Tik... tik... tik.
Sebuah tetesan, demi tetesan mulai turun dari langit, dan jatuh tepat mengenai pori-pori kulit.
Mereka terlalu terlarut pada cerita masa lalu, hingga tak sadar awan mulai mendung, kemudian menitihkan air sedikit, demi sedikit.
Bagai mengetahui perasaannya saat ini, alam ikut mengeluarkan tangisnya yang bernama hujan.
Tak ingin terkena hujan mereka pun segera menuju mobil untuk berteduh. Didalam mobil kei meminta untuk melihat data-data tentang kasus tuan hideki dan langsung diiyakan oleh kenzo.
Setelah mengamati dengan teliti, kei merasa aneh, karena hanya sekitar 3 buah kertas saja data tentang kasus hideki.
" Tuan kenzo, apa hanya ini?, " tanyanya keheranan.
" Em, itu adalah data yang ku kumpulkan selama 3 bulan. Sangat sulit untuk mendapatkan data-data ini karna pangkatku yang rendah, itu artinya akses yang ku jangkau juga tidak begitu luas, " jawab kenzo.
" Hanya ada sedikit informasi tentang korban, pelaku, tempat kejadian dan sidang yang dilaksanakan pun tidak dijelaskan dengan rinci, hanya berisi tanggal sidang pertama sampai terakhir, " celetuk kei.
Kei mulai membacakan inti isi yang ada pada dokumen tersebut, korban bernama nanako,
berusia sekitar 9 tahun.
Tersangka bernama, daisuke hideki, berusia 37 tahun, pekerjaan sebagai pemilik toko roti.
Tempat kejadian, di sebuah gang buntu yang sempit, berjarak sekitar 38m dari stasiun ikuta.
Sidang pertama, dilaksanakan pada tanggal 12-05-2015.
Sidang terakhir, dilaksanakan pada tanggal 19-05-2015.
Bukti-bukti yang memberatkan hideki adalah, ditemukannya air mani milik hideki yang berada di bibir v*g*na, dan sekitar selangk*ngan nanako, serta ditemukannya seutas tali berisi sidik jari hideki yang digunakan untuk memb*n*h nanako, dengan cara menjerat lehernya, dengan tali tersebut.
Sidang hanya dilaksanakan sebanyak 2 kali, Dan hakim memutuskan hideki bersalah, ia terjerat pasal pemerk*saan anak dibawah umur serta pemb*n*han, lalu memberinya hukuman mati.
Setelah membaca dokumen itu, kei menelan ludahnya cukup kasar. Buktinya sangat valid tapi masih banyak kejanggalan, mulai dari, Siapa yang menemukan Mayat Nanako?. Tidak ada satu orangpun saksi, bahkan sampai hakim yang bertanggung jawab atas pengadilan hideki pun tak diketahui siapa.
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya kei mencoba bertanya pada kenzo.
" Tuan kenzo, apa kau dan tuan daisuke minum-minum saat makan malam waktu itu?. "
" Tidak, kami berdua tidak suka minum alkohol, aniki lebih memilih merokok daripada minum, jadi aku bisa pastikan dia tidak mabuk saat itu, " jawab kenzo.
Kei kembali memandang dokumen itu dengan ekspresi nya sekarang, yang terlihat sedang berpikir dengan kerasnya.
Kenzo hanya mengamatinya cukup lama, hingga akhirnya ia memecahkan fokus kei dengan pertanyaan yang ia lontarkan,
" Kei, apa kau melihat aniki di makam tadi?, " tanya kenzo setelah ia mengamati kei melihat foto hideki di dokumen tersebut.
Kei menggeleng kan kepalanya pelan, dan menjelaskan bahwa tidak ada orang, ataupun makhluk lain di makam tadi.
" Begitu ya, maaf menanyakan hal konyol padamu, " ucap kenzo yang terlihat kecewa mendengar jawaban kei.
" Entah mengapa aku sedikit rindu padanya, " ucapnya sembari tersenyum kecut.
