" Sav, Ayo!!"
Jihan menatap kesal Sava yg entah sedang mencari apa.
" Cari apa sih?" tanya Dyra heran melihat Sava yg khawatir seakan ingin menangis.
" Buku harian gue, ilang."
" Emang lo tarok dimana?"
" Dibawah laci. Tadi ada kok disini."
" Lo yakin naroknya disitu?" Jihan dan Dyra akhirnya ikut membantu Sava mencari buku hariannya.
" Yakin banget." ucapnya sangat yakin.
" Kalo ilang beneran gimana?" ucapnya dengan mata berair.
" Gak kok. Palingan keselip doang." ucap Dyra menenangkan Sava.
Setelah, 10 menit lamanya mencari namun pada akhirnya mereka tidak menemukan buku Sava. Sava berjalan keluar kelas dengan gontai. Ia merasa semangat hidupnya seakan hilang entah kemana.
Disaat sedang berjalan diarea parkiran. Mata Sava tak sengaja menangkap satu objek berbentuk persegi berwarna biru muda ditangan seorang pemuda. Dengan langkah lebar Sava menghampiri pemuda itu dan merebut benda itu.
" Eh." kaget pemuda kala benda ditangannya dirampas kasar.
Sava menatap tajam laki laki itu, setelah memastikan jika benda itu adalah milik nya.
" Ngapain lo nyuri buku gue, ha." teriaknya.
Sedangkan pemuda itu hanya diam kala seorang gadis berteriak dengan wajah marah didepannya.
" Bentar." ucapnya. " Gue gak nyuri buku, lo." sambungnya.
" Terus ini apa?" Sava mengangkat buku ditangannya dan laki laki itu menggaruk tengkuknya yg tak gatal.
" Sumpah Gue gak nyuri." elaknya.
" Halah maling mana ada mau ngaku." desis Sava tajam.
" Parah lo, Nik. Masa nyuri buku cewe." Panas Bagas.
" Bener. Lo jatuh miskin ya sampai gak mampu beli buku." tambah Cakra.
" Bukan gue , woy lah." Niko menjambak frustasi rambutnya . Kenapa ia malah dituduh nyuri itu buku cewek cupu. Niko menatap penuh musuh kearah dua temannya yg malah memanasi situasi.
Sedangkan Abian dan Evans hanya menjadi penonton.
" Makanya kerja kalo mau dapet duit. Jangan nyuri punya orang." Sava menendang tulang kering Niko lalu berjalan mendekati kedua sahabatnya yg hanya menatap diam dari kejauhan.
" Awas lo cewek cupu. Sialan." Niko meringis kesakitan kala tulang kering kakinya ditendang kuat oleh Sava.
" Gue tandain lo" teriak Niko lagi dan dibalas acungan jari tengah oleh Sava.
" Mampus." ucap Bagas dan Cakra menertawai Niko yg kesakitan.
" Temen laknat lo berdua."
" Makanya jangan nyuri." ejek Bagas.
" Gue gak nyuri, ya. Tadi gue nemuin itu buku di koridor deket kelas kita."
" Alasan lo, es kiko."
" Aah , terserah lo deh. ck, sialan emang tu cupu." umpatnya lagi.
" Cantik kayak gitu lo bilang cupu? katarak ya mata lo." ucap Cakra.
" Kayaknya dia perlu ke dokter mata si Cak." tambah Bagas. Lalu kedua pemuda itu kembali tertawa mengejek Niko.
" Halah siapa sih yg gak tau sama tu cupu. Satu SMA juga tau kali." ucap Niko.
" Iya juga ya. Kalo gak salah namanya ,Sava?" ucap Bagas berusaha mengingat nama gadis yg sudah menendang Niko.
" Bener, Sava." Cakra berucap semangat dengan tersenyum. " Gue harus dapetin nomor tu cewek." tambahnya.
" Jangan cari tau tentang gadis itu. Apalagi dapetin nomornya." Ancam Abian dingin menaiki motornya dan melaju meninggalkan sahabatnya.
Keempat pemuda itu hanya menatap bingung ketua mereka lalu mereka saling menatap dan tersenyum misterius.
" Sava." ucap Abian dibalik helm full face nya.
" Menarik." tambahnya.
....
Sava sudah sampai dirumahnya dengan kedua sahabatnya. Dyra dan jihan yg duduk diatas kasur Sava sedangkan Sava yg duduk selonjoran di lantai dengan alas karpet bulu.
" Lo pada mau makan apa?" tanya Sava sembari membuka aplikasi Grab food.
" Gue bakso." ucap Jihan langsung menatap antusias Sava.
" Gue nasi padang aja." ucap Dyra.
" Ok." Sava memesan pesanan mereka lalu beralih membuka akun sosial medianya.
" Lo keren banget tadi, Va." puji Jihan.
Sava menatap bingung Jihan. Apanya yg hebat? bukankah tadi dirinya hanya menendang tulang kering Niko.
" Apanya yg keren?" tanya Sava bingung.
" Lo gak takut kalo mereka bales lo?" bukannya menjawab pertanyaan Sava, Jihan malah bertanya balik.
" Ngapain takut? sama sama makan nasi juga. Kalo dia makan batu baru takut." Sava berdiri dan melangkah keluar kamar.
Tak lama Sava berteriak memanggil kedua sahabatnya.
" LO PADA MAU MAKAN GAK? "
" MAUUU."
" BURUAN. KALO GAK GUE KASIH SAMA KUCING TETANGGA."
Jihan dan Dyra langsung berlari keluar kamar menghampiri Sava agar makanan mereka tak dikasih ke kucing tetangga. Karena Sava tidak pernah main main dengan ucapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments