berjalan kearah meja guru.

" Mana tugas kamu?" Tanya Bu Maya kala Sava tidak membawa buku ditangannya.

" Buku tugas saya kelupaan Bu, dirumah."

" Gimana bisa lupa? kamu gak liat pelajaran hari ini."

" Namanya juga lupa, Bu"

" Berdiri di lapangan upacara sambil hormat sampai jam saya habis." Sava merenggut kesal ketika mendengar hukumannya.

" Yang lain deh , Buk"

" Panas lo, Buk diluar." tawar Sava ketika melirik jendela dimana matahari sedang benar benar mengeluarkan cahayanya pagi ini

" Saya gak terima bantahan, Sava."

Akhirnya mau tak mau Sava menurut. Dan disinilah ia berada, ditengah lapangan didepan tiang bendera sembari hormat.

" Kenapa gak teduh aja sih." keluhnya.

" Kenapa harus di tengah lapangan coba. Kenapa gak dibawah pohon aja kan adem."

" Matahari bisakah kau sembunyikan cahaya mu? aku panas dan butuh udara segar." Kata Sava menirukan nada bicara yg pernah ia lihat di tik tok.

" Sialan emang. Bu Maya emang tegaan orang nya ." dengusnya kesal.

" Mana masih lama, lagi."

Namun tiba tiba Sava merasa heran, kenapa tempatnya tiba tiba menjadi gelap bukankah didepannya panas. Sava memperhatikan tempatnya berdiri dan lapangan didepannya. Bukankah panas, kenapa ditempatnya malah teduh.

Sava menoleh kesamping dan melihat jika ada seorang Pemuda yg berdiri disampingnya. Pemuda itu tinggi dengan bahu lebar yg hingga bisa menghalangi panas matahari yg mengenai dirinya.

Abian terkekeh melihat gadis didepannya yg mengerjap lucu melihat dirinya. Sungguh sangat manis, mata bulat dengan hiasan kaca mata itu menatap polos dirinya dengan mulut yg sedikit terbuka.

" Wah, ganteng." ucapan terlalu jujur Sava membuat Avian tersenyum.

" Manisnya... Eh?" Sava seketika tersadar dari pikirannya yg memuji pemuda didepannya.

" Sudah puas liatin nya, hm?"

' Suaranya itu lo, behh menggoyahkan iman.' batin Sava terpukau.

" Lo ngapain disini?" dengus Sava ketika sadar siapa yg berdiri di sampingnya dan menghalangi cahaya matahari yg mengenai dirinya.

" Melindungi milik ku dari sinar matahari." Sava melotot kala Abian menyebut dirinya sebagai miliknya. Hello dia bukan milik siapapun.

" Lo gila, ya?"

" No, sayang." ucapnya lagi.

" Terserah lo deh." pasrah Sava. Sava mengelap keringan yg menetes di dahinya.

" Capek." lirihnya namun masih bisa didengar oleh Abian.

Aaaa

Sava berteriak kala tubuhnya seperti melayang di udara.

" Eh, lo ngapain? turunin!!" Sava kaget ketika Abian menggendongnya dan membawanya ke bawah pohon dipinggir lapangan.

" Lo ngapain gendong gue, ha?" ucapnya kesal ketika Abian menurunkannya di atas bangku dibawah pohon.

Sava menatap sekitar, untung tak ada yg melihat aksi nekat Abian tadi. Jika tidak pasti satu SMA Cendrawasih akan heboh ketika melihat ketua Black Wolf yg katanya sangat dingin dan anti lawan jenis malah menggendong dirinya.

" Gak usah cemberut, cantik kamu nambah." ucap Abian lembut.

Tunggu? Pemuda didepannya baru saja menyebut dirinya cantik? oh ****, ini gila. Wajah Sava seketika memerah ketika secara tidak langsung Abian memuji dirinya.

" Lucu." Abian mencubit pipinya dan hal itu semakin membuat wajah Sava memerah malu. Ayolah siapa yg tidak baper jika dikatai cantik dan lucu sama Cowok terganteng di

SMA ini.

" Tunggu disini. Jangan berani untuk kabur."

" ****." Umpat Sava dalam hati. Kenapa pemuda tau saja jika dirinya ingin kabur.

Tak lama Abian kembali dengan membawa botol minuman ditangannya.

" Minum." ucap Abian menyodorkan botol minum ditangannya dan duduk disamping Sava.

Sava yg memang kehausan langsung mengambil botol minuman itu dan meminumnya.

" Makasih." ucap Sava setelahnya.

" Nanti aku ke kelas kamu waktu istirahat." Belum juga Sava menjawab Abian malah lebih dulu meninggalkan dirinya.

" Gue kan belum jawab?" ucapnya bingung.

" Bodo amat lah." Sava juga ikut meninggalkan area lapangan ketika bel berbunyi menandakan jika waktu hukumannya selesai.

**Jangan lupa buat Like ,Vote dan Favorit nya ya. Satu like dari kalian sangat berharga bagi penulis.

Oh ya jangan lupa buat koment juga, Kalian juga bisa kasih masukan buat karya saya. So, jangan lupa tinggalin jejak. Jangan menjadi pembaca bayangan.🍭🍭**

Terpopuler

Comments

S.Syahadah

S.Syahadah

sukak sama cerita cerita anak sekolah gini hi

2023-10-22

1

yani nuryani

yani nuryani

so sweet

2023-10-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!