Kei yang melihat kenzo bersedih segera meletakan dokumen di atas pangkuannya, kemudian kedua tangannya mulai meraih tangan kenzo. Keduanya kini saling melempar pandangan satu sama lain.
" Tuan kenzo, tegar lah, tuan daisuke juga tak ingin melihatmu dalam keadaan bersedih. "
" Kebenaran pasti akan terungkap dan,
jika kau membutuhkan seseorang untuk berbagi cerita, aku siap mendengarkan kapan saja. Aku akan berusaha menjadi seperti tuan Daisuke agar kau tak bersedih dan kesepian lagi, " ucap kei sembari tersenyum tulus pada kenzo.
Kenzo hanya terus terdiam, menatap orang yang kini berusaha menghiburnya. Tak lama kei melepaskan genggaman nya, wajahnya kini memerah seperti tomat dan terasa panas. Dengan gagap ia menjelaskan agar kenzo tak salah paham.
" M-Maksudku b-bukan seperti itu. A-Aku hanya b-bermaksud menghiburmu. Aku mohon jangan salah paham. "
Kini kei mengalihkan pandangannya sembari mengelus-elus bagian belakang lehernya, menyembunyikan wajah memerahnya yang merasa malu.
" Terimakasih, " ucap kenzo sembari mengacak rambut kei, yang membuatnya bertambah memerah.
Kei tak berani menoleh,melihat ekspresi kenzo saat mengacak rambutnya. Entah mengapa, kini jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya, benar-benar perasaan aneh yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, tak lama ia berusaha mengatur nafasnya agar lebih tenang.
Suasana hening sejenak, hanya suara rintikan hujan yang mengenai logam besi body mobil yang membuatnya tampak ramai.
Kenzo membuka percakapan, berusaha mengubah suasana canggung mereka.
" Kei, maaf jika aku membahas Akane lagi.
Tapi aku mendengar kabar jika dia bunuh diri dirumahnya. "
Kepala kei kini menoleh setelah mendengar apa yang dikatakan kenzo, bahkan matanya kini terbuka dengan lebarnya karna kabar itu.
" Bodoh!, benar-benar bodoh!, kenapa dia tidak berusaha memperbaiki dirinya!. Dasar bodoh!, "
ucap kei dengan nada kesal sembari mengepalkan kedua tangannya.
" Aku juga mengecek data tentang akane, adik serta ibunya. Jadi mereka dulu adalah keluarga yamada, ayah mereka adalah pengusaha sukses pada bisnis travel, lalu karna terjadi sebuah insiden, bisnis mereka bangkrut dan ayahnya pun tak lama meninggal, meninggalkan hutang-hutangnya pada istri dan juga kedua anaknya. "
" Setelah ditinggalkan sang ayah, mereka mengganti nama belakang mereka dengan nama yang berbeda, berharap mendapat sesuatu hal yang baru dan juga baik. "
" Namun sayang kehidupan mereka malah bertambah parah, dan kini tak ada seorangpun yang tersisa. "
" Itulah kenapa dulu akane membully ku, karna dia memiliki uang dan juga kekuasaan, " celetuk kei yang kini malah ia yang terlihat sedih.
Sekarang suasana bertambah parah, kenzo benar-benar payah dalam mencari topik pembicaraan, keduanya kini kembali saling terdiam hingga hujan sedikit agak reda.
Kenzo mulai memanaskan mobilnya dan kini mencoba membuka percakapan kembali.
" Maaf, harusnya aku tak membahas hal yang tak ingin kau dengar. "
Mendengar itu kei hanya memberi jawaban dengan mengangguk pelan. Setelah itu merekapun bergegas ke tkp yang akan mereka tuju, namun tak lama kenzo mengemudikan mobil, ponselnya bergetar menerima panggilan telefon dari seseorang.
Saat kenzo menerima panggilan telefon tersebut, tanpa memberi salam dan basa-basi, orang yang menelfon nya berkata bahwa, Ia harus kekantor sekarang juga, lalu menutup panggilannya. Mau tak mau kenzo harus menunda penyelidikan nya, ia berbalik arah menuju kantornya.
Setelah berkendara sekitar satu setengah jam, kini mereka sampai. Kenzo menyuruh kei untuk tetap di dalam mobil dan ia menyetujui nya. Kenzo menghela nafasnya panjang, sepertinya ia tau apa yang akan terjadi setelah memasuki bangunan itu.
Kenzo pun, melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam bangunan itu. Baru saja ia masuk,banyak pasang mata yang kini memandanginya. Kenzo berusaha untuk tak menggubris hal itu.
Ia belum menemukan hal aneh sampai ia membuka pintu ruangan tempat bekerja dengan rekan rekannya. Seorang pria bertubuh tinggi berada di dalam ruangan itu,dengan pakaian rapih,serta kedua tangannya yang disilangkan di belakang tubuhnya, sedang menatap keluar arah jendela yang membuatnya kini berada dalam posisi membelakangi kenzo.
Kenzo memasuki ruangan itu tanpa menutup pintu pada ruangan tersebut. Sosok itu kini menoleh padanya dan berjalan mendekatinya, ditengah tengah perjalanannya, sosok itu mengambil sebuah dokumen yang cukup tebal, kemudian melanjutkan perjalanannya mendekati kenzo.
Sekarang sosok itu berada tepat didepan kenzo. Tanpa aba-aba tangan kanan yang sedang memegang dokumen itu, ia ayunkan dari sisi sebelah samping hingga menghantam wajah sebelah kiri kenzo.
Suara hantaman itu begitu keras hingga teman kerjanya yang lain bisa mendengarkannya.
Sosok itu kembali mengulangi perbuatannya beberapa kali hingga membuat bagian puncak pipinya terluka.
" Apa kau mau mengabaikan tugasmu?!!, " tanya sosok tersebut.
" Aku sudah menyelesaikan kasus tentang kebakaran itu, dan kebakaran itu memang disengaja oleh pemilik gedung karna ia menginginkan uang Asuransi!!. Kebakaran itu bukanlah berasal dari putung rokok milik pegawainya, melainkan kesengajaan pemilik gedung!!, " jawab kenzo tegas.
Sosok itu kembali menampar kenzo dengan kertas-kertas yang ia pegang.
" Kau dibayar oleh negara untuk kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pribadimu!. Jadi, bekerjalah dengan benar, dan usut kasus itu lagi!!, "
ucap sosok tersebut yang ternyata adalah atasan kenzo. Seorang inspektur bernama kobayashi homuro.
Kini inspektur tersebut, berjalan melewati kenzo, dan meninggalkan ruangan tersebut. Kenzo terdiam cukup lama hingga akhirnya diapun memutar badannya untuk kembali menemui partner nya, tapi siapa sangka, kei telah berada tepat di depan pintu ruangannya.
Kei berjalan mendekat, saat ia telah berada di depan kenzo, tangannya mulai merogoh saku dan mengambil sebuah plester luka, kakinya kini mulai berjinjit berusaha mengimbangi tinggi badan kenzo.
Kini, kei mulai menempelkan plester pada luka yang berada di wajah kenzo, setelah itu, tangannya mulai mengusap-usap lengan sebelah kiri kenzo, berusaha menghiburnya.
Kenzo meraih tangan kei dan mengajaknya pergi untuk kembali menginvestigasi tkp kasus hideki. Semua pasang mata kembali menatapnya tak berkedip, apalagi setelah melihat kenzo menggandeng seorang perempuan. Kenzo hanya acuh dan terus berjalan melewati para seniornya hingga kembali ke mobil.
Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanannya. Akhirnya setelah memakan waktu kurang lebih satu jam mereka sampai di tkp. Entah mengapa kei merasa cukup aneh karna suasana di lokasinya kini tak begitu ramai orang, bahkan sangat sepi, hanya sekitar dua orang berjalan melewati gang itu.
Kini kenzo menjelas bagaimana kondisi mayat nanako saat ditemukan. Kei mulai mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut kenzo, hingga membayangkan apa yang terjadi saat itu, namun, fokusnya terpecahkan karena dirinya merasa sedang di intai.
