Setelah beberapa hari setelah kejadian pengembalian tas itu Ifan dan Ifani jadi semakin sering bertemu.
Seperti sekarang mereka tanpa sengaja bertemu di perpustakaan yang pernah dikunjungi beberapa hari lalu.
Dan tanpa sengaja juga Ifan mengajarkan Ifani soal matematika yang Ifani ngak mengerti.
"Ini caranya begini loh ,,kenapa kau bodoh sekali sih " ujar Ifan.
"Ooh maaf maaf aku lupa caranya hehehe" ujar Ifani.
"Kau ini kenapa sih soal mudah ini kau nggak tahu " ejek Ifan.
"Aku lelah ..aku mau beli minuman kau mau ikut??" ajak Ifan.
'Nggak...aku mau baca buku aja" jawab Ifani.
Setelah Ifan pergi Ifan melipat tangannya di atas bangku dan mulai tertidur. Akhir akhir ini dia sering sekali nggak bisa tidur memikirkan apa yang akan terjadi pada hidupanya setelah hari ini.
Setelah beberapa menit Ifan kembali dan sudah mendapati Ifani yang sudah tertidur lelap.
"Kalau ngantuk kenapa juga dia memaksa dirinya belajar" ujar Ifan lalu melanjutkan membaca bukunya.
Hari sudah semakin sore dan Ifani masih juga belum bangun dari tidurnya hingga dibangunkan oleh Ifan.
"Heii ...bangun " ujarnya membangunkan Ifani.
Ifani pun langsung bangun dan terkejut.
"Kau sudah datang ya beli minumannya jadi ayok lanjut belajar " ujar Ifani.
"Ayo pulang " ajak Ifan.
"Lohh ...kok pulang aku kan belum ngerti"~Ifani.
"Lihatlah jamnya"ujar Ifan menunjukkan jam besar yang ada disana.
"Waahhh ...kenapa kamu nggak bilang sih?? Jadi ngerepotin kan " kesal Ifani.
"Aku kesini untuk belajar ,bukan untuk mengajarimu dan biasanya aku memang pulang jam segini " jawab Ifan.
"Loh bukanya kemu kesini untuk membantuku belajar matematika??" tanya Ifani.
"Siapa bilang?? Aku hanya kasihan melihat pengemis yang sedang belajar giat sampai lupa untuk menyisir rambutnya saat keluar " ejek Ifan sambil tertawa kecil.
Ifani yang mendengar itu malu dan segera mengeluarkan cermin di tasnya lalu melihat rambutnya yang terlihat tak pernah disisir dua hari.
Di tengah tengah jalan mereka berpisah karna rumahnya berbeda.
Di jalan Ifani melihat Wulan yang sedang berjalan dengan tergesa gesa.
"Wulan, kau mau kemana??" sapa Ifani.
"Aku sedang cepat cepat lebih baik kau pulang saja sana!!"ujar Wulan dengan intonasi yang tak terlihat sepertinya yang polos.
"Dia kenapa??"tanya nya pada diri sendiri,padahal akhir akhir ini merka sering ngerumpi bersama.
Marasa penasaran dia pun mulai mengikutinya ,betapa terkejutnya dia melihat temannya itu sedang ditendang tendang oleh sekumpula orang.
Di pun mencari akal untuk menyelamatkan wulan.
"Haii teman teman apa kalian melihat Wulan lewat sini?? Aku ingin mengajakknya membuat tugas kelompok ini mendesak banget karna tugasnya disetor besok jadi aku pinjam Wulan sebentar yaa " ujar Ifani langsung merangkulnya dan membawanya pergi.
"Lepas !!"teriak Wulan.
"Ssstttt !! Aku sedang menolongmu jadi mending diam dan segera pergi dari sini"jawab Wulan.
Wulan malah menghempaskan Ifani dan memelotinya.
"Kalau aku pergi maka besok aku yang harus menanggung semuanya tahuu !!" ujarnya kasar kepada Ifani.
"Siapa dia ??" tanya salah seorang disana.
"Apa dia temanmu??" tanyanya lagi.
"Nggak ..nggak dia buka temanku bahkan aku nggak mengenalnya" jawab Wulan.
"Kenapa dia malah berpura pura begitu" ujar Ifani.
"Tapi yang aku tahu dia adalah orang yang sering menyebarkan rumor bahwa kau sering membuly orang kepada orang lain " ujar Wulan.
"Benarkah??" tanyanya.
" iya dia bahkan mengejek namamu yang tak sesuai dengan perbutanmu" jawabnya.
"Oh jadi dia ya yang disebut mulia putri itu??" ujarnya Ifani sendiri.
"Kau pikir namaku Mulia ya ?? Sini aku perkenalkan namaku Putri " ujar Mulia sambil memegang pipinya diakhiri oleh cubitan kecil yang membuatnya sedikit kesakitan.
Wulan sedang menatap Ifani sambil tersenyum puas sambil melanjutkan segala hal buruk mengenai Mulia bahkan hal yang tak pernah dia perbuat atau katakan dia katakan dengan lantang.
"Wulannn !! Aku nggak pernah mengatakan ituu !! Kenapa kau tega begini ,aku berharap bisa membantumu tapi kenapa kau malah terus ingin berada disini?? Apakah menyenangkan dipukul seperti ini setiap harii?? " teriak Ifan merasa kecewa dan menyesal telah mempercayai orang yang bahkan belum dia tahu bagaimana dia sebenarnya.
"Plakkkk" tamparan mendarat di pipinya Ifani.
"Kau pikir tak sakit ditampar ?? Aku nggak menyangka kau bisa berbuat begini padahal aku berusaha percaya padamu" ujar Ifani.
"Kauu!! Mulia !! sebaiknya kau hentikan saja perbuatan yang membuang buang tenaga ini dengan belajar ,aku pikir itu lebih baik " saran Ifani lalu meninggalkan mereka.
Lanjut episode selanjutnya yaa........
😂😂😂😂?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments