O1

Kring kring

Murid murid bersorak gembira ketika bel istirahat berbunyi. Terutama untuk kelas yg jam pertamanya adalah hitungan. Seperti ketiga gadis ini, mereka tampak mengemasi barang mereka sebelum pergi ke kantin untuk mengisi perut yg sudah berteriak minta untuk di isi.

" Pulang nanti, kita kerumah lo ya, Va." ucap Jihan berjalan beriringan dengan kedua sahabatnya menuju kantin.

" Iya. Sekalian nginep." sambung Dyra.

Sava mengangguk. " Bawa baju ganti. Gue gak nerima pinjaman soalnya." ucapnya sedikit menyindir.

Dyra dan Jihan hanya nyengir ketika mendapat sindiran tak langsung dari sahabat mereka.

Suasana sumpek dengan banyaknya para murid yg berbondong bondong memasuki kantin dan mengantri di stand stand makanan. Sava mendengus kesal. "kenapa kantin bisa sesumpek ini? mana mejanya penuh semua." kesalnya.

Dyra mengedarkan pandangannya untuk mencari meja yg masih kosong. Dan yap, dia mendapatkannya.

" Disana kosong." ucapnya menarik tangan Sava menuju meja yg ia maksud.

" Lo serius?" Jihan menahan tangan Sava yg mana membuat Dyra juga ikut menghentikan langkahnya.

" Ya iyalah. Dugong ." Ucap Dyra agak ngegas. Ayolah dirinya sudah kelaparan saat ini.

" Tapi meja itu deket meja nya inti Black Wolf."Jihan seakan enggan untuk melangkah ketika melihat meja yg dimaksud oleh Dyra berdeketan tidak bersampingan dengan meja Inti Blac Wolf.

" Buruan woy. Cacing gue udah pada demo." Sava meninggalkan kedua sahabatnya yg masih adu bacot dan duduk di tempat yg dimaksud oleh Dyra.

" Yaelah si Bocil." dengus Jihan.

" Udah lh. Mending lo pesen makanan dulu. Kayak biasa aja." putus Dyra dan mau tak mau Jihan mengangguk dan memesan makanan mereka.

Sedangkan di meja samping mereka. Mata Cakra langsung seger ketika melihat cecan duduk dimeja samping mereka.

" Kepala gue mau pecah." adu Bagas mendramatis.

" Mana pagi pagi disuruh belajar kimia lagi. " keluh Niko.

" Enak ya jadi orang pinter."

" Hooh. Bos kasih tutor dong biar pinter kayak lo bedua." Kata Niko.

" Ya elah bos. Pelit amat sama suara." Niko mendengus kala tak mendapat respon dari Abian.

" Van." panggilnya . " Resep jadi pinter apa ?" sambungnya.

" Jampi jampi." Niko melotot mendengar jawaban Evans.

" Emang bisa?"

" Coba aja?" Ucap Evans datar.

" Lo percaya Gas?" tanyanya pada Bagas.

" Ya enggaklah es kiko. Kalo mau pinter yg belajar. Jangan nonton cara buat anak." sarkas Bagas.

" Sampah banget mulut lo, tabung gas."

" Terserah lo deh, es kiko. Tanya noh si Cakra dia kenal sama tukang jampi jampi yg manjur." Niko menoleh kearah Cakra dan malah mendapati Cakra yg bengong.

" Woy, anak tuyul."

Plak

" Sakit , bangsat." Niko mengusap wajahnya yg terasa panas karena ditampar Cakra.

" Lagian lo ngagetin aja, setan."

" Lo liatin apa sih? Kayak orang bodoh gitu."

" Cecan bro." ucapnya kembali menatap meja sebelahnya.

" Lah itu bukannya cewek yg nabrak si bos tadi pagi?" Ucapan dari Niko membuat Abian mengalihkan pokusnya kemeja sebelah.

" Lah iya. " ucap Cakra barus sadar.

" Cantik kayak bidadari ." puji Cakra. Jiwa Playboy nya seakan meronta untuk keluar menggoda gadis di sebelah mereka.

" Pake kaca mata aja cantik. " sambung Bagas yg juga ikut nimbrung.

Abian hanya menatap gadis yg mereka maksud yg tak lain adalah Sava dengan tatapan tajam. Sedangkan Evans memilih tidak ikut campur dan menikmati makanannya.

" Makasih, Jihan sayang." Sava tersenyum lebar saat Jihan datang membawa makanan mereka.

Air liurnya seakan mengalir keluar melihat semangkuk bakso yg sangat menggugah seleranya. Tanpa banyak komen Sava langsung melahap baksonya dan menuang sambal hingga kuah baksonya berwarna merah.

Dyra dan Jihan yg melihat Sava menuang Sambal cabe hingga kuahnya berwarna merah bergidik ngeri.

" Jangan banyak banyak. Nanti lo sakit perut." peringat Dyra kala Sava akan kembali menuangkan sambal ke baksonya.

Uhuk uhuk

Jihan langsung menyodorkan air minum kepada Sava.

" Makannya pelan pelan aja, bocil." ucap Jihan mengusap punggung Sava.

Muka Sava memerah dengan mata berair.

" Pedes." Ucapnya mengipasi mulutnya yg serasa terbakar.

" Udah dibilangin jangan banyak banyak, bandel sih lo." ucap Dyra kesal.

" Pedes Dyr." adunya seperti anak kecil.

Dyra menyodorkan sekotak susuk kepada Sava dan langsung diminum oleh Sava. Dyra memang selalu membawa susu kotak di sakunya . Jaga jaga kalo Sava kepedesan seperti saat ini.

" Udah gak usah dimakan lagi." cegah Dyra saat Sava akan menyendok kembali baksonya.

" Gue masih pengen."

" Nanti lo kepedesan lagi, Bocil." sungut Jihan ikut mencegah.

" Tadi gue batuk makanya kepedesan. " elaknya.

" Tinggal dikit lagi, Han. Mubazir." Sava merebut mangkok baksonya ditangan Jihan dan kembali memakannya.

" Pedesnya nyakitin tapi nikmat." ucapnya.

Dyra dan Jihan hanya menghela napas pasrah. Melarang Sava adalah kemustahilan. Karena baginya larangan adalah perintah.

Abian tersenyum tipis melihat kelakuan Sava. Senyuman tipis yg tak disadari oleh siapapun.

" Lucu." batinnya.

Terpopuler

Comments

Bang degol

Bang degol

penghuni nya gesrek semua thor bikin bengek

2023-10-21

0

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Lucu emang kelinci....wooy sadar Abian...awss lho kena panah si cupid

2023-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!