Kei menolehkan kepalanya kebelakang berusaha mencari seseorang yang sedang mengamatinya, dan benar saja, dari balik tembok gedung yang menghimpit gang itu, terlihat seorang anak sedang melihat kearahnya.
Kei menghampiri anak tersebut dan meninggalkan kenzo yang masih terus bercerita. Semakin kei mendekati anak tersebut semakin anak itu pergi menjauh darinya.
Setelah permainan kejar kejaran yang cukup lama, tak terasa kini kei berada di sebuah gedung kosong yang belum selesai dibangun, di sana ia melihat anak itu akhirnya berhenti.
Sosoknya yang membelakangi kei, kini mulai memutar badannya dan kini kei dapat dengan jelas melihat wajahnya.
Semua bulu kuduknya berdiri, merinding melihat sosok yang ia lihat sekarang ternyata adalah nanako.
Keduanya kini saling melempar pandangan satu sama lain. Kei mulai men notice sesuatu hal yang janggal dari nanako, ternyata bukan hanya luka bekas jeratan tali dileher, namun, ada luka di bagian samping kepalanya yang terlihat seperti terkena pukulan benda tumpul.
Saat ia sedang mengamati Nanako, tiba-tiba sosoknya kini menatap kei dengan tajam.
kei hanya merasa bingung dengan sosok nanako yang dilihatnya sekarang hanya terus terdiam sembari menatapnya dengan tajam, hingga akhirnya.
DEG.
Jantung kei terasa berhenti sejenak, matanya kini terbuka lebar, badanya gemetar, keringat dingin mengucur dengan derasnya, tak lama tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan, kemudian terjatuh dengan posisi duduk, serta tangannya kini, menahan agar tidak tumbang.
Kei.
Kei.
Kei.
Samar-samar terdengar suara tak asing memanggilnya.
Kei !!.
Suara itu membuat kei tersentak, seseorang yang memanggilnya kini menarik lengannya kebelakang dengan kasar, kemudian mencengkram kedua lengannya.
Kei hanya terus terdiam dengan matanya yang kini terbuka lebar.
KEI !!!!.
Sosok itu kembali memanggilnya dengan nada yang lebih tinggi.
" N-nanako. "
" Ada apa dengan nanako?!!. "
" Aku melihat, melihat saat Nanako dibun*h. "
" Tenang dan ceritakan padaku, " ucap sosok tersebut.
Kei pun, mulai mengatur nafasnya, kini keduanya menepi, dan bersandar pada tembok. Setelah cukup tenang kini kei memulai ceritanya pada kenzo.
" Tuan, aku meninggalkanmu karena melihat seorang anak, saat berusaha aku dekati dia terus berlari,aku pun mengikutinya hingga sampai kesini. Saat melihatnya dari dekat, aku sadar bahwa itu nanako. "
" Dia terus memandangiku, sampai saat jantung ku berhenti sejenak, ternyata nanako merasuki pikiranku, dia memberiku pandangan tentang apa yang terjadi saat itu, dan setelah aku melihat nya.
Nanako tidak meninggal di gang itu,melainkan di gedung ini!. "
" Apa?, tolong ceritakan lebih rinci padaku, " ucap kenzo.
" Nanako dibunuh bukan dijerat menggunakan tali, melainkan di pukul dengan benda tumpul di tempat ini. Tuan tau bahwa tempat ini adalah gedung yang masih berada dalam tahap pembangunan kan, jadi banyak alat pertukangan, atau benda benda tumpul yang berguna untuk konstruksi. Walau terlihat gelap tapi samar samar aku melihatnya. Aku melihat hideki juga berada di sana. "
" Apa yang kau maksud!, kau berfikir bahwa memang hideki yang membunuhnya!!, " ucap kenzo reflek memotong cerita kei.
" Aku bercerita dari sudut pandang nanako, tenang dan dengarkanlah dahulu. "
" Nanako kala itu berlari ingin keluar dari gedung ini, namun, seseorang memukulnya dari arah belakang dengan benda tumpul hingga membuatnya pingsan.
Saat ia membuka matanya kembali, dari mata nanako aku bisa melihat bahwa pakaiannya telah dilucuti, hingga ia benar-benar tel*njang bulat.
Saat mata nanako beralih ingin memandang si pelaku yang kini sedang menindih tubuhnya, ia kembali memukul kepala nanako hingga beberapa kali yang membuatnya tewas.
Namun, sesaat sebelum ia menutup matanya, dari arah samping terlihat seorang pria, dan aku simpulkan pria itu adalah hideki.
Jadi mungkin hideki memergoki sosok yang melec*hkan serta membun*h nanako.
Hanya itu yang aku lihat selebihnya aku, aku tak tau. "
Setelah mendengar semua penjelasan itu, kenzo hanya menghela nafas. Kenzo hanya merasa bingung dengan apa yang terjadi.
Hari sudah semakin siang, kenzo memutuskan untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu.
Ia mengajak kei untuk mencari resto terdekat, namun, saat sedang berjalan santai mencari sebuah tempat makan, pandangan kenzo teralihkan saat melihat seorang anak yang menyebrang jalan, dari arah berlawanan sebuah truk melaju dengan kencang.
Tak ingin melihat sang anak tertabrak, kenzo berlari menuju anak tersebut, memeluk lalu berguling hingga bahu jalan.
Jarak antar kenzo dan truk sangatlah tipis, terlambat satu detik saja, alih-alih menyelamatkan, malah membuat nyawa kenzo dan anak ini melayang.
Kenzo langsung menanyakan keadaan anak tersebut.
" Kau tak apa?. "
sang anak yang masih berada dalam pelukan kenzo perlahan mulai membuka matanya dan mendongak kearah kenzo. Anak itu hanya mengangguk, mungkin masih terlalu syok baginya atas kejadian ini.
Kei menghampiri kenzo, dan langsung mengecek keadaan anak yang hampir terluka tadi dan syukurlah dia tidak terluka.
Kini giliran kei memeriksa kondisi kenzo, dan sepertinya hanya bajunya yang kotor dan sedikit luka lecet terkena aspal pada bagian jari tangannya karena, melindungi kepala si anak saat berguling tadi.
Orang-orang mulai berkumpul setelah melihat aksi heroik kenzo, alih-alih senang menjadi pusat perhatian, kenzo malah menyuruh semua orang untuk bubar.
Setelah mengusir semua orang kini kenzo menatap kei karna sikapnya yang aneh.
Kei terus terdiam dengan mata yang terbuka lebar sembari memandang sebuah gelang bergambar dua merpati yang dipakai pada anak tersebut.
Kenzo memegang pundak kei untuk bertanya apa dia baik baik saja?, namun, belum sempat ia membuka mulutnya, kei langsung merendahkan tubuhnya berusaha menyeimbangkan tinggi badan anak tersebut kemudian mencengkam kedua lengan anak tersebut.
" Gelang itu, dari mana kau dapatkan gelang itu?, "
tanya kei dengan tatapan serius.
" Ini gelang yang diberi pengasuh panti pada kami. Semua anak di panti memiliki ini untuk identitas, " jawab anak tersebut.
Kei dengan cepat kini kembali berdiri dan menatap mata kenzo.
" Aku tau tuan. Nanako adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. "
" Apa maksudmu?, " tanya kenzo kebingungan.
" Aku melihat gelang itu juga dipakai oleh nanako.
Itulah kenapa tidak ada keterangan siapa orang tua nanako, karena memang ia seorang yatim piatu jadi-, "
belum selesai kei berbicara, kenzo memotongnya.
" Ayo kita pergi, pergi ke panti asuhan anak ini."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Little Dream
Gak heran sih😌
2023-04-26
1
Little Dream
Wkwkwk malu dia🤣
2023-04-26
1
Little Dream
Gila binatang ini 🙂🔪
2023-04-26
1